Подумать только, все лето провести у моря! А почему бы нет? Творческий человек может творить где угодно. Кроме того, назрела необходимость что-то поменять в жизни, наполнить ее новым смыслом… Так думала Диана, собираясь в поездку и напевая песенку: «Пляжи, чайки, плесы у затона…» И уж точно, после недавнего расставания с бойфрендом, она не планировала никаких отношений. Только вот, у судьбы на этот счет совсем другие планы. И воплощать она их начнет, как только Диана прибудет на место отдыха.
View More“Kau memang bisa membuatku menjadi gila, Vero!” rutuk seorang pria di sela lenguhannya.
Saat ini, ia sedang berada di depan tubuh seorang wanita yang dia panggil dengan nama Vero. Tubuh keduanya tentu saja sudah polos dan mandi keringat. Lelaki bernama Ramon itu terus bergerak mengikuti ritme permainan panas yang sedang berlangsung antara dirinya dan wanita itu.Siapa lah yang berani menolak pesona tampan pemilik perusahaan parfum di negara Perancis itu? Bahkan Veronica yang hanya lah seorang sekretarisnya saja tak luput dari rasa ketertarikan itu.
“Terus lah, Sayang. Jangan berhenti!” rengek Vero saat Ramon menghentikan hentakan tubuhnya.“Sabar. Aku perlu memakai pengaman terlebih dahulu,” ucap Ramon seraya mengambil sebuah bungkusan kecil dari laci mejanya.Sebenarnya, saat Ramon memakai pengaman ketika akan mencapai puncak kenikmatan, itu adalah hal yang paling membuat kesal pada diri Vero. Terlebih, ia sangat bermimpi bahwa bisa mengandung anak dari percintaannya bersama Ramon.Vero dan Ramon selama ini memang hanya lah sebatas bos dan atasan saja, bahkan setelah tiga tahun kebersamaan mereka dalam perusahaan itu. Namun, semua berubah saat malam kenaikan jabatan Ramon menjadi CEO menggantikan posisi ayahnya yang sudah terlalu tua untuk memimpin perusahaan.
Malam itu Ramon dan Vero mnghadiri jamuan makan malam istimewa dan tanpa diduga Vero minum terlalu banyak hingga mabuk. Saat itu, Ramon mengantarkannya pulang ke apartemen tempat Vero tinggal. Tanpa diduga dan disengaja, percintaan mereka terjadi begitu saja di sana untuk pertama kalinya.Dan setelah malam itu, baik Ramon mau pun Vero seperti tak ingin berjauhan dan berpisah. Apalagi, Vero masih perawan saat pertama kali bercinta dengan Ramon.
“Kenapa kau harus memakai pengaman itu terus?” tanya Vero dengan hati sedih atas tindakan Ramon sekarang.“Aku tidak ingin mengambil resiko, Sayang. Kau tahu kan bahwa pernikahanku dengan Miana tinggal tiga bulan lagi. Jangan sampai kau hamil dan semuanya menjadi berantakan,” jawab Ramon dengan santai tanpa memperdulikan bagaimana perasaan Vero saat mendengarnya.Hati Vero terasa sangat sakit mendengar kalimat itu keluar dari mulut Ramon secara langsung. Meski ia sudah tahu bahwa Ramon memang tidak akan pernah serius bersamanya. Mereka hanya sedang menjalani sebuah hubungan terlarang. Ramon sudah memiliki tunangan dan mereka sedang berhubungan jarak jauh.Percintaan itu terus berlanjut dengan Ramon yang jelas saja sudah memakai pengaman di bagian kemaluannya. Dia tetap mengenakannya meski Vero sudah bersedia dan tidak akan menuntut andai suatu saat dia hamil anak Ramon. Secinta itu Vero kepada Ramon dan tetap saja Vero merasa hanya sebagai pelampiasan bagi pria itu.
Setelah mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan, keduanya berbaring di ranjang empuk yang ada di dalam apartemen rahasia milik Ramon itu. Tidak ada yang tahu apartemen itu selain mereka berdua. Tentu saja, semua itu demi kenyamanan mereka bersama dalam menjalani hubungan.
Tidak ada seorang pun yang tahu jika Ramon dan Vero memiliki affair. Semua itu sudah melalui pertimbangan yang matang antara keduanya. Meski jika semua orang tahu, itu tidak akan jadi masalah yang besar bagi Ramon. Tentu saja tidak begitu bagi Vero.
Veronica menyandarkan kepalanya di dada bidang berbulu milik sang boss. Dia tidak pernah ingin menyudahi permainan panas mereka begitu saja. Namun, Vero juga tidak berani berharap lebih pada seorang Ramon.
“Apa kau mencintaiku?” tanya Vero tiba-tiba saja kepada Ramon.
Pria itu langsung menoleh dan menghentikan gerakan tangannya yang sedang bermain dengan untaian rambut ikal Vero yang pirang. “Apa maksud dari pertanyaanmu itu, Veronica Sweet? Kau tahu bukan? Tidak boleh ada cinta dalam hubungan ini!” jawab Ramon dengan tegas dan tak terbantahkan.
“Tapi ... kebersamaan kita ....”
Vero tidak melanjutkan lagi ucapannya. Dia tahu, Ramon akan marah jika dia terus protes seperti itu. Sejak awal, Vero sudah tahu di mana posisinya berada. Meski dia berdiri di samping Ramon, dia hanya lah seorang bawahan. Jika dia berada di ranjang yang sama dengan pria itu dan mereka meraih kenikmatan bersama, tetap saja bagi Ramon dirinya hanya lah seorang wanita yang tidak ada pengaruhnya dalam hidup.
“Sorry. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku hanya terlalu emosional. Mungkin, aku akan segera datang bulan,” ucap Vero mencari alasan agar pria itu tidak lagi mengingat pembicaraan mereka tadi.
“Tidak masalah. Wanita memang selalu seperti itu. Mereka akan selalu melibatkan perasaan dalam segala hal,” kata Ramon pula dengan helaan napas yang kemudian duduk bersantai sambil menyalakan sebatang tembakau yang sudah tergulung rapi dalam kertas putih.
Vero merasa sudah saatnya dia membersihkan diri, karena saat Ramon sudah menyalakan rokok, itu tandanya dia sudah kehilangan mood untuk melanjutkan permainan pada ronde berikutnya. Vero berdiri dengan tubuh yang molek dan mulus.
Namun, ada beberapa tanda merah yang baru saja dicapkan oleh Ramon di bagian dada putih dan mulusnya. Vero berjalan dengan santai di depan Ramon meski dia tidak memakai sehelai benang pun saat ini.
“Apa kau tidak ikut sekalian?” tanya Vero sengaja memancing Ramon agar pria itu merasa lebih rileks lagi seperti sebelumnya.“Tidak! Aku akan mandi di kantor saja. Miana akan datang setengah jam lagi dan akan langsung ke kantor. Jadi, aku harus kembali sekarang,” jawab Ramon dan menatap lekat kedua bola mata biru milik Veronica Sweet yang sejujurnya sangat dia sayangi itu.“Miana? Tunanganmu itu datang?” tanya Vero setengah tak percaya.“Bukan datang. Dia pulang dan tidak akan pergi lagi mulai saat ini,” ralat Ramon dan membuat hati Vero seperti baru saja jatuh ke lantai dan pecah berderai.Tidak ada lagi yang bisa Vero katakan selain masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air sower. Air hangat itu terasa sangat pedih menyentuh kulit tubuhnya, bukan karena terlalu panas. Akan tetapi, hati Vero lah yang terlalu sakit saat ini.
“Jadi ... dia datang? Tidak! Dia tidak hanya datang, tapi dia kembali!” batin Vero berkata dengan sangat pilu sembari berjongkok di bawah guyuran air sower itu.
Dia tidak bisa menahan aliran air matanya yang terus berpacu dengan derasnya hujaman air dari sower kamar mandi apartemen mewah milik sang kekasih rahasianya itu.
Memang, selama ini Vero sudah tahu jika Ramon memiliki seorang tunangan yang berprofesi sebagai model internasional. Namun, salah siapa jika dia akhirnya jatuh cinta pada Ramon dan tak bisa melepaskan pesona pria itu dari hatinya?
Salah siapa wanita itu membiarkan jarak membentang di dalam hubungan mereka, sehingga memberikan ruang dan tempat bagi Vero untuk mengisi kekosongan hati atau mungkin hanya sebagai pelepas candu bercinta Ramon saja.
“Aku bisa apa? Dia sudah kembali, dan aku tetap akan menjadi diriku. Bagaimana ke depannya nanti, semua tergantung pada keputusanmu, Ramon!” Vero berkata dalam hatinya dengan mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Лето пролетело как один день. Вот вроде вчера еще был июнь, а сегодня уже последний день августа.Диана сидела на балконе-веранде второго этажа шале, потягивала коктейль и любовалась морем. Это уже вошло у нее в привычку, в послеобеденные часы. Особенно когда Алик был в отъезде, как сейчас. В такие дни она перебиралась к нему, чтобы следить за Гектором, ну и наслаждаться милой сердцу роскошью, ведь этот домик успела полюбить по-настоящему. И уже по нему скучала. Как и по Алику…По молчаливой договоренности Диана не переехала к Алику. Об этом как-то даже разговора не заходило. Она частенько оставалась у него на ночь, но порой хотелось побыть и одной, на своей территории. Да и в доме Лены, на собственной веранде отлично работалось.Пару дней назад она дописала роман и работой своей осталась довольна. Впереди ждала редактура, общение с издателем, но это все уже вторично. Главное, что роман получился именно таким, каким она его и задумывала изначально.
Хорошо и совершенно не жарко! Именно с такими эмоциями Диана и пробудилась от дневного сна. Через проем в палатке, который она оставила открытым, просматривалось озеро. Наверное, солнце уже низко, и именно поэтому водоем так загадочно блестит в его лучах. Снаружи слышались детские крики и взрослые голоса. Но все это не помешало Диане проспать долго и крепко. И сейчас она чувствовала себя по-настоящему отдохнувшей.Надо бы уже встать, но Диане так хотелось просто полежать и немного подумать, глядя на горы, что окаймляли озеро. Их вид успокаивал и завораживал. Какие же они, все-таки, удивительные. Чудо природы, не иначе. Вот ведь вроде так долго ехали, все время взбираясь, а кажется, что и сейчас они находятся не на приличной высоте над уровнем моря, а у подножья гор, и заснеженные вершины продолжают манить, притягивая взор. И разве что обрыв, что начинается сразу за забором базы развеивает эту иллюзию. И Лена права – воздух тут настолько чистый, что порой от одного этого
- Рота, подъем! – с такими словами влетела Лена в комнату Дианы.Она еще даже не проснулась, как застонала от резкой боли в голове, в которой завибрировал громкий голос.- Знаю, как ты себя чувствуешь, - уже немного тише произнесла Лена, присаживаясь на край кровати. – Сама такая… Но поверь мне, лежать еще хуже. Надо двигаться.- Не могу, - промычала Диана. – Я и пальцем пошевелить не могу.- А я тебе лекарство принесла. Сразу полегчает.Если Диана мечтала обнаружить на прикроватной тумбочке какую-нибудь волшебную таблетку, что сразу же излечит ее от похмелья, то оскорбилась в самых лучших ожиданиях, увидев стакан с вином. И сразу же ее замутило так, что вынуждена была броситься в уборную.Когда вернулась, Лена как сидела, так и продолжала сидеть, а место вина занял стакан с водой и таблетка.- Пей аспирин, раз не хочешь по-народному, - бодро улыбнулась Лена. – Тоже помогает.- Лен, ты вчера, случ
Жизнь вошла в прежнюю норму. Только вот Диана не знала, рада она этому или нет.День начинался как обычно – с утренней гимнастики. Но теперь на пляж Диану сопровождал Гектор. И пока она разминалась, пес носился кругами и вытворял такое, что бедные чайки, лениво прогуливающиеся по берегу, были от него, наверное, в шоке.Потом следовали пара часов упорной работы и нагуливания аппетита. К ней вернулся ее любимый ноутбук, и сказать, что Диана была счастлива – значит, ничего не сказать. Да сначала она не могла налюбоваться им! Любовно оглаживала, разве что не целовала своего верного друга, служившего ей верой и правдой вот уже почти два года. Сетовала, что оказался тот в чужих, коварных руках. И благодарила бога, что вернул его ей.После плотного завтрака в любимой столовой, где уже все работники стали ей как родные, Диана отправлялась на пляж – загорать и купаться. Благо, море уже успокоилось окончательно, разве что еще не наступил полный штиль. Ей
Вопрос с подарком Алику Диана все же решила. В магазинчике кожаных аксессуаров она купила ему стильный брючный ремень и красиво его упаковала. Не привыкла она как-то ходить на Дни рождения без подарков, даже по соседству, даже когда фантазия отказывается подсказывать что-нибудь оригинальное. А ремень – штука такая, лишним точно не будет.Нет, ну это ж нужно придумать – подари мне поцелуй! Детский сад на лужайке. Он бы еще в бутылочку предложил сыграть. Да и многовато этих поцелуев стало что-то в ее жизни. Особенно сейчас, когда они вообще не желательны.Интересный он такой – приходи ко мне завтра. А когда? Время-то Алик не обозначил. Это же не утренний хаш, когда одни гости сменяют других. Наверное, и у его родственников на Дне рождения принято собираться всем вместе за столом и чествовать именинника. Ей-то когда приходить?На пляж сегодня Диана сходила в часы загара, не рискуя встретить там Алика. Зарядку делала опять на лужайке. А потом весь
Всю дорогу от ресторана Алик не переставал размышлять, а не слишком ли он торопит события? Он смотрел на Диану, обнимал ее за плечи и понимал, что хочет эту женщину со страшной силой. Да ни о чем другом он и думать не мог! И весь вечер, пока они разговаривали о ничего незначащих вещах, он тоже думал об этом. Постоянно тянуло прикоснуться к ней, ощутить ее теплую гладкую кожу под своими пальцами, сжать в объятьях так сильно, как только сможет себе позволить. Этот украденный поцелуй… да он же едва не выбил почву у него из-под ног, едва не заставил подхватить ее на руки, чтоб добраться до дома быстрее, бегом.Он боялся, что вот сейчас, когда поравнялись с ее домом, она точно остановится и пожелает ему спокойной ночи. Силуэт ее растает в тени ночного сада, а сам он отправится домой усмирять воспаленную плоть и тушить пожар в душе. Но она не остановилась, хоть и шаг ее на миг сбился.- Зайдешь? – Алик разглядывал взволнованное лицо Дианы, пытаясь понять, о чем
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments