author-banner
D-Cap
Author

Romans de D-Cap

Sang Peramu Hasrat

Sang Peramu Hasrat

Julian hanya ingin meracik minuman dengan tenang di barnya yang remang-remang. Namun, tatapan matanya yang tajam dan aura misteriusnya justru menjadi magnet bagi empat wanita berbeda yang terobsesi memilikinya. Ada Lily, mahasiswi polos yang nekat menyelinap ke gudangnya. Giselle, sang mantan yang penuh dendam dan rindu. Clara, investor kaya yang ingin mendominasinya. Dan Dr. Sarah, tetangga yang menawarkan "terapi" tengah malam yang panas. Di tengah gemerlap Jakarta Selatan, Julian terjebak dalam permainan seduksi yang berbahaya. Siapakah yang akan memenangkan hatinya—dan tubuhnya—malam ini? "Setiap wanita ingin memilikinya. Tapi tak ada yang bertanya, apa yang Julian inginkan."
Lire
Chapter: Lift Kaca
Perjalanan dari Senopati ke Kuningan pada pukul tiga pagi adalah sebuah ironi. Jalanan yang biasanya macet total kini terbentang luas dan kosong, sebuah sungai aspal hitam yang sepi di bawah sorotan lampu jalan berwarna oranye pucat. Julian mengemudikan sedan hitamnya dalam diam, membiarkan dengungan mesin menjadi satu-satunya suara yang menemaninya. Tidak ada radio. Tidak ada musik. Telinganya masih berdenging sisa dentuman bass dan suara lengkingan Giselle.Apartemen The Obsidian menjulang di hadapannya seperti monolit kaca raksasa yang menusuk langit malam Jakarta. Bangunan itu dingin, angkuh, dan mahal—tempat yang sempurna untuk seseorang yang ingin menghilang di tengah keramaian. Julian memilih tinggal di sini bukan karena kemewahannya, melainkan karena privasinya. Di sini, tetangga tidak saling menyapa. Di sini, anonimitas adalah kemewahan tertinggi.Julian memarkir mobilnya di basement P2 yang sunyi, lalu berjalan gontai menuju lobi lift. Langkah kakinya terasa berat. Lelah fis
Dernière mise à jour: 2025-12-12
Chapter: Asap Rokok dan Masa Lalu
Pukul dua pagi, The Velvet Room berubah menjadi kerangka dari kemewahannya sendiri.Tanpa musik jazz yang mengalun, tanpa denting gelas kristal yang bersulang, dan tanpa tawa renyah para sosialita Jakarta Selatan, tempat itu hanyalah sebuah ruangan bawah tanah yang sunyi dan berbau sisa pesta. Asap rokok yang terperangkap di udara mulai turun, menempel pada sofa-sofa beludru merah marun, menciptakan lapisan tipis aroma dekadensi.Julian baru saja membalik tanda di pintu depan menjadi “CLOSED”. Bimo, asisten bartendernya, sudah pamit lima belas menit lalu, berlari mengejar ojek online di tengah gerimis yang masih enggan berhenti. Kini, hanya ada Julian dan suara mesin kopi yang mendesis pelan saat sedang dibersihkan.Atau setidaknya, Julian berharap hanya ada dia sendiri.Suara langkah kaki stiletto yang mengetuk lantai kayu mematahkan harapan itu. Temponya lambat, menyeret, namun penuh ritme. Julian tidak perlu menoleh untuk tahu siapa pemilik langkah itu. Dia hafal bunyinya, sama sep
Dernière mise à jour: 2025-12-12
Chapter: Tamu Tak Diundang
Langkah kaki Julian bergema di lorong sempit yang menghubungkan area bar utama dengan gudang penyimpanan di bagian belakang Gedung Aradhana. Di sini, musik jazz yang melantun dari panggung—suara Giselle yang kini menyanyikan “Cry Me a River”—terdengar teredam, seperti gema dari kehidupan lain yang jauh.Udara di lorong ini berbeda. Jika di depan sana udara dipenuhi parfum mahal dan asap rokok elektrik beraroma buah, di sini baunya lebih jujur: bau beton tua yang lembap, kardus basah, dan aroma alkohol murni yang menyengat. Lampu neon di langit-langit berkedip sekali, berdengung rendah seolah memprotes jam kerja yang terlalu larut.Julian tidak menyukai kejutan. Hidupnya sudah cukup rumit dengan angka-angka pembukuan yang merah dan masa lalu yang menolak untuk mati. Jadi, ketika ekor matanya menangkap bayangan menyelinap tadi, insting teritorialnya langsung mengambil alih.Dia mendorong pintu baja berat bertuliskan “Staff Only”. Engselnya tidak berdecit—Julian rajin meminyakinya—sehing
Dernière mise à jour: 2025-12-12
Chapter: Racikan Tengah Malam
Jam sebelas malam di Jakarta Selatan adalah waktu di mana topeng-topeng profesional mulai retak, digantikan oleh wajah-wajah yang lapar akan pelarian. Di luar, aspal Jalan Senayan Lama mungkin masih basah sisa hujan sore, memantulkan lampu-lampu jalanan yang buram dan bising. Namun, lima meter di bawah permukaan tanah, di dalam basement Gedung Aradhana yang kokoh dan bergaya kolonial, waktu seolah berhenti berdetak.Di sini, di The Velvet Room, udara terasa lebih berat, dipenuhi aroma kulit, asap rokok tipis yang lolos dari ventilasi, dan parfum mahal yang bercampur dengan tajamnya alkohol.Dan di pusat semesta kecil yang remang-remang ini, berdiri Julian Baskara.Julian tidak sedang berusaha menarik perhatian siapa pun. Dia hanya bekerja. Kemeja hitamnya digulung hingga ke siku, memperlihatkan lengan bawah yang terbalut otot-otot kencang namun ramping—hasil dari ribuan jam mengangkat krat botol dan mengocok shaker perak yang kini berada dalam genggamannya. Ada butiran keringat yang m
Dernière mise à jour: 2025-12-12
Vous vous intéresseriez aussi à
The Romanov Diadem
The Romanov Diadem
Urban · Zoya Dmitrovka
7.5K Vues
Diary Yang Basah
Diary Yang Basah
Urban · yosephwuwur0584
7.4K Vues
SANG MAFIA PENGUASA
SANG MAFIA PENGUASA
Urban · MinZimi
7.4K Vues
Tiada Hidup Tanpa Sistem
Tiada Hidup Tanpa Sistem
Urban · Rizki Al-Mubarok
7.3K Vues
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status