
PEMBALASAN DENDAM ZENITH
Kota Rose Valley, tempat uang, sihir, dan kekuasaan berpadu, menjadi saksi dari sebuah tragedi berdarah yang menghancurkan keluarga Zenith. Jonathan dan Sierra Zenith tewas di tangan Gustav Leiva dan putranya, Lucas Leiva, dalam sebuah perjamuan mewah yang berubah menjadi pembantaian. Putra semata wayang mereka, Clive Zenith, berhasil diselamatkan oleh sang ibu dan menghilang tanpa jejak.Sepuluh tahun kemudian, Clive tumbuh di bawah asuhan Kakek Yuan, seorang pertapa bijak di Kuil Surgawi, dan Wing Shao, cucunya. Berlatih dengan disiplin tinggi, menggabungkan energi Chi, Yin dan Yang, serta mengasah aura Tension yang belum pernah terlihat sebelumnya, Clive menjelma dari seorang bocah penuh trauma menjadi pemuda yang kuat dan penuh determinasi.Saat itu juga, di tengah gemerlap kota Rose Valley yang dikuasai Leiva, terdengar bisikan pelan dari balik hutan Nordia: “Leiva... waktunya hampir tiba.”Kisah ini mengangkat tema balas dendam, pertarungan antar keluarga, sihir tingkat tinggi, dan perjalanan seorang pemuda untuk menaklukkan takdir yang pernah merenggut segalanya dari genggamannya.Siapakah yang akan berdiri sebagai pemenang? Keluarga Leiva yang angkuh dan berdarah dingin, ataukah Clive Zenith, sang pewaris yang tumbuh dari reruntuhan masa lalu untuk membawa badai pembalasan?
Read
Chapter: Bab 80Pagi harinya, udara di taman belakang kediaman Zenith terasa segar dan penuh dengan energi kehidupan. Proyek renovasi Nelson telah selesai dengan sempurna, mengubah halaman yang tadinya biasa saja menjadi sebuah replika miniatur dari Hutan Makaoka yang menenangkan. Clive duduk bersila di atas sebuah batu datar yang hangat oleh sinar matahari pagi, matanya terpejam dalam meditasi. Ia menyerap energi alam di sekelilingnya, menenangkan riak-riak sisa dari pertempuran internal dan eksternal beberapa hari terakhir. Setelah kepuasan dari melihat rencananya berjalan mulus, ia membutuhkan ketenangan ini untuk kembali menemukan pusat dirinya."Tuan Muda."Suara Nelson yang tenang memecah keheningan. Clive membuka matanya. Tangan kanannya yang setia itu berdiri di dekatnya, membawa nampan berisi secangkir kopi hitam yang mengepulkan uap dan sepiring kentang goreng yang masih panas."Ada apa, Nelson?" tanya Clive, mengambil cangkir kopi itu.Nelson menyerahk
Last Updated: 2025-09-11
Chapter: Bab 79Di dalam ruang keluarga utama Mansion Atremides, keheningan terasa dingin dan berat. Cahaya sore keemasan menerobos masuk melalui jendela-jendela raksasa yang menghadap ke taman mansion keluarga Atremides yang luas, namun sinarnya seolah tak mampu menghangatkan suasana di dalam. Atmosfer ruangan itu kaku, seakan seluruh udara dipenuhi oleh tekanan tak kasat mata.Aurora Atremides duduk di atas sofa beludru putih yang megah, punggungnya tegak, kedua tangan bertaut di pangkuan, dan kepalanya sedikit menunduk. Rambut hitamnya menjuntai lembut di sisi wajahnya yang pucat. Di hadapannya duduk kedua orang tuanya—Berry Atremides, dan Milla Atremides, wanita anggun dengan mata sekeras berlian."Aurora," suara Milla akhirnya memecah keheningan, nadanya halus namun mengandung ketegasan tajam seperti pisau bedah. "Kami membesarkanmu untuk menjadi wanita yang cerdas dan bijaksana. Kami memberimu kebebasan lebih dari yang didapatkan oleh gadis-gadis bangsawan lain. Tapi kau mem
Last Updated: 2025-09-11
Chapter: Bab 78Setelah keajaiban di kamar rumah sakit itu mereda, dan setelah Paul White yang telah diremajakan kembali beristirahat dengan tenang, Clive tahu waktunya di sana telah usai. Ia berpamitan dengan Zahra dan Rossa di lobi rumah sakit yang kini sunyi."Clive, terima kasih," kata Zahra, memeluknya dengan kehangatan seorang ibu. "Kau telah memberikan keluarga kami lebih dari yang bisa kami bayangkan."Rossa hanya mengangguk, matanya yang indah masih sedikit sembab karena air mata bahagia. "Hati-hati, Clive. Hubungi aku jika kau butuh apa pun.""Pasti," jawab Clive sambil tersenyum. "Kalian juga, jaga Paman Paul baik-baik."Ia menolak tawaran mereka untuk diantar dan memilih memanggil taksi maglev sendiri. Saat ia duduk di dalam kendaraan yang meluncur tanpa suara itu, ia menatap gedung Rumah Sakit Healing Wings yang menjulang. Misi pertamanya telah selesai. Ia berhasil mendapatkan obat itu dan menyelamatkan nyawa sekutunya.Ponselnya berdering d
Last Updated: 2025-09-10
Chapter: Bab 77Di dalam kamar VIP Rumah Sakit Healing Wings yang sunyi dan steril, waktu seolah berhenti. Tiga pasang mata tertuju pada satu titik: pada pil hitam pekat seukuran mutiara yang kini berada di telapak tangan Paul White yang gemetar. Di satu sisi, ada janji mustahil dari seorang pemuda putra dari sahabat baiknya yang telah lama meninggal dunia. Di sisi lain, ada realita pahit dari vonis dokter dan mesin-mesin medis yang berbunyi monoton.Paul White, seorang patriark yang seumur hidupnya mengambil keputusan berdasarkan data, logika, dan probabilitas, kini dihadapkan pada sebuah pilihan yang sepenuhnya didasarkan pada iman. Ia menatap wajah istrinya, Zahra, yang berusaha tegar namun matanya tak bisa menyembunyikan keputusasaan. Ia menatap putrinya, Rossa, yang menggenggam tangannya dengan erat, menyalurkan semua harapan mudanya lewat sentuhan itu. Lalu ia menatap Clive.Di mata pemuda itu, Paul tidak melihat kesombongan atau kebohongan. Ia melihat sebuah ketenangan yang
Last Updated: 2025-09-10
Chapter: Bab 76Keesokan harinya, wajah Nelson dan Barbara nampak berseri seri seolah mereka terlahir kembali seperti seekor ulat yang berevolusi menjadi seperti kupu-kupu. Dan setelah ia menyelesaikan sarapannya ,Clive bergegas pergi ke rumah sakit Healing Wings untuk menjenguk Paul White. Karena Nelson memiliki kepentingan di zenith Corp maka Clive pergi sendiri menggunakan taksi.Setibanya ia di lobby rumah sakit Healing Wings, Clive berjalan menuju kamar Paul White. Di sakunya, Clive membawa sebuah kota kayu coklat yang di dalamnya sudah ada sebuah pil rejuvinasi. Buatan nya semalam.Clive adalah tipe orang yang selalu memberikan punishment and reward. Jika orang itu loyal dan setia kepadanya ia akan memberikan hadiah. Contohnya seperti kejadian semalam. Clive tidak perlu berpikir puluhan hingga ratusan kali hanya untuk memberikan pil itu kepada Barbara dan Nelson. Karena loyalitas mereka terhadap keluarga Zenith dan mendiang kedua orang tua nya tidak di ragukan lagi. Dan ka
Last Updated: 2025-09-09
Chapter: Bab 75Setelah makan malam yang hangat, suasana di ruang makan kediaman Zenith terasa tenang. Barbara sedang membereskan piring-piring, sementara Nelson berdiri di dekat jendela, menatap taman belakang yang kini mulai rimbun. Clive, yang sejak tadi hanya diam mengamati mereka, akhirnya memecah keheningan. "Nelson, Barbara," panggilnya. "Bisa tolong kemari sebentar? Ada sesuatu untuk kalian." Keduanya menoleh, sedikit terkejut dengan nada serius dalam suara Tuan Muda mereka. Mereka berjalan menghampiri meja makan yang besar itu. Clive mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil, membukanya, dan meletakkan dua butir pil hitam pekat di atas permukaan meja yang dipoles mengkilap. Pil itu aneh. Warnanya hitam legam, seolah menyerap semua cahaya di sekitarnya, namun dari permukaannya yang halus, menguar aroma herbal yang sangat kuat, menenangkan, dan terasa begitu kuno, seperti bau tanah setelah hujan pertama di musim semi. "Apa ini, Tuan Muda
Last Updated: 2025-09-09
Chapter: Bab 59Pagi itu, aroma sarapan yang disiapkan Tommy memenuhi seisi rumah. Tommy dengan cekatan menata piring-piring di meja makan ketika Sabrina muncul dari kamarnya. Ia sudah rapi dengan pakaian kerjanya, sebuah blazer abu-abu gelap yang dipadukan dengan blus sutra berwarna krem, dan celana bahan yang presisi. Namun, yang membuat Tommy mengerutkan kening adalah koper berukuran sedang yang ia seret di belakangnya. "Sabrina? Mau ke mana kamu? Kenapa bawa koper?" tanya Tommy, tangannya berhenti sejenak di atas tumpukan roti panggang. Sabrina tersenyum tipis. "Selamat pagi, Tom. Ya, aku rasa sudah cukup tinggal di sini." Ia menghela napas ringan. "Keluargaku sudah memesan sebuah kamar di Golden Gate Hotel. Dan mulai hari ini, aku akan tinggal di sana." Mendengar nama Golden Gate Hotel, Tommy mengangguk mengerti. Ia tahu, sebagai keluarga terkaya nomor tiga di Highland, harga sebuah kamar di hotel bintang lima itu bukanlah masalah bagi keluarga Sabrina. Tommy juga tahu sedikit banyak tentang
Last Updated: 2025-06-26
Chapter: Bab 58 Deru mesin halus BMW Seri 3 memecah keheningan sore di Levin, sebuah kota kecil yang tenang di pinggiran. Jalanan yang tadinya lebar dan ramai di pusat kota kini berganti menjadi jalanan aspal yang lebih sempit, diapit oleh rumah-rumah dengan halaman berumput dan pagar kayu sederhana. Ini adalah dunia yang sangat berbeda dari lanskap beton dan kaca tempat penthouse Tommy berada. Namun, bagi Tommy, suasana ini membawa kedamaian yang aneh, rasa 'pulang' yang tulus. Ini adalah dunia Tiffany, istrinya. Ia membelokkan mobil hitam metalik itu ke halaman sebuah rumah yang rapi dan bersahaja. Cat putihnya sedikit mengelupas di beberapa bagian, tetapi taman di depannya dirawat dengan cermat, penuh dengan bunga-bunga mawar dan melati yang sedang mekar. Ini adalah rumah keluarga Tiffany, tempat istrinya tumbuh dewasa. Tommy mematikan mesin. Sejenak ia hanya duduk di sana, memandangi teras tempat ia sering duduk berbincang dengan ayah mertuanya. Ia tidak melakukan ini untuk pamer. Ia melakukan
Last Updated: 2025-06-25
Chapter: Bab 57Mentari pagi baru saja merangkak naik, memandikan kota dengan cahaya keemasannya. Di ruang makan sebuah penthouse mewah yang menghadap ke lanskap kota, Tommy menyeruput kopi paginya. Aroma kopi arabika yang kental berpadu dengan keheningan yang menenangkan. Di seberang meja, istrinya, Tiffany , tersenyum sambil mengagumi kunci mobil baru yang tergeletak di samping piringnya."Kau benar-benar melakukannya," ujar Tiffany, matanya berbinar. "BMW Seri 5 ini... seperti mimpi."Tommy tersenyum. "Hanya yang terbaik untukmu, sayang. Lagipula, pramuniaga di sana sangat profesional. Pengalaman yang menyenangkan.""Lalu, apa rencanamu hari ini? Bukankah kau bilang akan membelikan mobil untuk Ayah?""Benar," kata Tommy sambil meletakkan cangkirnya. "Aku akan kembali ke area showroom itu. Ada urusan yang belum selesai." Ada kilatan samar di matanya yang tidak bisa dibaca Tiffany, perpaduan antara geli dan sebuah prinsip yang tak tergoyahkan.Beberapa jam kemudian, Tommy tiba di kawasan otomotif pr
Last Updated: 2025-06-24
Chapter: Bab 56Suasana makan malam terasa hangat malam itu, jauh berbeda dari biasanya. Nathalia, yang biasanya menunjukkan sikap ketus dan tak jarang melontarkan sindiran, kini tampak jauh lebih melunak. Tommy tahu betul sifat mertuanya; Nathalia adalah tipe wanita yang materialistis, dan "sentuhan uang" yang diberikannya mampu meluluhkan kekerasannya."Apakah Sabrina belum kembali dari Jowstone Group?" tanya Gerald, memecah keheningan yang nyaman."Belum, Ayah," jawab Tiffany. "Sabrina bilang dia akan lembur di hari pertamanya bekerja. Katanya banyak tugas yang harus dibenahi. Karena dia cukup baru di perusahaan itu, dia harus lebih ekstra bekerja agar semuanya stabil di awal."Nathalia menghela napas. "Aku pikir dengan status dari keluarga kaya Sabrina di Highland, dia tidak akan bekerja keras sama sekali." Ada nada kejutan dalam suaranya.Tiffany tersenyum tipis. "Bukankah dari dulu memang Sabrina sangat mandiri, Bu? Dia hampir tidak pernah mengandalkan kemampuan keluarganya dan selalu fokus pad
Last Updated: 2025-06-23
Chapter: Bab 55Mobil BMW Seri 7 yang emblemnya sudah diganti menjadi Seri 5 itu melaju mulus memasuki pekarangan rumah yang tidak terlalu luas. Tiffany, dengan senyum merekah, memarkirkan mobil. Rona bahagia tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Ia tak pernah menyangka, hadiah "kecil" yang ia berikan pada Tommy akan membawa dampak sebesar ini pada hubungan mereka, terutama pada pandangan keluarga terhadap Tommy.Suara deru mesin mobil yang asing segera menarik perhatian Nathalia dan Gerald. Mereka bergegas keluar, rasa penasaran tergambar jelas di wajah mereka. Siapa gerangan yang bertamu malam-malam begini? Mata mereka membulat saat melihat Tiffany yang turun dari kursi pengemudi BMW tersebut, diikuti Tommy yang tersenyum simpul."Ya ampun, Tiffany! Apa ini mobil barumu?!" seru Nathalia, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu yang meluap-luap.Tiffany mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Iya, Bu."Nathalia mendekat, matanya menelusuri setiap lekuk bodi mobil mewah itu. "Ya ampun... Jadi ini mobil direk
Last Updated: 2025-06-22
Chapter: Bab 54Tommy mematikan ponselnya dengan senyum tipis. Rencananya berjalan sempurna. Tiffany, yang awam soal kendaraan, pasti akan percaya bahwa BMW Seri 7 yang sudah disulapnya menjadi Seri 5 itu memang benar-benar Seri 5. Ia tahu Tiffany tak akan curiga, karena baginya, semua BMW terlihat mahal. Ia hanya ingin Tiffany merasa nyaman, bukan terbebani oleh harga sebuah mobil.Perjalanan Tommy terasa lebih ringan. Sebentar lagi, ia akan melihat ekspresi terkejut istrinya. Itu adalah hadiah kecil yang ia siapkan untuk sang istri yang selama ini selalu mendukungnya. Dalam hatinya, ia membayangkan bagaimana Tiffany akan merengek tentang betapa borosnya dia, tapi ia tahu itu hanya bentuk perhatian Tiffany.Setibanya di depan lobi Lewis Group, Tommy bersandar santai di pilar, sesekali menyeruput rokoknya. Tak lama, sosok Tiffany muncul dari pintu kaca, memancarkan aura profesionalisme yang selalu membuatnya bangga."Tom, apa kamu sudah memesan taksi untuk kita pulang?" t
Last Updated: 2025-06-21