PEMBALASAN DENDAM ZENITH

PEMBALASAN DENDAM ZENITH

last updateLast Updated : 2025-09-17
By:  BeatarisaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
92Chapters
331views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kota Rose Valley, tempat uang, sihir, dan kekuasaan berpadu, menjadi saksi dari sebuah tragedi berdarah yang menghancurkan keluarga Zenith. Jonathan dan Sierra Zenith tewas di tangan Gustav Leiva dan putranya, Lucas Leiva, dalam sebuah perjamuan mewah yang berubah menjadi pembantaian. Putra semata wayang mereka, Clive Zenith, berhasil diselamatkan oleh sang ibu dan menghilang tanpa jejak.Sepuluh tahun kemudian, Clive tumbuh di bawah asuhan Kakek Yuan, seorang pertapa bijak di Kuil Surgawi, dan Wing Shao, cucunya. Berlatih dengan disiplin tinggi, menggabungkan energi Chi, Yin dan Yang, serta mengasah aura Tension yang belum pernah terlihat sebelumnya, Clive menjelma dari seorang bocah penuh trauma menjadi pemuda yang kuat dan penuh determinasi.Saat itu juga, di tengah gemerlap kota Rose Valley yang dikuasai Leiva, terdengar bisikan pelan dari balik hutan Nordia: “Leiva... waktunya hampir tiba.”Kisah ini mengangkat tema balas dendam, pertarungan antar keluarga, sihir tingkat tinggi, dan perjalanan seorang pemuda untuk menaklukkan takdir yang pernah merenggut segalanya dari genggamannya.Siapakah yang akan berdiri sebagai pemenang? Keluarga Leiva yang angkuh dan berdarah dingin, ataukah Clive Zenith, sang pewaris yang tumbuh dari reruntuhan masa lalu untuk membawa badai pembalasan?

View More

Chapter 1

Bab 1

Kota para elit bertakhta, Rose Valley. Di sinilah uang, kekuasaan, dan sihir berjalan beriringan seperti darah dalam nadi mereka yang terlahir dengan nama keluarga yang tepat. Kota ini tidak mengenal belas kasihan; yang ada hanya pemenang dan pecundang.

Di luar Hotel Grand Luxor yang megah, limosin hitam mengkilap berhenti dengan mulus. Jonathan Zenith merapikan dasi kupu-kupu putranya, Clive, yang tampak gelisah.

"Ayah, apa kita harus masuk? Kata mereka, di dalam ada kue pedang es setinggi orang dewasa," bisik Clive, matanya yang kelam berbinar penuh harap, lebih tertarik pada dongeng daripada urusan orang dewasa.

Jonathan tersenyum hangat, senyum yang jarang terlihat di ruang rapat. "Tentu saja. Tapi ingat sopan santun, jagoan. Beri salam, jangan berlarian."

Sierra Zenith, dengan gaun keperakan yang menangkap cahaya rembulan, menggamit lengan suaminya. "Biarkan saja dia, Jo. Kau terlalu kaku," godanya pelan. "Ini pesta, bukan pengadilan." Matanya yang sebiru safir menatap Clive dengan penuh kasih. Merekalah dunianya.

"Aku hanya ingin memastikan kelinci kecil ini tidak tersesat di sarang serigala," balas Jonathan, nadanya bercanda tapi matanya waspada. Ia merasakan energi kota malam ini. Tegang dan penuh antisipasi.

Saat mereka melangkah masuk, denting piano dari orkestra sihir seolah menyambut mereka. Aula utama dipenuhi para bangsawan, penyihir elit, investor berdasi gelap, dan pengusaha rakus. Di tengah ruangan, seperti bintang yang paling terang, berdirilah Lucas Leiva.

Pria muda berusia dua puluh satu tahun itu mengenakan setelan hitam bergaris perak, jubahnya menjuntai angkuh. Di matanya yang tajam dan tenang, tersembunyi kalkulasi dingin—seorang pewaris yang lahir dari ambisi dan dilatih dengan sihir dan darah.

“Selamat untukmu, Lucas! Kau melebihi ekspektasi siapa pun. Bahkan diriku,” ucap Tuan Winstone, pemilik konsorsium tambang magis, sambil menepuk bahunya.

“Terima kasih, Tuan Winstone,” jawab Lucas santun. “Ini bukan hanya keberuntungan... tapi hasil dari analisa pasar, tekanan kekuatan, dan... sedikit tekanan magis di waktu yang tepat.”

“Haha! Persis seperti ayahmu!”

Di sisi kanan aula, Gustav Leiva, ayah Lucas, mengamati dari singgasana tak terlihatnya. Pria berumur lima puluhan dengan mata yang tampak menyala dalam gelap. Ia adalah simbol ketegasan, penyihir Tension Hitam yang mematikan sekaligus pebisnis ulung.

“Nak, kau menghancurkan keluarga Modric dari kota Dash Bern dengan strategi yang bahkan aku tak pernah perkirakan,” ucap Gustav perlahan saat Lucas mendekat. “Kau membuat mereka gulung tikar dan merebut posisi ke-9 dalam piramida sosial Ravelinz untuk keluarga kita. Langkah presisi.”

Lucas tertawa pelan. “Aku hanya menemukan titik lemah mereka dan menusuknya. Semua sistem punya celah. Keluarga Modric terlalu sombong, dan... terlalu percaya pada sekutu yang salah.”

Gustav memutar cincin hitam di jarinya, artefak sihir keluarga. “Itulah sebabnya kau akan menggantikanku, Lucas. Karena kau bukan hanya pebisnis. Kau adalah predator.”

Suasana berubah ketika pintu besar kembali terbuka. Jonathan Zenith, istrinya Sierra, dan putra mereka, Clive, masuk. Kehadiran mereka membawa aura yang berbeda—aura martabat yang tenang.

Lucas menyipitkan mata. “Lihat siapa yang datang.”

Gustav tersenyum tipis, senyum yang tak mencapai matanya. “Zenith... Aku bisa mencium bau mawar yang dipaksa mekar. Hahaha.” Ia melirik Lucas. "Kelinci itu sudah masuk ke lubang jebakanku."

Jonathan berjalan dengan tenang, menjabat tangan Lucas. “Selamat atas keberhasilanmu, Lucas. Kekuatan sihir dan bisnismu berkembang pesat. Aku mengagumi kemampuanmu.”

Lucas membalas jabatan itu. “Anda terlalu memuji, Tuan Zenith. Aku harap putra Anda kelak bisa mengikuti jejak Anda... atau mungkin... jejak yang lebih dalam.”

Jonathan menoleh ke Clive. “Dia akan menjadi lebih besar dariku. Tapi sekarang, biarkan dia menikmati kue pedang esnya.”

“Kesalahan besar,” sela Gustav tajam. “Jika Lucas bisa menguasai pasar saat seusia Clive, maka Clive seharusnya sudah belajar menguasai Tension, bukan bermain bola dengan orang rendahan. Aku bahkan ragu dia punya bakat sebagai Tensioner.”

Jonathan menatap Gustav. “Gustav... kau tak pernah berubah. Dunia ini bukan hanya tentang kekuasaan.”

“Kau bicara seperti pengasuh anak, dan itu membuatku muak!” balas Gustav.

Tiba-tiba, hawa dingin menyelimuti aula. Lilin-lilin meredup. Aura hitam pekat bagai jelaga neraka mulai menguar dari tubuh Gustav.

Lucas tersenyum miring. “Ayah... sekarang?”

“Sekarang,” bisik Gustav.

Jonathan langsung waspada. Dalam sekejap, ia mendorong Sierra dan Clive ke belakangnya. Cahaya keemasan meledak dari telapak tangannya, membentuk kubah emas murni yang berdengung dengan kekuatan, untuk melindungi keluarganya.

“Gustav, ini bukan tempat—” Ucap Sierra dengan rasa panik.

“Ini tempat yang sempurna!” raung Gustav. Ia melangkah maju, dan tekanan sihirnya—Tension Hitam—menghantam aula. Gelombang hitam itu menghantam perisai emas, menciptakan riak energi yang memekakkan telinga, namun kubah itu tak retak. Para tamu menjerit, beberapa pingsan. Reputasi Tension Emas milik Jonathan Zenith bukanlah isapan jempol. Memang keras dan tak tertembus.

“Aku akan memenggal kepala kalian di hadapan para elit ini, sebagai tanda dimulainya era Leiva!”

Gustav mengumpulkan energi lagi, bersiap untuk serangan kedua. Namun, saat semua mata tertuju padanya, tidak ada yang melihat Lucas Leiva, dari seberang ruangan, menjentikkan jarinya nyaris tanpa suara.

Di bawah kaki Jonathan, sebuah simpul sihir penekan yang telah muncul dari bawah lantai marmer menyala sesaat, lalu padam.

Jonathan merasakan getaran aneh itu... sebuah sabotase... tapi sudah terlambat.

Gustav menghilang dari pandangan, kecepatannya tak masuk akal. Ia muncul tepat di depan Jonathan. Saat itu, perisai emas pelindung itu berkedip lemah sepersekian detik. Celah itu cukup.

BOOM!!!

Tinju Tension Hitam menghantam perut Jonathan, menembus pertahanannya yang telah dilemahkan. Ia terlempar sejauh lima meter, menghantam dinding marmer dengan keras. Debu mengepul.

“JONATHAN!” jerit Sierra.

“AYAH!” pekik Clive.

Jonathan terbatuk, darah merah segar mengalir dari mulutnya. Gustav berjalan mendekat, aura hitamnya membentuk belati tajam.

“Kau kuat, Jonathan. Tapi kau sendirian. Aku... punya putra yang mengerti cara menang,” desis Gustav. “Turunlah dari singgasanamu. Kini giliran Leiva!”

Belati tension itu menusuk jantung Jonathan dalam satu gerakan cepat. Mata Jonathan membelalak.

“AAAYAHHHH!!” raungan Clive begitu menyayat, membuat seluruh ruangan hening seketika.

"Sierra... buka portal! Bawa dia... pergi!" perintah Jonathan dengan napas terakhirnya.

Sierra, gemetar hebat, membuka pusaran safir yang berputar ganas. “Clive... anakku... kamu harus pergi! Ingat hari ini! Jadilah kuat!”

“Ibu! Jangan! Aku takut!”

Sihir Sierra mendorong tubuh Clive ke dalam portal. Detik sebelum menutup, Sierra menatap Gustav dan Lucas dengan mata penuh luka dan amarah membara.

“Kalian akan menyesali malam ini... dunia akan berubah... karena kalian menyalakan apinya.”

Portal tertutup. Clive lenyap.

Sierra jatuh berlutut di samping jasad suaminya. Gustav menatapnya dingin.

“Akhirnya... Keluarga Leiva berdiri di puncak Rose Valley,” kata Gustav pelan. “Langkah catur berikutnya... dimulai.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Prima Violeta
lanjutin Thor bagus ceritanya
2025-08-31 07:37:44
1
user avatar
Beatarisa
Hope you like it,
2025-08-31 06:41:47
1
92 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status