author-banner
Dew Miller
Dew Miller
Author

Novels by Dew Miller

Penjelajah Benak

Penjelajah Benak

Axel berpikir bisa mendengarkan pikiran orang lain saat menyentuh tangan mereka adalah suatu hal yang menyiksa. Ia bahkan lebih memilih bekerja sebagai pegawai perpustakaan daripada bekerja di perusahaan besar agar terhindar dari keharusan berinteraksi dengan mereka. Suatu hari tiba-tiba kedua orang tuanya menghilang. Ia dan adik perempuannya yang mencari mereka justru berakhir di tempat yang tidak pernah mereka bayangkan. Sebuah dunia penuh peri dan sihir. Disana, mau tidak mau kemampuannya harus digunakan. Karena tidak semua peri yang mereka temui cantik dan lucu seperti dalam dongeng.
Read
Chapter: Bab 97
Kami sedang bersiap saat Flaresh datang. Hanya beberapa menit setelah gerimis benar-benar berhenti. Hujan turun semalaman membuat kami tidur sangat nyenyak dan bangun lebih siang.“Ayo.”Aku memandangnya dengan kesal. Kemana saja dia. Kenapa datang-datang main perintah seenaknya.Tapi tak urung kami mempercepat pekerjaan kami dan dalam sesaat sudah berada di atas kuda, siap memulai kembali perjalanan. Dengan kecepatan penuh kami memacu kuda dan lewat tengah hari kami sudah memasuki Dharana.Pemandangan serba putih yang familiar menyambut kami.“Bagaimana kalau kita makan siang di tempat Pratvi? Kita bisa sekalian istirahat sebelum ke istana.” usul Ashlyn.“Ayo, ayo. Aku ingin menikmati kue berlapis madunya yang lezat.” Kata Firroke.“Hmmm.. Sepertinya menarik. Memang sudah waktunya kita makan siang.” Kata Esen. “Bagaimana, Lynx?”Lynx mengangguk.“Tentu saja.”“Tunjukkan jalannya Ash.”Ashlyn mengangguk lalu memacu Tashi sedikit lebih cepat, memimpin rombongan.“Kalian pasti akan suka
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: Bab 96
Kami memasuki hamparan perbukitan berwarna coklat muda dan krem. Angin dari atas bukit berhembus sejuk menyambut kami.Disini sangat berbeda dengan Deruta yang sebelumnya kami singgahi meskipun masih ada beberapa kontur alam yang mirip. Di beberapa tempat terlihat gerombolan pohon seperti di Deruta namun berwarna lebih muda bahkan memutih. Tepat di tengah-tengah, memotong perbukitan, sebuah sungai mengalir tenang hampir tanpa arus seperti sebuah danau. Airnya yang kecoklatan mengingatkanku pada susu coklat.“Sepertinya di atas hujan.” Kata Flaresh. Aku menangkap nada tidak senang dalam perkataannya.“Ya. Semalam.” Kata Lynx setelah memperhatikan dengan seksama aliran air sungai.“Ini Eresfodir?” Tanya Esen yang melihat perbedaan kontur wilayah ini dengan Deruta yang sebelumnya kami singgahi.“Ya.”“Sangat berbeda dengan Deruta tapi sekaligus mirip ya.”Lynx terdiam sebentar lalu mengangguk.“Kau bisa bilang begitu."“Aku pikir tidak akan jauh berbeda dengan Dharana. Ternyata pikirank
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 95
“Lynx!” Seru Era. Lynx berbalik dan langsung disergap Era yang memeluknya erat-erat.“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Lynx sambil memegang bahu Era dengan kedua tangannya dan memandangnya dari atas ke bawah, memeriksanya dengan seksama.“Aku baik-baik saja.”Lynx menganggguk dengan mata berbinar.“Aku bisa mellihatnya.” Ia mengalihkan pandangannya ke Gaja. “Terima kasih sudah membantu dan menjaga mereka.”Gaja mengangguk.“Sudah tugasku.”Lynx mengangguk pada penjaga teman Gaja yang pernah kami temui saat pertama kali sampai di sini dan berjalan pergi.“Kalau begitu kami pamit. Kami akan meneruskan perjalanan. Terima kasih untuk semuanya, Gaja.” Kata Esen. kami melakukan hal yang sama.“Hati-hati.”“Terima kasih.” Kata Esen pada penjaga satunya untuk terakhir kalinya lalu kami segera menusu Lynx yang telah mendahului kami.Kami sampai di Deruta disambut matahari yang bersinar hangat.Dan seraut wajah tanpa ekspresi berwarna perunggu.“Flaresh.” Seru Era. Flaresh mengangguk. Tidak ada kali
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: Bab 94
“Bagaimana keadaan Era?” Esen bertanya kepada Bibbat yang baru saja memeriksa Era.“Semuanya normal. Ia sangat sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”“Syukurlah.” Esen menghembuskan nafas lega.“Berarti kami sudah boleh pulang bukan?” Tanya Era.“Kau sudah ingin pulang?”“Ya. Kami sudah terlalu lama disini. Kami harus segera menyelesaikan tugas kami yang tertunda.”Ashlyn menatapnya.“Kau yakin?”Era mengangguk.“Kita harus segera pergi.”Bibbat memandang Era sebentar lalu memandang kami yang berdiri di sekeliliing tempat tidur.“Bagaimana dengan kalian”“Kami mengikuti keinginan Era. Jika ia bilang berangkat, kami akan berangkat. Tapi kami akan mendengarkan pertimbanganmu.”“Baiklah jika itu keputusan kalian. Dengan keadaan Putri Era saat ini kalian bisa memulai kembali perjalanan kalian kapanpun yang kalian mau.”“Baiklah, kalau begitu kami akan berangkat besok.”“Jika itu mau kalian.”“Terima kasih atas pengertian dan bantuanmu.”“Aku akan memberi pesan Gaja agar ia bisa mem
Last Updated: 2025-04-11
Chapter: Bab 93
Terdengar teriakan keras dan suara ribut-ribut..Bisa kurasakan beberapa orang yang tiba-tiba berlarian masuk ke ruangan kami.Dengan enggan aku berusaha membuka mataku yang terasa berat dan lengket.Jiwaku yang mendarat di dunia ini masih separuh. Rasanya aku masih belum sanggup untuk menghadapi kenyataan dunia. Aku masih ingin tidur lagi.Mimpi apa ya aku semalam? Rasanya kok seperti tegang sekali dan ingatanku tumpang tindih..“Axel bangun! Era sudah sadar!” seru Esen sambil mengguncang badanku.Seketika mataku terbuka lebar dan bangkit dari posisiku yang tidur sambil duduk di kursi dekat pintu.Aku terpaku di tempatku memperhatikan Esen yang bergerak kesana kemari dan berteriak dengan kegirangan.Penyembuh-penyembuh yang hilir mudik dengan raut wajah antusias dan kelegaan sekaligus penuh semangat.Wajah Ashlyn yang bahagia dan penuh rasa syukur.Firroke di atas meja tampak melompat-lompat gembira.Dan tentu saja, di tengah-tengah itu semua, sumber dari semua keributan dan kebahagi
Last Updated: 2025-04-09
Chapter: Bab 92
Dua hari kami menunggu.Melihat Era yang tergolek tak sadarkan diri, meskipun kami bilang akan bertahan walaupun nantinya proses kesembuhannya akan memakan waktu, tak urung kami merasa tak berdaya. Rasa cemas kami semakin meningkat dan kesabaran kamipun mulai menipis.Semua hal memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.Apalagi kalau itu berkaitan dengan orang yang kau sayangi.Dan semua itu diperparah dengan kabar bahwa baik Gaja maupun Bibbat belum menemukan penyembuh yang kami cari. Sedangkan Raja Toya yang dikenal sebagai penyembuh handal menolak siapapun yang menemuinya. Tak perduli siapa ia. Tak perduli apapun kepentingannya.Setelah berhari-hari dalam keragu-raguan, malam itu Esen bertekad untuk mengabari orang tuanya esok hari agar keduanya bisa meminta tolong pada Raja Toya secara langsung agar ia berubah pikiran dan bersedia mengobati Era.Dengan keputusan tersebut kami semua merasa beban di pundak kami sedikit terangkat.Setidaknya ada orang dewasa dan berkuasa yang a
Last Updated: 2025-04-09
You may also like
Aku Dan Tuan Duke
Aku Dan Tuan Duke
Fantasi · cyllachan
7.3K views
Soul Contractor
Soul Contractor
Fantasi · Las
7.2K views
ANILA - Kutukan Angin
ANILA - Kutukan Angin
Fantasi · Asya Ns
7.1K views
AFTERFALL
AFTERFALL
Fantasi · duskofeye
7.0K views
Terjebak di Dalam Novel
Terjebak di Dalam Novel
Fantasi · Red Cherries
7.0K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status