Chapter: Bab 9Suara tamparan memecah kesunyian di halaman rumah Melden. Chelsea, dengan api kemarahan yang menyala di matanya, menghantam wajah detektif swasta yang ditugaskan untuk menyelidiki identitas Daisy Charleston. Setiap hentakan tangan Chelsea membawa gemuruh kekecewaan dan pengkhianatan, seolah-olah setiap tamparan adalah lontaran amarah untuk segala ketidakadilan yang telah ditimpakan pada dirinya. Kemarahan yang tak terbendung itu meledak, menggema hingga ke sudut-sudut halaman yang sunyi, memberi tahu semua orang bahwa batas telah terlampaui. “Jika Anda tidak mempercayai saya, silahkan gunakan agen lain. Saya permisi.” Pria suruhan Chelsea langsung berbalik pergi. “Sial, sial, sial! Bagaimana bisa, dua orang terlahir dengan wajah yang sama?” Chelsea Melden berjalan hilir mudik seraya sesekali menggigiti kuku jempol tangannya. Daisy Charleston begitu mirip hingga sulit dibedakan. Namun, bagaimana mungkin mereka dua orang yang berbeda. Dia pernah mendengar jika seseorang berkemungkina
Terakhir Diperbarui: 2025-05-03
Chapter: Bab 8Sepulangnya dari rumah sakit, Josephine memilih menghabiskan waktu sendirian di kolam renang di lantai atas mansion Callister. Senyum tak henti-hentinya tersungging di wajah cantik tanpa riasan sama sekali.“Sepertinya terjadi hal besar hari ini, ya.”Wanita cantik yang hanya mengenakan set bikini berwarna merah langsung menoleh ke sumber suara. Terkejut, dia pun menarik kimono yang teronggok di kursi santai untuk menutupi tubuh. “Kau, sejak kapan di sini?” tanyanya seraya memakai penutup tubuh dan membelakangi Callister yang mendekat ke arahnya. “Sejak kau keluar dari kamar, berjalan seraya mendendangkan lagu menuju kolam renang.”Josephine langsung menoleh dan mendelik tajam. Padahal saat hendak menuju kolam renang, dia sempat menggoyangkan pinggulnya karena suasana hati yang sedang baik.“Jangan khawatir, aku tidak melihatmu saat menggoyangkan pinggul,” ucap Callister dengan ekspresi datarnya.Tidak melihatnya saat menggoyangkan pinggul tetapi pria itu membahasnya. “Kau benar-ben
Terakhir Diperbarui: 2025-05-03
Chapter: Bab 7Josephine mendengus sinis dibalik masker yang menutupi wajah. Kedua tangan terlipat di depan dada begitu berhadapan dengan sosok yang memanggilnya. Chelsea tampak menilai penampilan dokter bedah trauma yang baru bergabung di rumah sakit keluarganya dari ujung kaki hingga kepala. Tidak begitu istimewa. Namun, jujur saja wanita itu penasaran dengan wajah dokter yang baru selesai melakukan operasi pertamanya setelah bergabung. “Kudengar pasien yang datang hari ini mengalami keretakkan pada leher bagian belakangnya,” ujarnya.“Ya, itu memang benar,” sahut Josephine dengan suara yang disamarkan. Terlalu dini jika dia harus mengejutkan Chelsea.“Kenapa kau tidak menunggu tunanganku datang? Dia adalah spesialis Head and Neck Surgery ….”“Ah, jadi maksud Anda, saya harus menunggu dokter yang bahkan tidak datang lebih awal dari direktur rumah sakit ini?” potong Josephine dengan cepat. “Jika itu saya lakukan, maka pasien akan berada dalam bahaya, Dokter. Saya yang melihatnya pertama kali saat
Terakhir Diperbarui: 2025-05-02
Chapter: Bab 6Waktu yang ditunggu tiba. Josephine siap kembali bergabung di rumah sakit Melden yang banyak sekali memberinya pelajaran serta kenangan. Dengan penampilan serta identitas barunya, dokter cantik siap mengejutkan Dexter dan Chelsea yang juga bekerja di sana. “Baiklah, doakan aku, Mom, hari ini adalah hari di mana Daisy Charleston akan membalaskan kematian Josephine Orville,” gumamnya dengan mata terpejam.Dan, setelah berdiri cukup lama di kamar, Josephine yang kini akan menggunakan identitas barunya melenggang pergi. Tak seperti tujuh tahun lalu di mana ia berpenampilan sederhana, kini, penampilan dokter wanita terlihat lebih berkelas. Semua barang yang digunakan berasal dari merk ternama, dan tentunya dari hasil kerja kerasnya selama bekerja untuk prajurit di Negara S.Di lantai satu, Callister serta Jansen menyambut kedatangan Josephine. Pewaris keluarga Melden langsung berdiri dari kursi roda dengan sesuatu di tangan kanannya. Call melempar benda di tangan hingga Josephine menangkap
Terakhir Diperbarui: 2025-05-01
Chapter: Bab 5Waktu satu minggu terasa seperti satu bulan bagi Josephine. Selama beberapa hari, tak banyak yang bisa dilakukan dokter cantik. Dia hanya akan melakukan olahraga fisik di sekitaran mansion Callister lalu membaca buku medis di ruang kerja. “Untuk apa dia menyimpan semua buku-buku medis ini?” gumamnya. Josephine tidak pernah mendengar Callister mengambil study di bidang kedokteran. Anehnya, pria itu justru lebih banyak menyimpan buku medis dibandingkan buku yang berkaitan dengan bisnis. Meski begitu, hal itu sangat bagus, mengingat Josephine sangat suka membaca buku dan melihat anatomi manusia. Hal tersebut menurun dari mendiang ibunya yang merupakan seorang dokter bedah trauma, hingga profesi tersebut kini menurun padanya. “Ah, ini terlalu membosankan,” ucapnya. Menutup buku ke sekian yang dibaca. Entah berapa jumlah buku yang dibacanya selama tiga jam di ruang kerja Callister. Begitu banyak hingga tidak dapat dihitung. Dan akhirnya, dokter wanita memutuskan untuk pergi keluar. Calli
Terakhir Diperbarui: 2025-04-07
Chapter: Bab 4Tujuh tahun berlalu. Banyak hal terjadi selama itu. Dexter dan Chelsea tak malu menunjukkan hubungan mereka di hadapan khalayak. Bukannya mendapat kecaman karena mengencani mantan kekasih sahabatnya sendiri, wanita itu justru mendapatkan dukungan, terutama dari orang-orang yang bekerja di rumah sakit. Mereka menyebutnya pasangan serasi karena keduanya sama-sama seorang dokter spesialis.Dan di tempat lain, dua orang wanita baru saja keluar dari bandara. Keduanya memasuki sebuah mobil yang sudah terparkir dan segera meninggalkan tempat tersebut. Hingga tiga puluh menit lamanya, kendaraan roda empat sampai di sebuah bangunan megah bergaya Eropa klasik.Di dalam bangunan tersebut, Jansen berjalan cepat menuju sebuah ruangan di lantai satu. Masuk setelah mengetuk pintu terlebih dulu. “Tuan, Nona Orville sudah kembali,” ucapnya memberitahu.Callister yang sedang fokus menatap layar komputer di meja kerja langsung menoleh dengan tatapan rumit. Kacamata kotak yang bertengger di hidung dilepa
Terakhir Diperbarui: 2025-04-07
Chapter: 105. Akhir KisahSri mengendarai motor trail milik Fakhri dengan wajah tegang. Fikirannya kacau dengan dugaan-dugaan yang muncul bagaikan slide film.“Khalid ada di kelasnya, tapi Khalif tidak masuk hari ini. Saya baru saja mau menghubungi Bu Sri untuk menanyakan alasan Khalif tidak masuk sekolah.”Ucapan wali kelas Khalif terus terngiang dan membuat fikirnya tak tenang. Di mana anaknya sekarang? Warga bilang, Dandi hanya tergeletak sendiri ketika ditemukan.Motor yang dikendarai Sri berhenti di tempat Dandi kecelakaan. Suasana sekitar terlihat sepi, hanya ada satu atau dua kendaraan yang lewat. “Aneh, kondisi Dandi terlihat parah padahal dia mengalami kecelakaan tunggal.” Sri merasa ada yang janggal. Kondisi motor yang digunakan Dandi bahkan hampir hancur.Sri merogoh ponsel dari saku gamis lalu menghubungi Fakhri. Panggilan tersambung, tapi Fakhri tak kunjung mengangkatnya. “Kamu sedang apa sih, Bi. Anak hilang kok malah susah dihubungi,” gumam Sri seraya memijat keningnya yang berdenyut.“Neng?” sa
Terakhir Diperbarui: 2022-11-02
Chapter: 104. Fakta Menyakitkan Sesosok wanita paruh baya tergesa turun dari angkutan umum setelah memberikan ongkos pada sang kenek. Dia setengah berlari menuju rumah yang terletak beberapa meter dari jalan raya.“Assalamualaikum,” salamnya setengah berteriak. Raut wajahnya begitu tegang. Sebelah tangannya meremas kuat punggiran gamis yang dikenakan, sementara tangan satunya dia gunakan kembali untuk mengetuk pintu rumah duduk jendela di hadapan.“Waalaikumsalam.” Setelah hampir sepuluh menit menunggu, terlihat pintu dibuka oleh wanita yang usianya tak jauh dengan wanita tadi.“Kang Muh di mana?” tanya wanita yang tak lain adalah Bi Anih.Wanita yang ditanya malah mengerutkan dahi. “Kenapa Euceu nyari suamiku?” Wanita itu malah balik bertanya.“Katakan saja di mana Kang Muh, Surti? Saya ada perlu dengan dia sekarang,” desak Bi Anih.“Dia ada di halaman belakang,” jawab Surti.Tak menunggu waktu lama, Bi Anih gegas menuju halaman belakang rumah untuk menemui mantan kakak iparnya. Disusul Surti yang merasa heran deng
Terakhir Diperbarui: 2022-11-01
Chapter: 103. Firasat Buruk“Makhluk itu tidak akan meninggalkan tubuh Irfan jika bukan pengirimnya sendiri yang menyingkirkannya,” ucap Bah Thoha pada Sri juga Fakhri.Terdengar helaan nafas berat dari ayah dua anak itu. “Bagaimana caranya meminta Pak Muh supaya membantu Irfan? Bi Anih sendiri mengatakan jika dia enggan membantu ponakannya itu,” resah Fakhri.Tak berselang lama, suara dering telpon milik Fakhri terdengar. “Saya permisi dulu, Bah,” pamit Fakhri. Setelahnya dia pergi menjauh untuk menerima telpon.“Apa yang sedang kamu pikirkan, Neng?” tegur Bah Thoha.Sri yang sempat melamun langsung melempar senyum. “Tidak ada, Bah. Hanya kepikiran kondisi Irfan saja,” ucap Sri. Bah Thoha mengangguk seraya tersenyum.Fakhri yang selesai menerima telpon kembali ke dalam, menghampiri sang istri dan juga kakek mereka. Raut wajahnya berubah tegang sekaligus menyiratkan sebuah kekhawatiran.“Ada apa, Ri?” tanya Abah.“Itu, tadi Mang Supri mengatakan jika kondisi Irfan kritis dan Bi Anih ingin saya ke sana,” jelas Fa
Terakhir Diperbarui: 2022-10-28
Chapter: 102. Rencana Jahat Pak Muh“Bu, saya ridha bekerja di rumah Ibu tanpa bayaran sepeser pun asal Ibu dan Ustaz Fakhri menolong saya untuk menyembuhkan Irfan seperti sedia kala,” lirih Bi Anih yang berlutut di depan Sri seraya memegangi kakinya. Sri sampai tak bisa berkata-kata.“Bibi tolong jangan seperti ini. Bibi ini lebih tua dari saya, tidak enak jika Bibi harus begini di depan kaki saya,” ucap Sri seraya berusaha membantunya bangkit. Mereka bahkan tengah jadi pusat perhatian pengunjung rumah sakit yang berlalu lalang."Saya tidak akan bangun sampai Ibu setuju." Bi Anih tetap bersikukuh dalam posisinya sekarang.“Dia keluarga saya satu-satunya, Bu. Kalau sampai Irfan kenapa-napa, saya tidak bisa menghadap bapaknya nanti karena malu akibat perbuatan saya Irfan harus jadi korban,” ucapnya spontan.“Maksud Bibi apa?” tanya Sri tak paham.Bi Anih refleks menutup mulut menggunakan kedua tangan dengan lelehan air mata yang sejak tadi menganak sungai. Hampir saja dia kelepasan bicara di depan Sri. Namun, wanita paru
Terakhir Diperbarui: 2022-10-25
Chapter: 101. Pertolongan “Kang, tolongin Irfan. Semakin hari tubuhnya semakin mengurus. Jika tetap dibiarkan Irfan mungkin tidak akan selamat,” mohon Bi Anih seraya berlutut di depan kakak iparnya- Pak Muh.“Kenapa harus aku? Kau sendiri yang teledor. Aku sudah mengatakan untuk tidak menerima jika Gus kecil itu menawarkan jambu yang aku berikan. Tapi kau….” Pak Muh menjeda perkataannya.“Semua salahmu, kau tidak memperingati Irfan untuk tidak menerima pemberian Gus kecil itu,” tambahnya.“Saat itu aku tak tahu jika Irfan akan berkunjung ke rumah mereka dan bertemu Khalif,” sesal Bi Anih.Jika saja dia tidak teledor dan melupakan beberapa bahan pokok keperluan bulanan keluarga Fakhri hingga membuatnya harus kembali pergi ke pasar, maka anaknya tidak mungkin memakan jambu yang diberikan Khalif. Irfan memang kerap kali menemuinya di rumah keluarga Fakhri untuk sekedar meminta makan atau uang jajan. Pak Muh sudah mewanti-wanti, tetapi saat itu Bi Anih terlalu sibuk hingga lupa jika pada jam-jam menuju sore, sang
Terakhir Diperbarui: 2022-10-23
Chapter: 100. Keistimewaan Darah Anak KetujuhDahi Fakhri berkerut. Respon Srikandi ketika menerima kabar tentang sosok Bah Ilham yang sering muncul di sekitar rumah Idrus begitu mengejutkan sekaligus membuatnya penasaran. Seolah kabar yang dia berika bukan sesuatu yang begitu mengejutkan.“Kenapa menatap saya seperti itu?” Sri ikut mengerutkan dahi.“Respon kamu kok biasa, Mi?” Fakhri balik bertanya.“Memangnya Abi mau Ummi berekspresi seperti apa? Terkejut, terus nangis-nangis seperti dalam sinetron ikan terbang?” Fakhri menggeleng.“Ummi udah tahu, waktu itu Ayu enggak sengaja keceplosan,” tambah Sri.‘Lah, percuma selama ini aku tutupi kalau ternyata Sri udah tahu. Kang Idrus lagian kenapa tidak bilang sama Ayu untuk tidak memberitahu dulu pada Sri tentang masalah ini.’ Fakhri membatin.“Ummi tahu juga pelakunya?” tanya Fakhri memastikan. Sri menggeleng."Ayu hanya bilang jika dia dan Idrus sering melihat Abah di sekitar rumah atau bahkan muncul dalam mimpi." Sri yakin jika semua itu hanya ulah seseorang yang berniat jahil.S
Terakhir Diperbarui: 2022-10-21