author-banner
Ais Aisih
Ais Aisih
Author

Novels by Ais Aisih

Pesona Ustaz Gundul

Pesona Ustaz Gundul

Bagaimana Nayya tidak bucin dengan suaminya sendiri? Selain tampan, hatinya juga begitu lembut. Setiap perbuatan yang dilakukan Rafan membuatnya meleleh. Rafan memiliki sejuta pesona yang bisa memikat hati wanita manapun. Tidak heran banyak yang menjulukinya sebagai Ustaz GUNAWAN (baca: gundul tapi menawan). Selain rupawan, ia seorang pemuka agama. Untuk itu, Nayya merasa harus selalu menjaga pangerannya. Konflik di antara mereka terjadi saat usia pernikahan baru seumur jagung. Ternyata Nayya menikah dengan Rafan yang berstatus duda. Nahasnya, Nayya terlambat mengetahuinya. Wanita itu anti sekali dengan pernikahan perawan dan duda. Ia sendiri malah harus mengalaminya. Lantas, apakah untuk hal satu ini Nayya bisa memaafkan Rafan?
Read
Chapter: Khitbah
Hari itu akhirnya tiba, hari yang telah lama dinantikan, setelah perjalanan panjang yang penuh liku, Gina akhirnya menemukan tambatan hati sejatinya. Perasaan yang selama ini tertahan dan bingung, ternyata jatuh pada sosok Furqon. Cinta yang selama ini bersemayam di dalam dada Gina, kini menemukan pelabuhan yang tepat.Seminggu setelah Kardi dan Een kembali bersatu, Furqon, dengan penuh harap dan doa, bersama keluarganya mendatangi kediaman keluarga Gina di Depok. Mereka datang dengan niat tulus, melamar dan memohon restu untuk melangkah bersama di masa depan, di tengah suasana penuh haru dan kebahagiaan yang menyelimuti.Di rumah itu, suasana tidak hanya ramai dengan kedatangan keluarga Furqon, tetapi juga Nayya dan orang tuanya yang menjadi saksi dari khitbah yang dilakukan Furqon. Semua mata tertuju pada momen sakral tersebut, di mana tak hanya keluarga dekat yang hadir, tetapi juga orang-orang yang mendukung perjalanan cinta mereka.Ibrahim, kakak Furqon, berdiri di depan, mewakil
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Kembali Pulang
Dalam ruangan yang sederhana, suara mesin jahit terdengar lirih. Een, perempuan setengah baya yang wajahnya tenang dan tangan terampil itu, sedang duduk di dekat jendela, matanya sesekali melirik ke luar sembari meneruskan pekerjaannya. Sehelai kain panjang berwarna biru muda terhampar di meja, menunggu sentuhan akhir dari jarum di tangannya.Sore itu, langkah kaki terdengar mendekat. Pintu depan yang sedikit terbuka membuat Een mengangkat wajahnya. Kardi, pria yang sudah lama tak ia jumpai, kini berdiri di ambang pintu. Pandangannya dalam dan sorot matanya penuh tekad, tetapi ada kesan lelah yang tak dapat disembunyikan.“Boleh duduk, Een?” tanyanya sambil mengangguk kecil ke arah kursi di hadapan Een.Een tak menjawab, hanya menggeser kursi lain dengan gerakan singkat. Pandangannya kembali tertuju pada kain biru yang dijahitnya, mencoba menyembunyikan kegugupan yang kini mulai menguasai hatinya. Mereka sudah berpisah bertahun-tahun tanpa pertemuan yang berarti. Meski demikian, peras
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Permohonan untuk Kembali
Sesampainya di rumah, Gina mendapati ibunya sedang di dapur, menyelesaikan masakan kesukaannya. "Ma," sapa Gina sedikit canggung.Een tersentak kaget melihat sang putri yang sudah cukup lama meninggalkannya ke Jawa tiba-tiba berdiri di depannya. "Gina? Kamu udah pulang?" Een buru-buru mengelap tangannya menggunakan celemek yang tengah dipakainya. Een langsung memeluk tubuh sang putri yang mematung. Gina memeluk balik tubuh orang yang dirindukannya. "Kamu kenapa? Sakit?" Een bertanya saat menyadari bibir sang putri terlihat putih pucat. Gina menggeleng. "Aku nggak sendirian, Ma. Aku bawa seseorang kemari.""Siapa? Apa Nayya ikut pulang?" Een menanyakan Nayya yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri.Gina menggeleng. "Nayya masih belum bisa pulang karena suaminya masih ada beberapa jadwal ceramah.""Kalau gitu, kamu sama siapa?" Een sudah sangat penasaran. Ia tidak lagi menunggu jawaban anaknya. Een langsung pergi ke luar untuk melihat siapa orang yang datang bersama Gina. Seny
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Pinangan Furqon
Matahari belum terlalu tinggi ketika Gina, Nayya dan Rafan tiba di pendopo berarsitektur Jawa klasik itu. Jantung Gina sudah berdetak tak menentu sejak pagi. Setiap langkah kaki serasa membawa beban yang semakin berat, bukan karena jalan setapak menuju pendopo yang panjang, tapi karena hari ini akan menjadi salah satu momen terpenting dalam hidupnya. Ayahnya, Pak Kardi, menampar bahunya dengan lembut. “Tenang saja, Gina. Bapak yakin semua akan berjalan dengan lancar." Gina tipis tersenyum, meski hatinya masih penuh kecemasan. Ia tak bisa berhenti memikirkan perasaan yang mendesaknya sejak mengetahui siapa calon yang akan menemuinya hari ini, Furqon. Nama itu menggetarkan jantung, dan semakin mendekati pertemuan ini, rasa tegang melumuri perasaannya. Gina tak pernah menyangka kalau lelaki yang dicintainya itu juga mencintainya. Hari ini, ia seperti sedang memimpikan hal besar dan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Langkahnya sempat berhenti di depan pintu. Seketika jantungnya berdet
Last Updated: 2024-10-30
Chapter: Ungkapan Rasa yang Tidak Terduga
Gina dan Pak Kardi baru saja sampai di halaman pondok setelah perjalanan panjang dari Semarang. Matahari senja memancarkan hangat, mengingatkan keduanya dengan cahaya oranye yang lembut. Udara desa yang segar menyambut mereka setelah beberapa hari berkelana di kota besar, membawa kelegaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata."Capek juga ya, Gin?" tanya Pak Kardi sambil melepaskan topinya dan mengibaskannya ke wajahnya yang mulai basah oleh keringat. Ia tersenyum kecil meski jelas lelah.Gina mengangguk, matanya menerawang ke arah taman yang ada di halaman pondok. "Iya, Pak. Alhamdulillah perjalanan tadi lancar. Nggak seperti yang kita bayangkan," jawab Gina, suaranya lembut, menggambarkan kelegaan yang juga dirasakannya.Malam itu, setelah beristirahat panjang di kamar, Gina memutuskan untuk menemui Nayya. Mereka sudah lama bersahabat, dan bagi Gina, Nayya adalah seseorang yang selalu bisa mendengar cerita-ceritanya dengan penuh perhatian. Dengan perasa
Last Updated: 2024-10-25
Chapter: Persetujuan
Rafan berdiri dengan tenang di ambang pintu, memperhatikan kedua kakaknya, Ibrahim dan Furqon yang duduk di ruang tamu rumah orang tua mereka. Suasana terasa tegang, meski tak ada kata yang terucap. Di sudut ruangan, Abah dan Ummi duduk dengan wajah yang penuh pertimbangan. Pembicaraan tentang pernikahan Furqon dan Gina semakin memanas di dalam keluarga mereka, dan kali ini, Rafan berhasil membawa semua orang yang terlibat ke meja perundingan.Nayya memilih untuk tidak hadir. Ia merasa sudah terlalu lelah dengan segala ketegangan ini. Ia memilih menghabiskan waktu di pondok."Aku sudah mendengar semuanya." Abah memulai pembicaraan, suaranya berat dan penuh dengan perasaan. "Tentang niatmu yang ingin meminang Nak Gina."Furqon mengangguk pelan, matanya tidak pernah lepas dari wajah Abah. "Ya, Bah. Aku sudah memantapkan niat. Aku jatuh cinta padanya."Ibrahim, yang duduk di sebelah Furqon, menghela napas panjang. Dia adalah kakak tertua, yang selama ini selalu menjadi panutan. Namun, d
Last Updated: 2024-10-24
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status