author-banner
Anidania
Anidania
Author

Novels by Anidania

Istri yang Kau Doakan Cepat Mati, Kini Jadi Istri Atasanmu

Istri yang Kau Doakan Cepat Mati, Kini Jadi Istri Atasanmu

“Mbak ... aku hamil anak suamimu.” Tes pack di tangannya seperti belati yang menusuk tepat ke jantungku ... garis dua yang kuimpikan selama lima tahun pernikahan. Dadaku sesak, air mata mengaburkan pandanganku. Aku menatap Mas Alvin yang kini masih menunduk, berharap ia akan membantahnya. “Mas … aku mau cerai,” ucapku terbata, suaraku bergetar. Perlahan, ia mengangkat wajahnya. Senyum tipis terukir di bibirnya—bukan senyum dari orang yang pernah kucintai. “Aku nggak bakal ngelepasin kamu, kecuali ... kamu mati.”
Read
Chapter: Bab 15 - Putus Kerja
Aku menunduk kepala makin dalam, mencoba mencerna kata-katanya, sementara nafasku berhembus tak beraturan selaras dengan rasa tenang yang tak bisa kumiliki.“Kau tidak berhutang budi pada mereka,” ujar Raynard dengan tegas. “Kau membutuhkan pekerjaan, sementara mereka butuh pekerja—sederhana. Tidak ada yang perlu kau sesali dengan keputusan yang akan kau ambil.”Aku mengangkat kepalaku sedikit, menatapnya dengan penuh keraguan. “Tapi ... bukankah itu keterlaluan, Tuan? Saya merasa seperti orang yang ... tidak tahu diri,” cicitku mengeluarkan keresahan.Rahang Raynard mengeras begitu ia mendengar ucapanku, lalu ia menggeleng dengan pelan. “Bukan kau yang tidak tahu diri, Safira. Saya yang tidak akan membiarkan seseorang yang kubutuhkan ... terbuang sia-sia.” Tangannya bergerak membuka laci meja dan mengeluarkan sebuah map berwarna hitam, terdengar begitu misterius.“Saya sudah menyiapkan kontrak untukmu,” ucapnya singkat.Aku menatap map itu dengan ragu, lalu menatap pria itu sejenak
Last Updated: 2025-08-28
Chapter: Bab 14 - Tawaran Kontrak
Tubuhku langsung menegang begitu mendengar ucapannya, refleks aku menatap wajahnya dan membuat sendok di tanganku hampir terlepas. “D-dengan saya, Tuan?” tanyaku tergagap.Raynard hanya mengangguk sekali. “Ya. Denganmu.”Aku menganggukkan kepala cepat, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang jelas terpampang nyata di wajahku. “B-baik, Tuan,” sahutku lirih.Begitu kami semua selesai menyantap makanan, Kenzo buru-buru berlari kecil ke ruang keluarga sambil membawa mainannya dan berteriak memanggil Sus Rini. Tersisa aku dan Raynard yang sama-sama dilanda rasa canggung, tanganku bergerak ikut merapikan piring, tapi sebelum membawanya ke dapur, Raynard kembali bersuara.“Letakkan saja. Biar orang rumah yang membereskan,” ujarnya singkat.Aku terdiam sejenak, kemudian menunduk patuh. “Baik, Tuan ....”“Sekarang ikut saya.”Aku mengangguk sekali lagi, kini langkah kakinya terdengar mantap menuju ke lantai atas, sementara aku masih menatap punggungnya yang begitu tegap.“Ehm,” dehamnya membua
Last Updated: 2025-08-27
Chapter: Bab 13 - Jangan Ulangi Lagi
“Mulai sekarang, makan sendiri,” ujarnya datar, tapi terdengar tegas. “Biar Monty-mu itu bisa makan juga,” tambahnya terdengar ketus.Aku terperangah, sendok di tanganku sampai berhenti di udara karena rasa terkejut yang tak bisa aku tahan. Rasanya sulit membedakan apakah nada suaranya sebuah perintah, atau justru sebagai sindiran. Sementara Kenzo hanya terdiam beberapa detik, matanya melirikku seolah meminta perlindungan.“Ta-tapi ... Daddy, aku kan suka disuapin sama Monty ...,” gumam Kenzo dengan suara kecil.Tetapi, tatapan Raynard makin terlihat tajam seolah ia tak mengingkan anaknya itu membantah. “Kenzo,” hanya satu kata yang terucap memang, tapi nadanya cukup untuk membuat bocah itu meringkuk ke arahku. Perlahan, ia meraih tanganku yang masih tergeletak di atas meja, menggenggamnya erat seolah mencari perlindungan.Aku kembali membeku, mataku tak berani menatap Raynard yang jelas-jelas menyadari tindakan anaknya itu. Jantungku berdegup keras, ada rasa takut sekaligus bingung t
Last Updated: 2025-08-27
Chapter: Bab 12 - Mommy Aunty
Aku menatapnya sungkan, lalu berdeham pelan. “S-saya ...,” lirihku dengan ragu.Raynard menoleh ke arahku dan menatapku tajam. Tatapan yang dalam itu membuatku refleks menundukkan kepala dengan cepat, seakan takut akan ada amarah yang meledak sewaktu-waktu. Beberapa detik berlalu dalam keheningan dan Raynard kembali fokus pada piring di hadapannya, hingga aku akhirnya menghembuskan napas dan memberanikan diri menundukkan kepala sedikit ke arah Raynard.“Maaf, Tuan ... jika saya lancang, dan tidak meminta izin terlebih dahulu ketika ingin ke dapur,” pintaku dengan suara lirih.Raynard mengangkat wajahnya lagi, lalu menatapku lekat dengan ekspresi yang tak terbaca. Jantungku semakin berdebar, aku buru-buru menunduk makin dalam, seakan ingin menghilang dari sorot matanya yang terkesan menelanjangi kesalahanku.Tapi kemudian ... hanya satu anggukan kecil yang ia berikan, sebelum kembali menunduk dan menikmati makanannya.Aku sempat melirik sekilas dari ekor mataku, lalu cepat-cepat menund
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: Bab 11 - Siapa yang Masak?
“Mbak ... aku boleh masak nggak?” tanyaku hati-hati, aku memutuskan melangkah ke dapur ketika bosan berada di kamar, sementara aku sudah membersikan diriku dan mengganti baju dengan baju yang disiapkan oleh Sus Rini.Seisi dapur sontak menoleh ke arahku dan menghentikan akivitas mereka. Tatapan mereka seolah menelanjangiku dari ujung kepala sampai kaki, ekspresi kaget jelas terlihat di wajahnya. Aku bisa menebak apa yang mereka pikirkan—mungkin mengira aku adalah Nyonya Aruna yang sudah lama tiada?“Lho ... kok mirip banget, ya ...” salah seorang berbisik, tak sadar jika suaranya terdengar olehku.Aku mengibaskan tanganku cepat, menepis pikiran liar yang ersemayam di benaknya. “Bukan, bukan ... aku bukan beliau. Namaku Safira, dan ... aku nggak ada hubungannya sama Nyonya Aruna,” jelaku pada mereka.Mereka saling pandang satu sama lain, seolah ragu dengan penjelasanku. Beberapa di antaranya bahkan langsung menundukkan kepalanya lagi, pura-pura sibuk dengan aktivitasnya.“Ehm ... maaf,
Last Updated: 2025-08-25
Chapter: Bab 10 - Kalian Punya Masa Lalu yang Sama
“Aruna …” aku kembali menyebut nama itu pelan, hampir seperti bisikan doa untuknya.Suster Rini mengangguk kecil. Matanya menatapku lama, lalu menggeleng tipis seolah tengah menimbang sesuatu. “Saya, boleh nanya sesuatu?”Aku menoleh dengan alis yang berkerut. “Iya, Sus … apa ya?”“Kalau boleh tahu, kamu aslinya dari mana? Maksudnya, asal-usulmu, gitu. Soalnya … aku masih kepikiran dari pas pertama ngeliat kamu, wajahmu mirip banget sama Nyonya Aruna ... kayak bukan cuma sekadar mirip biasa. Rasanya kayak … ada hubungannya, ditambah Kenzo yang langsung lengket sama kamu padahal belum pernah ketemu kan?”Nafasku tercekat. Pertanyaan itu membuat tenggorokanku kering seketika, bibirku sempat terbuka, tapi kata-kata tak kunjung keluar, aku menelan ludah dengan susah payah.Melihat reaksiku, Suster Rini buru-buru tersenyum tipis, mencoba meredakan suasana. “Maaf ya kalo aku kepo. Soalnya selama ini aku yang paling sering sama Kenzo, dan sekarang ngeliat dia bisa secepat ini deket sama kamu
Last Updated: 2025-08-24
Pernikahan Paksa Sang Mafia

Pernikahan Paksa Sang Mafia

Pernikahan Alea dan Damian awalnya hanya permainan kekuasaan. Namun, segalanya berubah saat Damian menyerahkan sebuah amplop. “Ayahmu membunuh ibuku.” Dendam lama kembali terungkap, tetapi cinta mulai tumbuh. Dan kini, keduanya terperangkap di antara rahasia, luka, dan perasaan yang tak seharusnya ada.
Read
Chapter: End
“Kau tak apa?” tanya Alea kembali memastikan. Tangannya kini mulai melingkari lengan Damian, dan mengusapnya perlahan, seakan ingin menghapus sisa amarah yang masih berdiam pada tubuh pria itu.Damian menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya perlahan, seolah membuang beban yang sudah terlalu lama menghuni dadanya. “Sudah saatnya,” ucapnya dengan lirih. “Aku akan menyerahkan proses penyelidikan ini sepenuhnya pada pihak kepolisian. Jika benar Tuan Lagrand terlibat dalam pembunuhan ibuku, biarlah hukum yang akan berbicara, dan aku tak akan mengintervensi apapun.”Alea menatapnya dengan mata yang sedikit panas. “Kalau begitu … berarti ayahku mungkin saja tak bersalah?” ujarnya dengan penuh harap.Damian tak langsung menjawab. Hanya saja tatapannya yang berbicara, sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala, sekali. “Kita akan tahu kebenarannya ... dan mungkin saja ayahmu adalah korban dari konspirasi mereka di masa lalu ... karena, aku pun tak berada di tempat ketika kejadian itu tenga
Last Updated: 2025-08-15
Chapter: Sara Alaric
Damian baru saja merebahkan kepala di atas bantal dan ingin memejamkan matanya ketika suara bip-bip dari interkom di dinding terdengar sedikit nyaring, dan berhasil memecah keheningan di dalam kamar. Ia mengerjapkan matanya pelan, sedikit terganggu dengan suara itu, lalu meraih remote kecil di atas nakas untuk menyambungkannya.“Tuan Damian,” panggil Carden dengan suara yang terdengar berat, “Anda harus ke ruang keamanan sekarang.”Alea, yang semula hampir terlelap dalam pelukannya, kini ikut membuka mata. Ia mendengar percakapan itu dengan jelas, lalu berbalik menatap pada Damian. “Apa yang terjadi?” tanyanya setengah berbisik.Damian menatapnya sebentar, lalu menggelengkan kepalanya. “Carden jarang memanggilku pagi-pagi begini jika tak ada berita yang tidak penting.”Alea menarik selimutnya lebih jauh, lalu duduk sambil menyibakkan rambut dari sisi wajahnya. “Kalau begitu aku akan ikut denganmu.”“Alea—” desis Damian mulai menolak.“Aku ikut,” potongnya dengan tegas, ia menatap Dami
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: Tidur Lagi?
Alea mengerjapkan matanya pelan, mencoba menahan debaran yang merambat dari jantung hingga ke seluruh tubuhnya. Damian masih memeluknya erat, masih membungkus mereka dengan satu handuk besar seperti sepasang kekasih yang enggan beranjak dari keintiman yang mereka rasakan bersama.“Kalau kau baru mulai …” gumam Alea pelan, “aku harus segera menabung energi mulai dari sekarang.”Damian tertawa kecil mendengarnya. “Tenang saja, Alea. Aku bisa menjadi pelatih sekaligus pelindung bagimu. Kau hanya perlu … menyerahkan sepenuhnya padaku.”Alea menggigit bibir bawahnya seraya tertawa pelan. “Bahaya sekali kalimat itu.”“Bahaya yang menyenangkan,” balas Damian, lalu mengecup pelan sisi pelipis Alea dan membuat badan Alea sedikit terasa hangat. Detik berikutnya, ia membawa tubuh Alea ke dalam pelukannya, lalu kembali ke dalam kamar, Damian perlahan menarik selimut sambil meraih remote kecil di sisi tempat tidur, lalu menekan tombol pada panel interkom yang terpasang di dinding.“Bawakan sarapa
Last Updated: 2025-08-07
Chapter: Mandi Bersama
“Kalau kita begini terus,” gumam Alea pelan, “aku bisa-bisa tak sanggup bangun selama seminggu.”Damian terkekeh pelan mendengar celotehan Alea. “Itu risiko yang menyenangkan.”“Risiko untuk siapa?” balas Alea malas membuka mata.“Untukmu. Aku masih bisa menggendong jika kau tak bisa jalan,” ujar Damian sambil mencium lembut bahu Alea. “Seperti tadi malam.”Alea menahan senyumnya, sementara wajahnya kembali menghangat. “Kau benar-benar tak punya rasa bersalah ya…”“Kenapa harus merasa bersalah kalau sedang mencintai seseorang dengan sepenuhnya?”Alea menoleh sedikit dan menatap Damian dari bawah. “Mencintai?”Damian menatapnya sebentar, lalu mengangguk dengan lembut. “Ya. Aku mencintaimu, Alea.”Alea terdiam, matanya membulat sedikit, tak menyangka pernyataan itu keluar begitu langsung. Tapi bibirnya perlahan melengkung membentuk senyum kecil yang tulus.“Aku juga…” bisiknya. “Meski awalnya kupikir aku cuma tertarik… ternyata… perasaanku lebih dalam dari itu.”Damian mempererat peluk
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Pagi yang Indah
Sinar matahari pagi menyusup perlahan melalui celah tirai, menyinari kamar dengan cahaya keemasan yang lembut. Udara masih hangat, aroma kasur, dan jejak semalam masih terasa menyelimuti setiap inci ruangan.Alea mengerjapkan matanya perlahan. Tubuhnya terasa berat… tapi nyaman. Namun, yang membuat jantung Alea tiba-tiba berdetak lebih cepat … adalah kenyataan bahwa tubuhnya masih berada di atas Damian. Lebih tepatnya… miliknya masih menyatu dengan milik Damian.Wajah Alea langsung merona hebat. Ia refleks menggigit bibir, menahan napas dan tidak berani bergerak. Tapi perasaan penuh di dalam dirinya itu terlalu nyata untuk diabaikan—seolah tubuh mereka belum sempat benar-benar berpisah sejak semalam.“Hh…” gumamnya lirih, hampir seperti desahan tercekik oleh malu dan bingung sendiri.Ia mengangkat kepalanya pelan, menatap wajah Damian yang masih tertidur dengan tenang di bawahnya. Namun ketika tubuh Alea bergeser sedikit saja…Damian mengerang pelan dalam tidurnya. “Hmm…”Mata pria i
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Bayangan Patricia
Malam hari di pusat kota yang mulai padat menjelang jam pulang kantor, layar videotron raksasa yang berada di persimpangan jalan tiba-tiba berubah. Tayangan berita darurat mulai diputar, dan berhasil menarik perhatian orang-orang yang tengah berlalu lalang.“Breaking News: Polisi berhasil melumpuhkan dan menangkap Leopold Lagrand dalam penggerebekan berdarah di mansion pribadinya.”Wajah Patricia muncul beberapa detik kemudian, disandingkan dengan tulisan berwarna merah yang berjudul,“BURONAN: Patricia Lagrand. Dicurigai mengetahui dan terlibat dalam sabotase sistem hukum dan upaya pembunuhan.”Patricia yang sedang berjalan cepat di antara keramaian, berhenti secara mendadak. Ia berdiri mematung, wajahnya menegang saat melihat dirinya di layar raksasa. Ia segera memperbaiki masker yang melekat di wajahnya, lalu membenamkan rambuutnya di dalam topi yang dikenakannya.“TIDAK...” desisnya pelan.Beberapa orang mulai tertarik dan melihat ke arah layar, lalu saling berbisik satu sama lai
Last Updated: 2025-08-04
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status