Share

Hari H Pernikahan

Pesta pernikahan diadakan dihalaman Rumah Edwin yang seperti halaman istana bangsawan karena cukup besar. Bunga- bunga sudah di pasang disetiap penjuru area pernikahan itu. Kursi tamu undangan sudah di tata rapi tepat di dua belah sayap panggung. Penataan taman yang begitu mewah dengan tema pesta kebun ini mungkin menjadi pernikahan impian bagi setiap wanita. Terdapat Balok Es juga yang bertuliskan Nama Piona dan Edwin.

Diruang rias Piona diliputi rasa gelisah karena sampai detik ini belum memutuskan akan menghubungi sahabatnya atau tidak. Dengan perasaan takut akhirnya Piona menelpon Dina sahabatnya itu.

"Tut,tut,tut"Tanda panggilan masuk.

"Halo, beb. Ya ampun beb kemana aja?" Dina antusias menjawab telpon.

"Ada kabar bahagia sekaligus buruk kamu mau tahu yang mana ?"Piona menata nafasnya.

"Jangan buat aku takut beb, coba pelan-pelan kamu jelaskan, yang mana aja deh!" Dina mulai penasaran.

"Please jangan kaget ya tp hari ini kamu harus siap kesini!!"Kata Piona.

" Iya terus?" Dina sepertinya tidak sabar.

"Beb aku nikah sekarang, itu kabar bahagianya, " Kata Piona spontan.

What's serius ? Jangan bercanda Piona sama siapa? Kok mendadak banget kamu nggak MBA kan beb?" Dina semakin penasaran.

"Nggak beb ini perjodohan orang tuaku dan aku harus menerima karena berhubungan dengan perusahaan. Nggak ada alasan lagi untuk menolak beb,"Curhat piona.

"Sabar ya beb. okay tunggu, walaupun kamu mendadak kasih tahunnya ke aku, tapi aku makasih banget kamu bilang ke aku ya, beb."

"Sama- sama Din tapi kabar buruknya calon suami ku, kamu pasti kenal dan dia orang yang paling kamu benci di SMA dulu beb,"Jelas piona.

"Sebentar, beb kamu nggak bercanda kan?"Kata dina mengingat orang itu.

"Iya dia Din, Edwin. Kamu nggak marah kan?"Piona menjelaskan dengan rasa takut.

"Duh beb ini beneran, aku dukung segala keputusan kamu kok beb cuma dia kan musuhan banget sama kamu beb? Aku nggak marah kok," Dina makin penasaran.

"Ceritanya panjang Din, bisa datang kesini kan? acaranya jam 9 dirumah Edwin yang dulu dan see u beb setelah pernikahan kita ngobrol ya beb! Bye. "Piona mengakhiri telponnya.

"Ehh beb," "Tut, tutut,tutut..."Tanda telpon berakhir.

"Anakku tersayang "Mama Piona mengambilkan orange jus kesukaan piona

"Ma...."Piona memeluk mamamnya.

"Kamu sudah dewasa ya Piona, maafin mama jika ini membuatmu sedih tapi demi papa sayang. Kalau kita bangkrut mama nggak rela kamu harus putus kuliah."Mama Piona memeluk erat Piona.

"Tapi bukanya rencana ini sudah semenjak aku kecil?"Kata Piona mengerutkan dahinya.

"Awalnya mama nggak setuju, tapi ini memang keadaan mendesak."

"Ini nggak masuk akal di kepalaku ma, kenapa harus aku yang jadi pasangan Edwin kan bisa mencari wanita lain yang mencintai dia mungkin."Jelas piona.

"Alasannya tante Marta memilih kamu karna kamu pantas untuk meneruskan usaha tante Marta. Karena sejak SMA kata tante Marta selain murid teladan kamu juga paling berani membalas perbuatan Edwin. Tante Marta juga butuh wanita yang bisa membuat Edwin tahkluk dan jujur baru kali ini Edwin setuju dengan perjodohanya karena sebelumnya edwin menolak 5 perjodohan yang dilakukan tante Marta. Selain itu yang paling mendesak adalah-- "Jelas mama Piona.

"Apa ma??" Piona mulai penasaran.

"Jangan diam ma apa ??"Piona kembali merengek melihat mamanya terdiam sejenak.

"Tante Marta mengidap kanker payudara stadium 4 dan waktunya kata dokter hanya tinggal tiga bulan,"

"Haahh!!Beneran ma?"Pikiran Piona tiba-tiba buyar sangat tercengang dengan pernyataan mamanya barusan.

"Makanya dia nggak bisa menunggu lagi. Masalah ekonomi keluarga kita tante Marta bersedia menyelesaikannya dan sebagai gantinya kamu akan jadi direktur utama perusahaan kosmetiknya nanti. Tante Marta waktu itu bersujud memohon ke mama untuk menolongnya. Kali ini jika perjodohan ini ditolak oleh Edwin tante Marta juga akan menyerah." lanjut mama Piona.

Piona terkejut mendengar penjelasan itu, hatinya yang awalnya gusar dan gelisah seperti luluh dan merelakan pernikahan ini terjadi.

"Ma, tapi kenapa tante marta nggak pernah cerita?"Tanya Piona.

"Karena Edwin pun belum tahu tentang penyakit mamanya ini, kata tante Marta biarkan saja mereka tidak tahu tentang kondisi tante Marta saat ini karena tante Marta juga belum siap cerita kalau dia sakit. Edwin kan anak tunggal Piona. Jika dia tidak memiliki seorang ibu. tante Marta takut anak semata wayangnya itu kesepian harus ada sosok wanita yang bisa menjadi tempatnya bersandar karena Edwin itu sangat manja sama mamanya,"

Aku mengerti sekarang. Gumam piona dalam hati.

Tiba- tiba dari pintu ruang rias Tante Marta datang.

"Pengantin wanita yang cantik, ayukk sayang tamu sudah menunggu didepan dan sepertinya Edwin sudah tidak sabar menunggumu juga. " Tante Marta memandang wajah Piona penuh kasih sayang.

"Sayang mulai sekarang kamu nggak boleh panggil tante lagi,kamu harus panggil mama ya!"Kata tante Marta. 

"Iya tante, "Jawab piona "Coba sebut apa sekali lagi ?"Tanya tante Marta "Iya ma, "Kata Piona.

Perasaanku seperti melebur, aku seperti merasakan kesedihan dan rasa sakit yang dirasakan tante Marta saat ini. Aku mengerti setiap ibu akan melakukan segala hal untuk kebahagiaan anaknya dan ini adalah salah satu yang seorang ibu lakukan untuk kebahagiaan anaknya.

Akhirnya Piona menuju ke pesta pernikahan itu bersama dengan mama Piona dan tante Marta.

Tepuk tangan riuh dari tamu undangan menyambut perjalanannya memasuki pesta pernikahan ini.

Tampak sahabatnya sudah datang dan beberapa tamu sudah siap menjadi saksi pernikahan Piona dan Edwin.

Piona meraih tangan papa nya untuk diantar ke depan altar sembari berjalan Hatinya bergumam dan menatap Edwin yang sudah menunggunya didepan altar.

Tuhan, aku tahu sampai detik ini aku belum mencintainya. Jika memang dia adalah jodoh yang engkau sediakan untukku berkatilah kami Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendakmu.

Akhirnya piona sampai kedepan altar. 

Tangan piona seakan menurut ketika papanya memberikan telapak tangan piona kepada Edwin.

Edwin tersenyum dan bergumam juga dalam hatinya 

Terimakasih Tuhan Engkau memberiku calon istri yang baik dan Cantik, walaupun aku tahu dia terpaksa menjalani pernikahan ini. Tapi aku tahu dia juga berkorban demi keluarganya. Berkatilah kami Tuhan.

Prosesi Pemberkatan Nikah Dimulai.

" Bersediakah saudara Edwin Herlangga mencintai dan menyayangi saudari Piona Akti dewi dengan sepenuh hati saat susah maupun senang dan sampai maut memisahkan?"

Edwin menatap wajah piona dan dengan mantap menjawab. "Ya saya bersedia."

Kini giliran piona 

"Bersediakah saudari Piona Akti Dewi mencintai dan menyayangi saudara Edwin Herlangga dengan sepenuh hati saat susah maupun senang dan sampai maut memisahkan?"

Suasana begitu hikmat, Piona masih terdiam sejenak dengan waktu yang cukup lama 

Membuat semua tamu undangan menjadi gelisah.

Akhirnya Piona menatap Edwin dengan tatapan malu, dia pun menjawab. " Ya, saya bersedia." 

Tepuk tangan kembali menghiasi pesta pernikahan ini.

"Silahkan pasangkan cincin ke jari pasangan anda!"Kata pendeta.

Tangan mereka berdua sama - sama gemetar

Mereka saling menatap sekali lagi dan mulai saling memasangkan cincin.

Dan setelah pasang cincin selesai.

"Tuhan memberkati kalian berdua dan sekarang kalian telah resmi menjadi sepasang suami istri silahkan mencium pasangan anda!!" Kata pendeta.

Oh Tuhan kenapa aku lupa dengan adanya adegan ini? Gumam piona tiba-tiba kebingungan 

Edwin yang melihat hal itu tersenyum kecil dan membisikkan sesuatu ketelinga piona sambil menggodanya." Tidak usah setegang itu untuk menciumku, bukankah malam itu kita sudah berciuman?"Edwin tersenyum nakal pada piona.

Dasar cowok mesum. umpat piona dalam hati.

"Aku tidak tegang, biasa aja, " Piona menyangkal kegugupanya dengan ketus.

Riuh Tamu undangan semakin menjadi 

"Cium,cium,cium,cium,cium,cium,cium!!!"

Mereka mengambil posisi berhadapan, Edwin masih geli dan tersenyum melihat Piona salah tingkah ketika Edwin tersenyum dan menatapnya.

Tangan Edwin mengusap pelan helai rambut di kening Piona dan menyingkirkannya sedikit ke bagian telinga, mata Piona gugup memandang Edwin di hadapannya. 

Aku masih tak paham kenapa tatapan matanya begitu lembut dan jari-jemarinya menyampaikan sesuatu seperti perasaan sayang?? Kata Piona dalam benaknya. 

Jari-jemari Edwin dari telinga Piona berlari kecil kebagian belakang leher Piona, menariknya pelan agar Edwin mampu meraih bibir kecil Piona yang sekarang berwana pink kemerahan itu. Pelan tapi pasti, bibir Edwin mulai mendekat ke bibir Piona. Piona yang tak bisa menahan detak jantungnya akhirnya menutup matanya dan bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Edwin sekali lagi, perasaan mereka berdua semakin tidak menentu ketika Edwin mulai melumat bibir Piona dengan lembut. Edwin sama sekali tidak memainkan lidahnya disini, sehingga ciuman itu begitu manis dan penuh dengan rasa sayang. Tangan Edwin yang lain menarik pinggang ramping Piona agar lebih dekat dengannya, Piona yang mulai terbawa suasana sekali lagi melingkarkan tangannya di tengkuk Edwin dan Riuh Tamu undangan semakin ramai terdengar memenuhi pesta pernikahan itu.

Akhirnya Edwin melepaskan bibirnya, Edwin melihat rona merah diwajah Piona.

Ternyata kamu bisa malu juga Ratu Kodok?' Edwin bergumam di hatinya.

Kedua tangan Piona masih ada di tengkuk leher Edwin tapi Piona tidak bisa lagi menahan rasa malunya. Piona menolehkan kepalanya kearah yang lain tapi Edwin meraih dagu Piona dan menolehkan kembali wajah Piona kehadapanya. Tatapan mata itu berlangsung sangat lama sampai akhirnya acara dansa pasangan dimulai dan mereka yang masih sama melanjutkannya dengan berdansa.

"Apa yang kamu pikirkan Ratu Kodok?"Tanya Edwin yang tidak tahan melihat wajah Piona semakin merah.

"Ehhhmmm nggak, aku nggak mikirin apa-apa kok," Piona mulai susah fokus menatap edwin

Kedua tangan edwin meraih kedua pinggang ramping piona, piona terkejut tapi tidak bisa berbuat apa-apa dan mendekatkan bibirnya ke telinga piona.

Edwin mulai berbisik."Dengarkan baik- baik,kamu sangat cantik." Piona benar- benar terkejut debaran jantungnya tidak lagi beraturan, suhu badannya berubah panas, wajahnya semakin memerah. Membuat Edwin saat itu tidak tahan lagi untuk tersenyum dan tertawa melihat piona. Piona yg melihat Edwin tertawa malah membuatnya semakin malu lalu spontan melepaskan tangan Edwin dari pinggangnya dan berlari turun dari panggung dan kembali keruang riasnya. tangan Piona menutupi wajahnya dan terlihat air mata menetes di kedua pipinya.

Edwin terkejut melihat Piona meneteskan air mata, Edwin mengejar Piona tapi dihentikan Oleh tante marta 

"Kenapa piona pergi?"Tante Marta penasaran 

Beruntung tamu undangan tidak banyak yang melihat kejadian ini.

"Bentar ma, "Jawab Edwin tidak bisa menjelaskan.

Edwin berlari lagi, pikirannya tiba-tiba kacau 

Dan sadar sepertinya dia kelewatan kali ini.

Maaf piona, maaf. Hanya kata-kata ini yang terlintas di pikiran edwin saat ini.

Apa-apaan sih, dia malah ketawa? Dasar jahat!Tapi kenapa aku menangis? Aku nggak paham dengan perasaanku, kenapa dia bisa berbicara dengan begitu manis? Pikiran dan hati Piona sedang kacau, sambil terduduk dan mengambil tisu didalam tasnya. Mengusap sedikit air matanya tapi air matanya tidak kunjung berhenti.

Edwin sampai di pintu ruang rias yang terbuka, banyak pemikiran yang berada di benaknya.

Apakah dia benar- benar tersiksa dengan pernikahan ini ? Mungkinkah aku salah menerima perjodohan ini? Apakah selanjutnya kita harus berpisah? Tapi hatiku tidak rela itu terjadi. Edwin gelisah dan gusar dengan perasaannya sendiri. 

Sedikit demi sedikit langkah kakinya memberanikan diri untuk mendekat ke tempat Piona yang terduduk di depan meja rias.

Aku harus berdamai dengan diriku sendiri, aku sudah berjanji di hadapan Tuhan aku tidak bisa mengingkarinya. Kata Piona meyakinkan dirinya didalam hati sambil mencoba menghentikan air matanya.

Piona mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Piona spontan menoleh dan dia melihat Edwin dengan ekspresi seperti merasa bersalah.

Piona terkejut ketika Edwin bersujud di hadapanya dan mercoba menggenggam tangan kanan piona.

"Maaf Piona, apakah menikah denganku begitu menyiksamu ? Maaf jika aku tertawa tadi, aku sangat tulus bilang kalau kamu cantik hari ini. Apakah aku salah dengan hal itu?aku tidak pernah tega melihatmu menangis, aku tahu mungkin pernikahan ini salah, jika kamu mau, aku akan mengakhirinya tapi kalau boleh jujur aku sudah mulai menyukai kamu piona dan aku tidak rela jika aku harus menakhirinya. Apa yang harus aku lakukan?" Edwin mengutarakan isi hatinya. 

Piona terkejut ketika Edwin menyatakan suka kepadanya,

Aku nggak salah denger Edwin menyukaiku?

Dari sepanjang pertanyaan yang diutarakan Edwin kepada piona hanya pertanyaan itu yg berputar- putar di kepalanya.

"Emm-emmm begini," Pona masih tersendat untuk berbicara. "Begini Edwin, bisakah kamu memberiku waktu?aku tidak membenci pernikahan ini ataupun berniat mengakhirinya tapi," Piona kembali terhenti.

"Tapi kamu belum mencintaiku ataupun menyukaiku kan?" Edwin mercoba menebak dan melanjutkan kalimatnya.

Edwin bisa mengerti apa yang aku ingin utarakan? Sekali lagi Piona terkejut.

"Aku tidak akan memaksamu untuk jatuh cinta padaku apalagi membuatmu tidak nyaman di sini, aku akan memberikan banyak waktu untukmu berfikir tapi biarkan aku menyukai mu sepanjang waktu yang aku bisa, aku pun tidak paham perasaan apa ini ?keadaan ini juga diluar akal sehatku. Tapi entah mengapa dari awal aku melihat mu dan dengan pertemuan yang singkat ini aku yakin kamu adalah pasangan yang diberikan Tuhan kepadaku"Jelas Edwin sambil menggenggam kedua tangan Piona yang sekarang resmi menjadi istrinya itu.

" Aku nggak paham kenapa kamu bisa bersikap seperti ini terhadapku?? Dulu kamu begitu jahat sampai tidak ada hari tanpa membuatku menangis. Tidak ada sedikitpun bayangan kamu bisa memperlakukan wanita seperti ini ?? Bahkan aku tidak mengerti kenapa kamu bisa memilihku yang jelas-jelas tidak mencintaimu ?? Kenapa dari 5 perjodohan itu. Kamu bisa memilih aku? Aku selalu takut berhadapan denganmu lagi apalagi sikapmu hari-hari ini sangat baik padaku. Aku takut tiba-tiba kamu berubah dan menjadi sangat sadis seperti di SMA. Jika aku hidup dengan mu. Apa yang akan terjadi padaku ? Apa aku juga akan menangis sepanjang waktu ? Sikapmu yang baik membuatku semakin takut edwin? Apa yang harus kulakukan?"Pecah sudah segala kegalauan dan bayangan buruk Piona terhadap Edwin. 

Piona kembali menangis dan tidak bisa lagi menahan air matanya. Edwin memeluknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

"Maafkan aku jika yang kulakukan di SMA membuatmu sangat trauma. Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa jahat terhadapmu saat itu. Tapi yang aku tahu, saat itu kamu memang satu- satunya wanita yang berani membalas perbuatanku. Aku juga diam-diam tertarik padamu tapi selalu kuurungkan niatku karena akan menjadi aneh jika aku mendekatimu saat itu. Dan nyaliku belum cukup untuk melakukan itu, aku mungkin nggak pernah tahu kita akan dijodohkan tapi saat mama bilang padaku, bahwa dia mengundang mu ke Pesta ulang tahunku. Entah apa yang terpikir olehku saat itu dan aku tidak bertanya apapun dan langsung pulang begitu saja. Padahal selama ini aku masih tidak ingin pulang karena aku trauma dengan perjodohan."

Edwin mengusap rambut Piona perlahan, kali ini pelukan itu membuatnya tenang. 

Ada yang terlintas dipikiran Piona.' Tertarik padaku sejak SMA? Dia trauma dengan perjodohan?' Pertanyaan ini masih terus berputar di pikiran piona.

Pelukan itu dilihat Tante Marta atau mama Edwin di depan pintu ruang rias. Tante Marta tertawa ketika melihat mereka berpelukan dengan begitu mesra.

" Eheemm ..." Tante Marta berdehem mengagetkan mereka.

Edwin dan Piona salah tingkah dan melepas pelukan mereka. Mereka pun terlihat bingung sendiri.

"Ee ... Sepertinya acara masih berlangsung di luar tapi sepertinya aku melihat kalian sudah tidak sabar untuk berduaan?" Kata tante Marta menyindir mereka berdua dengan senyum jahilnya.

"Nggak kok ma," Mereka berdua kompak mengelak.

"Kalau begitu aku tunggu kalian diluar kita makan siang bersama!"Tante Marta meninggalkan mereka berdua dengan ekspresi terkikih geli lalu pergi menuju meja makan VIP yang disediakan di pesta pernikahan itu.

Mereka berdua terlihat salah tingkah di ruang rias itu.

Valen Ash

Cie cie mulai tumbuh benih-benih cinta nih panas dingin belum mulai baca lagi yuk! jangan lupa tinggalkan bintang dan komentarnya yah...

| 3
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Herni
ditunggu kelanjutannya 🥳
goodnovel comment avatar
Herni
kereennn kpn up lg ka?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status