Share

Part 8, kontrak kerja sama

Violetta's pov

Tak terasa, beberapa minggu telah berlalu.

Aku tidak jadi berhenti bekerja karena manajerku yang tidak rela melepas diriku  pergi. Akhirnya, aku kembali bekerja di perusahaan suamiku sendiri..

Suamiku, Davin telah berubah menjadi lebih hangat padaku. Entah mengapa sekarang aku mulai merasa bahwa ketika sedang bersamanya, aku merasakan perasaan nyaman dan hangat.

Perasaan ini membuat jantungku berdetak lebih cepat dan dapat mengosongkan pikiranku sewaktu waktu ketika memikirkannya.

Seolah olah aku sedang dibutakan oleh suatu hal yang tak kumengerti sama sekali. Bahkan terkadang, ketika ia sedang tiada aku dapat memikirkannya terus menerus.

Perasaan apakah ini??

Tiba tiba, lamunanku dibiaskan oleh suara dari teman kerja yang menghampiriku.

"Vio, lo tau gak? Perusahaan kita akan melakukan perjanjian kerja sama dengan seorang wanita dari luar negeri !!!"

"Apa??" tanyaku sembari berdiri dan memandang temanku, Felis dengan penuh menyelidik karena terkadang ia sering bercanda.

"Iya...sekarang suami lo lagi pergi buat kontrak nih," ujarnya sambil pamit dan membuatku mulai bingung.

'Kenapa suamiku tidak mengabariku ya??' Pikirku dengan batin yang agak terguncang dan merasa takut akan sesuatu tanpa mengetahui apa yang terjadi...

Namun, aku masih memiliki banyak pekerjaan sehingga aku mulai menyibukkan diri kembali dengan berkas berkas yang terpampang di meja kerja milikku.

Setidaknya itu kabar baik bagi suamiku. Sepertinya aku terlalu banyak berpikir. mungkin aku akan menanyakan padanya soal perjanjian kerja sama tersebut setelah ia pulang ke rumah .

Davin's pov

Aku mendapat kabar baik dari pihak yang akan kuajak kerja sama pada hari ini.

Sepertinya ia akan menerima kontrak ini.  Namun, ia memiliki syarat yang harus kupenuhi sehingga harus bertatap muka dahulu denganku..

Dengan segera, aku memanggil karyawan dan sekretaris di dekatku untuk memerintahkan mereka mengatur perusahaan ini dalam beberapa jam.

Setelah itu, aku beranjak dari kursi dengan perasaan yang agak gelisah. Dan dengan segera, aku mulai membuat janji temu di sebuah restoran dengan pihak tersebut.

Aku mulai berjalan keluar dari perusahaanku dan pergi menggunakan mobilku menuju suatu restoran .

Setelah sampai, aku segera memarkirkan mobilku di dekat restoran lalu mulai berjalan memasuki restoran tersebut...

Tap, tap, tap...

Kring!!

Denting bel terdengar ketika aku mulai memasuki restoran tersebut. restoran ini dihiasi oleh nuansa yang cukup kasual namun terlihat elegan.

Aku pun mulai mencari tempat duduk dan menunggu pihak lain itu. Lalu, aku memesan secangkir kopi pada seorang pelayan restoran sembari menunggunya.

Tak lama kemudian...

Kring!!!

Tap, tap, tap..

Seorang pria datang ke arahku dan mulai duduk berhadapan denganku. aku menyampaikan salam padanya dengan ramah dan dibalas dengan senyuman darinya.

"Apakah ini dengan tuan Davin? Ceo dari Pt.Nugraha."

"Ya, saya Davin," balasku dengan santai.

"Mohon tunggu dulu ya, Sepertinya, Ceo kami belum datang karena macet di jalan," ujar lelaki itu padaku dengan sopan.

"Baik."

"Maaf pak, ini kopinya.ada lagi gak yang mau dipesan??" tanya pelayan yang mengantarkan kopi padaku.

"Tidak ada."

"Baik..terima kasih pak," balasnya dengan riang dan kembali ke tempat awalnya. Sepertinya ia masih seumuran dengan Siska, adikku.

Setelah beberapa menit kemudian, aku melihat seorang wanita yang menggenakan dress selutut berwarna peach yang selaras dengan kulit putihnya. rambutnya yang lurus berwarna coklat kehitaman dan wajahnya menunjukkan kesan bahwa ia adalah keturunan melayu.

Wanita itu berjalan masuk ke restoran lalu menuju ke arah kami dengan elegan. setelah kulihat dari dekat ia ternyata adalah..

"Siang, saya Natasha. Ceo dari perusahaan yang akan menjalin kontrak dengan tuan Davin."

Seketika, perasaan nyeri menjalar ke hatiku ketika melihatnya kembali. Aku tetap tenang dan mulai berjabat tangan dengannya.

Setelah itu, kami mulai duduk dan mendiskusikan perencanaan dan timbal balik dari kontrak kerja sama ini.

Namun, hingga saat saat terakhir, ia masih belum menyebutkan syaratnya sedikitpun.

"Apakah persyaratan dari kontrak ini?.."tanyaku pada wanita itu sembari menahan rasa kuatirku.

"Ah iya, saya hampir lupa.maaf ya."ucapnya padaku sembari tersenyum..

"Syaratku yaitu..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status