Share

Episode 5

Saat sedang bersantai di teras rumah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berbadan besar memasuki pekarangan rumah Dodi.

“Siapa itu mas?” tanya Luna penasaran sambil terus mengamati orang yang sedang berjalan menuju mereka.

“Oh itu Bagas, anak pengusaha yang kaya-raya di kampung kita.” Jawab Dodi setelah melihat Bagas yang semakin dekat.

“Hai Dodi! Apa kabar kamu dan pabrik kamu?” Tanya Bagas sambil berjabat tangan ala anak-anak gaul gitu.

“Baik Alhamdulillah, kamu sendiri gimana?” Tanya Dodi balik.

“Dengar-dengar katanya kamu menikahi Luna ya?” tanya Bagas yang tidak melihat bahwa Luna ada di balik punggung Dodi.

“Mas aku buatkan minum ya.” Pamit Luna meninggalkan mereka untuk membuatkan minum. Bagas kaget melihat Luna keluar dari balik punggung Dodi.

“Iya sayang.” Ucap Dodi.

“Wah ternyata benar, Luna sudah menjadi istri kamu?’” Tanya Bagas dengan nada mengejek dan muka sombong.

“Iya benar.” Jawab Dodi singkat. 

“Kamu tahu? Luna itu sudah menjadi incaran saya sejak dulu. Tapi, karena saya harus melanjutkan sekolah ke luar negeri,saya meninggalkan Luna. Saya berencana untuk menikahi Luna sepulang saya dari luar negeri. Eh ternyata sekarang sudah ada yang berani ambil Luna dari saya.” Ucap Bagas dengan nada sinis.

“Sekarang Luna sudah menjadi istri saya. Lebih baik kamu cari yang lain saja.” Ucap Dodi geram melihat tampang Bagas.

“Bukk! Enak saja kamu bilang begitu.  Ingat! Saya akan rebut Luna dari kamu.” Ucap Bagas memukul perut Dodi dengan keras hingga Dodi sesak nafas.

“Prakk!” Luna yang melihat kejadian itu kaget dan menjatuhkan gelas yang berisi minuman.

“Mas kamu tidak apa-apa?” tanya Luna yang ingin menghampiri Dodi namun tangan Luna terlebih dahulu di tarik Bagas.

“Kamu harus ikut aku!” Ucap Bagas menarik tangan Luna dengan kasar.

“Aku enggak mau! Mas tolong aku Mas !”  Luna berteriak dan menangis meminta pertolongan.

“Luna! Luna! Luna! Tolong! Tolong!” dengan sekuat tenaga Dodi bangkit dari duduknya, perutnya terasa sangat sakit karena pukulan Bagas.

“Ya Allah! Nak Dodi kenapa? “ tanya Mbok Tuti yang langsung ke teras setelah mendengar Dodi berteriak minta tolong.

“Mbok, Luna di bawa pergi sama Bagas.” Ucap dodi dengan nafas terpenggal-penggal.

“Ya Allah! Pak! Pak! Segera ambil mobil.” Seru Mbok Tuti kepada supir Dodi.

Dodi berusaha mengikuti mobil Bagas, namun sial,dia kehilangan jejaknya. Dodi bingung harus mencari kemana lagi. Akhirnya,Dodi memutuskan untuk pulang dulu. Dan menceritakan kejadian ini kepada pak Ahmad. Jangan ditanya betapa terkejutnya pak Ahmad mendengar anaknya di bawa sama Bagas. Pak Ahmad tahu Bagas itu bukan orang yang baik. Dia khawatir putrinya di sakiti.

Setelah beberapa hari, Dodi belum juga menemukan di mana keberadaan Luna. Kondisi kesehatan pak Ahmad semakin buruk sehinnga beliau harus di larikan ke klinik terdekat.

Ditempat lain, Luna sedang berusaha melarikan diri saat ingin di perkosa oleh Bagas. Tubuh Bagas yang kuat membuat Luna sulit untuk melawannya. Luna melihat ada gelas di nakas, tidak lama lagi saat Bagas tidak melihatnya Luna memukul kepala Bagas dengan gelas hingga kepala Bagas berdarah dan Bagas pun pingsan.

         Akhirnya, Luna berhasil melarikan diri dari Bagas. Dengan baju yang compang-camping dan wajah yang sangat kucel Luna mencoba berjalan kaki. Namun sayangnya,Luna tidak tahu dimana dia berada. Tiba-tiba ada sepasang suami istri yang menghampirinya.

“Kamu istrinya Dodi bukan?” tanya perempuan tersebut.

“Iya betul. Kamu masih ingat saya?” ucap Luna yang berharap mendapatkan bantuan.

“Kenapa kamu ada di sini sendirian? Kemana Dodi?” sekarang giliran si laki-laki yang bertanya.

“Saya habis diculik dan saya berhasil kabur. Tapi saya tidak tahu arah jalan pulang.” Ucap Luna dengan wajah yang begitu kasihan.

“Ya ampun! Lebih baik sekarang kamu ke rumah kami dulu. Besok pagi kami akan antar kamu pulang." Ucap si perempuan itu dengan berempati.

“Memangnya jarak dari sini ke rumah saya jauh ya?” tanya Luna heran kenapa dia tidak langsung di antar pulang.

“Jauh sekali! Membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai ke sana. Karena hari sudah semakin gelap lebih baik kamu menginap saja dulu.” Ucap mereka bergantian.

“Terima kasih banyak ya kalian sudah menolong saya.”

***

Dodi sangat frustasi kehilangan Luna. Selama seminggu dia tidak mau makan dan terus mencari Luna. Hingga matanya hitam,karena terus menangisi Luna yang sampai saat ini belum ketemu. Kondisi pak Ahmad sedikit membaik karena Dodi berusaha untuk meyakinkan pak Ahmad kalau Luna pasti akan pulang.

Terdengar bunyi pesan masuk di handphone Dodi, namun Dodi enggan untuk membuka handphonenya. Setelah beberapa saat, Dodi penasaran dengan pesan itu siapa tahu ada kabar tentang Luna. Ternyata benar,teman Dodi yang berada di luar kota memberitahu bahwa Luna sedang ada di sana. Dodi kaget mendengar kabar tentang Luna dan memutuskan untuk menelepon temannya itu.  Tapi sayangnya tidak diangkat karena sudah tengah malam.

Dari isi pesan tersebut tertulis bahwa temannya akan mengantarkan Luna pulang ke rumah. Betapa bahagianya Dodi mendengar Luna akan kembali ke rumah. Dodi tidak sabar menunggu kehadiran istrinya esok hari.

Hari sudah pagi menjelang siang, belum ada tanda-tanda kedatangan Luna. Dodi dan pak Ahmad menunggu mobil yang datang di depan pintu. Hingga sore hari temannya tak kunjung datang juga. Dodi memutuskan untuk menelepon temannya. Namun sayang handphonenya tidak aktif.

Hingga hari sudah gelap, Dodi mengajak pak Ahmad untuk menunggu di dalam rumah karena khawatir pak Ahmad kena angin malam. Perasaan Dodi terus bergemuruh tidak tenang. Dia tidak makan seharian demi menunggu Luna datang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status