Share

Episode 7

Author: Mars Mipai
last update Last Updated: 2020-11-15 02:03:32

Saat bangun tidur Luna merasa perutnya sangat mual sekali. Hingga dia tak tahan untuk mengeluarkan cairan yang bikin mual dari perutnya. Badan Luna sedikit lemas karena mual yang tak kunjung hilang.

"Huek! Huek!" Luna muntah di lantai karena sudah tidak keburu ke kamar mandi.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Dodi yang baru masuk kamar.

" Enggak tahu, perutku mual banget. Mungkin masuk angin." Jawab Luna dengan lemas.

"Nanti aku belikan obat ya." Ucap Dodi.

"Apa aku hamil ya mas? Coba nanti kamu belikan tespek ya." Luna menduga dirinya hamil. Karena mualnya berbeda dari biasanya.

" I..i..iya nanti aku belikan tespek juga." Jawab Dodi yang khawatir kalau Luna hamil.

***

Luna sudah mencoba tespek dan hasilnya positif Luna hamil. Luna ingin langsung memberitahukan kabar bahagia ini pada suaminya.

"Mas lihat ini!" Pinta Luna menyerahkan benda pipih bergaris 2 itu.

"Kalau garisnya 2 berarti kamu hamil?" Tanya Dodi penasaran dan langsung mendapatkan anggukan serta senyuman dari Luna.

Wajah Dodi terlihat tidak bahagia mendengar berita ini. Dia khawatir kalau anak yang di kandung istrinya bukan anaknya.

"Kok kamu enggak bahagia? Inikan yang kita tunggu-tunggu." Tanya Luna sedih melihat wajah suaminya.

"Tapi apa bener anak yang kamu kandung anakku?" Tanya Dodi tidak percaya yang membuat Luna sakit hati.

Bagai di sayat hati Luna mendengar pertanyaan suaminya. Dia memang hampir diperkosa tapi dia berhasil melarikan diri sebelum Bagas menyentuhnya. Mas Dodi pun sudah tahu ini, tapi masih tidak percaya bahwa anak yang Luna kandung adalah anaknya.

Dodi masih memikirkan tentang anak yang di kandung istrinya. Dodi tidak terima kalau istrinya mengandung anak orang lain. Dodi & Luna saling diem-dieman tidak berbicara satu sama lain.

"Kalian kenapa? Bukannya bahagia kok jadi murung gitu dua-duanya." Tanya pak Ahmad saat mereka sedang makan malam.

"Tidak apa-apa pak." Jawab Dodi.

"Kalo tidak apa-apa kenapa kalian saling diem-dieman?" Tanya pak Ahmad lagi.

"Mas Dodi tidak percaya kalau anak yang Luna kandung adalah anaknya." Jawab Luna sambil menangis yang tidak tahan menahan sakit dalam hatinya.

"Ya sudah lebih baik besok kalian ke dokter. Dodi,kamu harus percaya kalau itu anak kamu. Luna tidak mungkin berbohong sama kamu." Ucap pak Ahmad meyakinkan Dodi.

Datanglah Luna dan Dodi ke dokter untuk memeriksakan kandungan Luna. Dan akhirnya Dodi percaya bahwa anak yang di kandung Luna adalah anaknya. Pasalnya usia kandungan Luna sudah mencapai 10 minggu. Sedangkan, Luna dibawa pergi sama Bagas baru 3 minggu yang lalu.

"Sayang,maaf ya aku sudah salah sangka." Ucap Dodi sambil berlutut di kaki Luna dan menghadap perut Luna yang di dalamnya ada anaknya.

"Tidak semudah itu minta maaf." Jawab Luna sengit.

"Terus aku harus apa biar kamu maafin aku" Tanya Dodi.

"Kamu harus ambilkan aku mangga muda yang ada di pohon depan rumah."

"Ya sudah nanti aku minta tolong orang buat ambil mangga muda di pohon." Ucap Dodi enteng.

"Kok orang lain yang ngambil? Aku maunya kamu yang manjat sendiri." Ucap Luna sambil memanyunkan bibirnya.

"Tapi aku enggak bisa manjat pohon sayang." Ucap Dodi benar tidak bisa manjat pohon.

"Ya sudah kalau enggak mau aku enggak mau maafin kamu." Ucap Luna kesal.

Dodi mencoba manjat pohon demi anak yang ada di dalam kandungan istrinya. Luna tertawa puas melihat suaminya ketakutan memanjat pohon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 28

    Brian povAlhamdulillah Sindy mau menerima lamaranku. Aku bahagia sekali,penantianku selama ini tidak sia-sia. Aku memang sudah ikhlas kalo Sindy memilih laki-laki lain. Tapi, ternyata dia masih menerima aku.Beberapa hari lagi pernikahan akan di langsungkan di kediaman rumah Sindy. Pestanya hanya sederhana,tidak terlalu mewah. Di rumahku juga, sedang mempersiapkan membuat seserahan dan lain-lainnya.Semua persiapan di rumahku, ibu yang mengatur. Sesekali beliau bertanya kepadaku tapi, aku percayakan semua pada ibu.Satu-satunya keluargaku adalah ibu. Aku tidak mempunyai keluarga besar. Jadi,aku hanya mengundang teman-temanku dan karyawan yang ada di kantor. Oh iya, mungkin ibu akan mengundang keluarga besar suaminya.***Setiap hari aku selalu mencoba latihan ijab qobul. Agar pada saat hari H aku tidak salah ucap. Aku berlatih di dalam kamar agar tidak ada yang melihat dan mendengar. Tapi suatu hari tiba-tiba aku melihat ibu berdiri di

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 27

    Author POVSetelah beberapa tahun, akhirnya mereka wisuda. Luna teringat dengan Brian yang ingin menikahi Sindy setelah lulus kuliah.Luna mengajak Rasya untuk ke rumah Brian karena memang sudah lama sekali mereka tidak ke sana."Rasya! Kita ke rumah Brian yuk! Aku kangen sama dia," kata Luna mengajak Brian."Sama aku kangen enggak?" Rasya bergelayut manja di lengan Luna."Setiap hari kita ketemu,masa kangen," ucap Luna yang bikin Rasya cemberut."Ya sudah. Ayo kita ke rumah Brian."Merekapun jalan ke rumah Brian. Di perjalanan Luna bicara sama Rasya tentang rencana Brian akan akan menikah dengan Sindy. Rasya kaget,karena dulu dia sempat tertarik sama Sindy juga. Tapi,Rasya tidak memberitahu Luna tentang Sindy.Setelah mereka sampai di depan pintu rumah Brian,mereka mengetuk pintu berkali-kali. Namun tidak ada jawaban sama sekali. Mereka berpikir Brian sedang tidak ada di rumah. Luna mencoba menelepon Brian, tapi tidak aktif.

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 26

    Akhir-akhir ini papah selalu mengajak aku berbicara. Papah mencoba membuat aku menjadi pemimpin yang baik,entah itu di dalam keluarga ataupun di perusahaan. Papah juga menceritakan pengalam-pengalaman pahit yang sudah pernah beliau lewati,agar menjadi pelajaran buat aku.Setelah makan malam, Luna biasanya langsung masuk kamar. Tapi, malam ini dia menemani aku mengobrol sama papah."Sini Lun! Kita ngobrol bareng," ajak papah."Iya,Pah. Hehe." Luna mengangguk tersenyum dan duduk di sebelahku."Luna! Rasya! Kalau bisa kalian harus cepat-cepat punya anak ya. Papah ingin sekali melihat cucu dari kalian.""Iya,Pah. Doakan semoga Luna cepat hamil," ucapku sambil melihat ke arah Luna.Banyak sekali yang papah ceritakan kepada aku dan Luna. Di mulai dari masa kecil sampai tua sekarang. Dulu juga papah bukan orang yang sukses seperti sekarang. Papah memulai bisnisnya dari 0 dan bersungguh-sungguh hingga aku dan keluargaku bisa menikmati hasilnya.Luna

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 25

    Saat kami sedang berjalan menuju kelas, ada Arif menghampiri kami."Luna! Kamu baik-baik saja kan? Akhir-akhir ini kamu jarang ke kampus." Tanya Arif."Alhamdulillah aku baik." Jawabku."Nanti siang kita makan bareng yuk. Kamu mau enggak?" Tanya Arif. Aku melihat ke arah wajah Rasya yang bingung dengan Arif."Maaf, aku enggak bisa. Aku duluan ke kelas ya!" Tolakku yanb langsung jalan dan melambaikan tangan ke Arif.Rasya tak bisa menutupi rasa penasarannya kepada Arif."Siapa tadi?" Tanyanya."Dia Arif namanya." Jawabku."Siapanya kamu?" Tanyanya lagi."Teman.""Tapi kok perhatian banget ya sama kamu." Tanya Rasya terus penasaran."Kayaknya sih Dia suka sama aku." Jawabku jujur agar Rasya penasaran lagi."Terus, kamu juga suka sama Dia?" Tanya Rasya terlihat tidak suka wajahnya."Ya enggak lah! Aku kan sudah punya suami." Jawabku agar Rasya tidak salah paham.Rasya lega mendengar jawaban

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 24

    Papahku senang sekali melihat Luna kembali ke rumah."Luna, bagaimana kabarnya?" Tanya papah."Alhamdulillah, Luna baik-baik saja,Pah." Jawab Luna tersenyum."Luna, kalau Rasya berani macem-macem sama kamu, bilang sama Papah ya." Kata Papah membela Luna."Hhmm,iya Pah." Jawab Luna tertawa kecil.Kata-kata Papah kepada Luna sepertinya memberikan peringatan juga kepadaku, aku akan mencoba menjadi suami yang baik buat Luna.Di dalam kamar, Luna masih belum bicara dengan denganku. Akhirnya, aku memutuskan untuk berbicara lebih dulu."Lun, sekali lagi aku minta maaf ya. Bukan maksud aku ingin menyakiti hati kamu soal kata-kataku waktu itu. Hanya saja aku tidak mengerti bagaimana menjadi seorang suami.""Iya." Jawab Luna."Lun, kalau ada sesuatu kamu boleh bilang sama aku. Jangan ada yang di tutup-tutupi biar aku mengerti.""Iya." Jawab Luna lagi."Kamu kok dari tadi cuma bilang 'iya' terus?" Tanyaku heran."Kam

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 23

    Author POVSudah beberapa hari Luna tidak pulang ke rumah Rasya. Rasyapun tidak mencoba untuk menjemput Luna. Mereka hidup masing-masing untuk sementara. Dan selama beberapa hari itu juga Luna tidak masuk kuliah.Brian senang bisa bersama lagi dengan Ibunya, tapi di sisi lain dia juga sedih. Karena, masalah ibunha belum di selesaikan.Di kampus, Brian berusaha bertemu dengan Rasya untuk berbicara serius dengannya."Aku mau bicara serius." Kata Brian."Ada apa,Brian?" Tanya Rasya."Aku mau kasih pilihan. Mau pertahankan Ibuku atau melepaskannya?" Tanya Brian to the point."Maksudnya?" Tanya Rasya bingung,tidak mengerti dengan pertanyaan Brian."Kamu tidak berusaha menjemput Ibuku dan menyelesaikan masalah?" Tanya Brian lagi."Kami tidak ada masalah kok." Ucap Rasya polos yang membuat Brian sedikit geram."Kalau tidak ada masalah, kenapa Ibuku tidak mau pulang ke rumahmu." Brian bertanya sedikit keras."Mungkin Dia kang

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 22

    Aku tahu, sepertinya ibuku sedang ada masalah dengan suaminya. Tapi, aku enggak mau maksa beliau untuk cerita sekarang kalau beliau belum bersedia menceritakan semuanya sama aku. Ibuku butuh ketenangan di rumah ini, jadi aku tidak boleh mengganggunya.Mobil sudah siap berangkat, tapi ibuku belum siap-siap berangkat kuliah."Bu, ayo berangkat!" Seruku kepada ibu."Brian, hari ini Ibu ijin dulu. Jadi, kamu berangkat sendiri saja." Kata ibu." Ya sudah, kalau begitu aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Ucapku sambil mencium tangan ibuku."Wa'alaikumussalam. Hati-hati ya!" Jawab salam ibu.***Rasya POVSaat aku bangun tidur, ternyata Luna tidak ada di kasur. Sepertinya Luna ada di kamar mandi. Eh, tapi kok dari tadi malam dia belum keluar-keluar dari kamar mandi ya? Aku coba buka pintunya, ternyata tidak ada orang. Mungkin dia sudah ada di meja makan duluan.Aku sudah rapi memakai pakaian, tinggal sarapan. Semuanya anggota keluarg

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 21

    Luna tidak tahu kalau mereka menunggunya,dia pun merasa tidak enak dengan semuanya. Rasya tidak memberitahu Luna kalau keluarganya sedang menunggunya."Kita udah nunggu 1 jam. Perut sudah lapar. Kamu enggak datang-datang." Ucap Mamah Rasya dengan sinis."Maaf mah, Luna tidak tahu." Jawab Luna menunduk."Lain kali kalau mau terlambat datang. Kabarin Rasya ya biar kita tidak menunggu." Ucap Papah Rasya dengan lembut."Iya Pah."Saat makan malam Luna hanya makan sedikit. Selain dia sudah makan dengan Brian diapun tidak ada nafsu makan kalau di meja makan bersama keluarga Rasya.Setelah makan malam, Luna dan Rasya masuk kamar. Luna ingin bicara sama Rasya kenapa dia tidak memberitahu Luna kalau keluarganya menununggu untuk makan malam."Rasya, kenapa kamu enggak ngasih tahu aku kalau keluarga kamu nungguin aku. Tadikan aku bilang mau nemuin Brian dulu di rumah.""Aku tidak mau membebani kamu Luna. Kamu bebas mau melakukan apa saja."

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 20

    Hari pernikahan pun telah tiba. Keluarga Brian sangat bahagia melihat Rasya menikah. Namun sejujurnya mamah Rasya tidak suka Brian menikah dengan janda tapi karena suaminya sudah mendesak akhirnya setuju juga."Selamat Brian! Akhirnya kamu menikah dan mendapatkan bagian dari bisnis Papah. Kamu beruntung mempunyai istri cantik seperti Luna." Ucap Papah Rasya yang terlihat sangat bahagia."Iya Pah. Terima kasih." Jawab Brian.Di sudut pelaminan Brian terlihat sedih dan bahagia melihat Ibunya menikah lagi. Sedih, karena Ibunya sudah jadi milik orang lain. Bahagia karena ada mau lagi mendampingi Ibu selama ini. Brianpun segera menghampiri dan memeluk Ibunya."Ibu! Selamat ya! Semoga Ibu selalu bahagia dengan suami Ibu." Bisik Brian di telinga Luna sambil menangis."Brian, kamu kok nangis?" Tanya Luna."Aku menangis bahagia,Bu" Ucap Brian yang semakin memeluk erat Ibunya.Rasya yang melihat pemandangan itu langsung menghampiri mereka berdua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status