Seharian ini Airaa hanya termenung di ruangannya di butik miliknya, memikirkan bagaimana nasibnya selanjutnya yang di jodohkan dengan Dava. Pria Playboy tidak waras itu, bagi Airaa Dava itu pria tengil yang kurang sehat alias gila.
Suara ketukan di pintu membuyarkan segala lamunan Airaa, ia menginterupsi seseorang sih pengetuk pintu untuk masuk.Sita membuka pintu ruangan Airaa dengan sebelah tangan yang memegang nampan. Sita meletakkan gelas yang berisi kopi panas seperti biasa setiap paginya untuk Airaa."Terima kasih Sita, sayang." ucap Airaa bersikap ceria seperti biasanya."Sama-sama mbak Airaa."Airaa pun langsung meniup-niup uap panas yang keluar dari kopi itu, kemudian menyesapnya sedikit demi sedikit agar perutnya terasa hangat."Ada yang mbak butuhkan lagi?" tanya Sita, kali saja ada yang di perlukan Airaa."Ah, tidak Sita. Terima kasih, kamu bisa kembali ke pekerjaanmu." titah Airaa."Baik mbak, permisi." Sita menunduk hormat.Dava : bersiap-siaplah, aku akan datang ke rumah mengajakmu kencan. Airaa membulatkan matanya saat membaca isi pesan chat dari Dava. Apa-apaan pria ini main perintah seenaknya. Meski ngedumel, tapi tak ayal Airaa tetap melakukan apa yang Dava minta di isi pesan chatnya.Airaa dengan gerakan cepat bergegas mandi, ia tak mau jika membuat Dava menunggunya lama. Karena Airaa hanya sendirian di rumah, sedangkan kedua orang tuanya tengah berada di Bali untuk melakukan perjalanan bisnis.Tentu Airaa risih jika membiarkan Playboy masuk ke rumahnya, bisa-bisa ia di terkam Dava.Setelah selesai mandi Airaa bingung ingin memakai pakaian apa. Atau gaun? Sebenarnya Dava ingin mengajak Airaa berkencan kemana sih? Isi pesan chatnya tak menjelaskan secara detail ingin kencan kemana mereka nanti."Hhhh, aku pakai ini saja." ucap Airaa riang seraya mengambil baju santai.Kemeja tipis berwarna putih dan celana jeans hitam menjadi pilihan Airaa. Entah ke
Warning+++Airaa sangat menyesali keputusannya yang langsung menyetujui titah Dava. Sekarang wanita itu terlihat mondar-mandir di dalam kamar tamu yang ada di rumah Dava.Sama sekali tak berani keluar dari kamar saat melihat lagi penampilannya di depan cermin besar. Baju kemeja putih milik Dava terasa sangat kebesaran untuk ukuran tubuhnya yang mungil dan ramping, Dava seperti raksasa bagi Airaa. Panjang kemeja milik Dava pun hanya sebatas pertengahan pahanya.Anehnya, Dava memiliki banyaknya pakaian dalam yang tersedia rapih di lemari kamar ini. Airaa jadi bertanya-tanya dan berpikir negatif, apa mungkin pakaian-pakaian dalam itu milik semua para wanita bayaran Dava. Kenapa hanya dalaman saja yang ada? Lalu pakaian luarnya mana? Airaa mendengkus begitu menyadari jika Dava benar-benar Playboy akut yang sangat bejat. Penjahat kelamin! "Aku harus bagaimana ini?" bingung Airaa merasa takut jika ia membuka pintu dan Dava akan mener
Dava dan Airaa sama-sama merasa canggung setelah kejadian beberapa saat yang lalu. Kini keduanya duduk saling berhadapan menatap dengan meja sebagai penyekat jarak di antara mereka.Sesekali Airaa tampak meniup cokelat panas yang masih mengeluarkan uap dan gempulan asap. Sedangkan Dava, pria itu terlihat terus menyesap kopi hitam yang di buatkan Airaa.Jangan tanyakan bagaimana malunya mereka berdua setelah menyadari sejauh apa yang mereka lakukan tadi, Airaa rasanya sangat malu luar biasa dan ingin sekali tenggelam ke dalam lautan. Betapa ia juga sangat terbuai dengan ciuman dan sentuhan Dava, tidak, pria itu bahkan sudah menyentuh bagian sensitifnya.Bagaimana mungkin Airaa bisa sampai terlena begitu, membiarkan Dava melakukan seenaknya. Seandainya tadi Airaa tak tersadar lebih dulu, apakah mungkin malam ini ia akan menyerahkan diri seutuhnya pada Dava, dengan garis besar melepaskan apa yang selama ini ia jaga.
Airaa terlonjak kaget ketika sepasang tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Airaa sudah bisa menebak siapa pelakunya, ini rumah Dava dan hanya mereka berdua yang ada disini."Kau lagi apa?" tanya Dava menumpukkan dagunya di bahu Airaa, terdengar sesekali pria itu menguap."Aku lagi main voli Dav." Dava terkekeh mendengar ucapan ketus dan tidak masuk akal yang Airaa lontarkan."Lepasin Dav, aku lagi masak!" elak Airaa yang lama-lama merasa risih juga."Heumm, kau masak apa?" "Nasi goreng. Kau tunggulah di meja setelah kau membersihkan diri terlebih dulu." titah Airaa begitu nyinyir."Mandiin ya?" tawar Dava.Airaa langsung mencubit tangan kekar Dava yang masih setia melingkari perutnya."Hahaha, aku hanya bercanda Airaa sayang. baiklah, aku mau mandi dulu." Dava mengecup punggung Airaa dan bahunya dari balik luar bajunya, bahkan Dava menghirup kuat aroma tubuh Airaa yang begitu wangi dan terasa memabukkannya.Airaa meremang d
Jam istirahat kerja Nando menelpon Dava agar datang ke rumahnya, saat ditanya lewat telepon, Nando sama sekali tak mengatakan apapun dan terkesan memaksa Dava.Malah pakai bilang keadaannya sangat gawat lagi, tentu saja Dava sangat khawatir. Apakah ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada kakak ipar Kia? Apakah wanita itu akan melahirkan? Eh, usia kandungannya juga paling baru sekitar 4 bulanan.Daripada banyak berpikir, Dava langsung tancap gas ke rumah Nando. 30 menit kemudian Dava sampai di kediaman rumah Nando, pria itu semenjak mengetahui istrinya hamil jarang masuk ke kantor. Alasannya, karena kehamilan Kia masih sangat muda, dan butuh perhatian ekstra.Kedatangan Dava di sambut hangat oleh security yang membuka pintu pagar mempersilakan mobil Dava masuk. Dava membuka pintu mobilnya, di sambut hangat oleh Nando yang ternyata sudah menunggunya."Ada masalah apa?" tanya Dava kentara sekali paniknya."Ini sangat gawat bro!" sahut Nando tak kalah
Masih tema badut ya Nando dan Kia tampak tersenyum puas dengan rencana mereka, memang berawal dari keinginan Kia yang sangat ingin melihat Dava menjadi om badut. Ide konyol tercenung di dalam pikiran Nando ketika ia berbisik di telinga Kia untuk mengubungi Airaa agar ke rumahnya, sekaligus merengek pada Airaa agar ia juga menggunakan pakaian badut seperti Dava.Kia terkikik geli mendengar ide konyol suaminya itu, tapi tak ayal iya juga menyetujuinya. Dengan cepat Kia menyuruh sepupunya itu untuk datang ke rumahnya dengan memakai kostum boneka. Awalnya Airaa menolak keras, tentu saja! Masa ia ke rumah Kia harus menggunakan kostum boneka besar, tapi Kia tak mau menyerah dan terus merengek hingga membuat Airaa tak mampu berkata-kata. apalagi menyangkut soal keinginan janin yang di kandung Kia, tentu saja Airaa tak tega dan akhirnya menyetujui keinginan Kia.Kesempatan emas di gunakan sepasang suami-istri itu ketika Dava masih di dalam kama
"Kenapa bisa kau terjebak di sini, dengan penampilan seperti ini pula? Apa sekarang kau sudah beralih profesi menjadi seorang badut?" tanya Airaa dengan nada sinisnya.Dava memutar bola matanya kesal, wanita ini bukannya membantu dirinya untuk menghapus riasan menor di wajahnya malah mengomelinya. "Kau sendiri, bagaimana ceritanya juga terjebak disini dengan memakai kostum badut?" tanya balik Dava tak kalah sinis."Ralat! Ini bukan kostum badut, tapi kostum berbentuk boneka besar." Dava terkekeh. "Sama saja, intinya saat ini kau sama lucu dan konyolnya sepertiku." Ucapan Dava ini benar-benar membuat stok kesabaran Airaa habis, ingin rasanya Airaa mencakar wajah Playboy mesum itu.Dava merasa kesal sekali, riasan menor di wajahnya ini tak kunjung menghilang juga. Ia memutar tubuhnya dan langsung menarik tangan Airaa keluar menuju mobilnya."E-eh, apa-apaan ini? Kenapa kau suka sekali menarikku?!" teriak Airaa spontan ketika Dava tak menghirauk
Kia tak bisa menghentikan tawanya saat melihat foto-foto dan video Dava dan Airaa yang kompak menjadi pasangan badut dadakan. Ia tidak menyangka jika kedua orang yang saling adu sengit ketika bersama namun bisa juga menjadi sangat manis seperti yang di dalam foto dan video ini."Mas, lain kali aku mau kamu yang jadi badut ya." ucap Kia berbicara pada Nando yang duduk di sampingnya.Seketika tubuh Nando menjadi tegang dan kaku, ucapan permintaan Kia bagaikan suara terompet yang siap menyambutnya menjadi seseorang yang konyol seperti Dava kemarin."Eeh, kok gitu?" tanya Nando spontan."Habisnya aku suka mas, kalau bisa aku pengen setiap hari lihat badut di rumah." jawab Kia terkikik geli."Kalau begitu aku akan menyewa badut untuk tinggal di rumah sampai kamu melahirkan." usulan Nando yang mendapatkan gelengan kuat Kia."Aku gak mau orang lain mas," "Terus?" kening Nando berkerut dan perasaannya mengatakan hal buruk."Aku mau Nando dan mas ya