Suasana pagi yang cukup ramai di sebuah rumah sakit merupakan pemandangan yang biasa dihadapi oleh Ashlyn, seorang dokter muda yang baru pindah ke rumah sakit ini tiga bulan yang lalu. Ashlyn Jaidden adalah seorang wanita dewasa berumur 27 tahun yang berkerja di rumah sakit milik salah satu orang terkaya di kota ini.
Ashlyn berjalan dengan tenang menuju ruangannya yang berada di rumah sakit karena ia mendapatkan shif pagi pada hari ini. Saat memasuki lift Ashlyn bertemu dokter senior bernama Galvin yang yang menjabat sebagai kepala bagian di rumah sakit, Dr. Galvin adalah orang yang ramah, begitulah menurut Ashlyn.
“Good Morning Ashlyn.” Sapa dokter Galvin.
“Good Morning doctor, anda datang pagi hari ini.” Ujar Ashlyn dengan tersenyum kepada salah satu dokter senior itu.
“Ya. Akan ada operasi pagi ini.” Jawab dokter Galvin.
“Ah...semoga berhasil dokter.” Sahut Ashlyn mendoakan operasi yang akan dilakukan berhasil.
“Terimakasih Ashlyn, dan bagaimana dengan jadwalmu hari ini?” tanya dokter Galvin.
“Saya tidak mempunyai jadwal yang berat untuk hari ini dokter, hanya pemeriksaan dan chek up rutin pasien.” Jelas Ashlyn.
“Hahaha itu terdengar baik Ashlyn, mungkin kau bisa menikmati makan siang yang nikmat dan santai siang ini.” Canda dokter Galvin, mengingat kesibukan seorang dokter yang padat, bisa dikatakan makan dengan tenang adalah salah satu hal yang sangat di syukuri pekerja kesehatan seperti mereka.
***
Ashlyn berjalan dengan langkah cepat menuju sebuah ruang gawat darurat di rumah sakit, wanita yang berprofesi sebagai dokter itu baru saja mendapatkan kabar bahwa ada seseorang yang terluka parah dan harus mendapatkan penanganan dengan segera. Ashlyn memasuki ruangan pasien dan melihat dua orang perawat yang telah membantu menagani pasien.“Bagaimana keadaannya?” tanya Ashlyn kepada perawat.
“Pasien kehilangan banyak darah dok.” Jawab perawat itu.
“Siapkan ruang operasi dan darah!” perintah Ashlyn.
“Baik dok.”
Ashlyn melangkah keluar dari ruang operasi setelah hampir tiga jam melakukan operasi terhadap pasien yang terluka. Pasien yang tidak Ashlyn ketahui namanya tersebut menderita luka serius pada bagian dada kiri karena ditusuk besi dan beberapa luka yang menganga di tubuhnya dan tulang yang patah.
Dimana jika hal itu dialami manusia dapat dipastikan tidak akan mampu bertahan. Namun setelah melihat lelaki itu Ashlyn tahu bahwa dia bukan manusia biasa, lelaki itu sama dengannya seorang werewolf yang masih dapat bertahan dengan luka-luka itu.
“Dia benar-benar beruntung dan tuhan sangat menyayanginya, bukan begitu dokter Ashlyn.” Ujar perawat yang berjalan disampingnya.
“Ya, dia sangat beruntung.” Balas Ashlyn menjawab pernyataan yang dilontarkan perawat yang melakukan operasi bersamnya tadi.
Ashlyn tahu para dokter dan perawat yang melakukan operasi bersamanya merasa sangat kagum dan terkesima dengan keberuntungan hidup lelaki itu. Manusia biasa tidak akan mampu untuk bertahan dengan luka-luka seperti itu, kaki yang patah,luka-luka pada seluruh tubuh, organ dalam yang remuk dan sebuah besi yang menancap didada dan hampir mengenai hati lelaki itu.
Sungguh luar biasa lelaki itu bisa bertahan hidup, jika manusia biasa pasti sudah mati. Dan sepertinya lelaki itu sedang tidak baik-baik saja sehingga penyembuhan dirinya sendiri berlangsung lama dan membutuhkan tenaga medis pikir Ashlyn.
Ashlyn masih sedikit binggung kenapa lelaki itu tidak dibawa ke packnya yang pasti mempunyai dokter sendiri. Apakah lelaki itu rogue sama sepertinya seorang werewolf yang tidak mempunyai pack dan memilih hidup didunia manusia.
Ashlyn yang masih penasaran namun tidak ingin ikut campur dalam masalah lelaki itu, berhenti untuk memikirkannya karena itu bukan urusannya. Sekarang
yang hendak Ashlyn lakukan hanyalah pulang dan istirahat dikasurnya yang empuk dan tidur dengan nyenyak.Memikirkan kasurnya membuat Ashlyn semakin mempercepat langkah kakinya ke basemant rumah sakit menuju mobilnya terparkir. Rumah Ashlyn berada sedikit jauh dari pusat kota sehingga membutuhkan waktu satu jam perjalanan menuju rumahnya.
Namun itu semua sebanding dengan kenyamanan yang didapatnya karena rumah yang ditempatinya mempunyai suasana yang damai dan tidak terlalu ramai, sehingga dia tidak perlu merasa terganggu dengan aktivitas tetangganya yang terkadang sangat berisik dan menganngu waktu istirahatnya yang sangat berharga.
Sebagai seorang dokter yang sudah diakui kemampuannya Ashlyin mempunyai jadwal yang padat, oleh sebab itu dia ingin menikmati waktu istirahatnya dengan tenang. Selama ini Ashlyn memilih tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat kerjanya dan berada dilingkungan sibuk sehingga bukanlah hal yang mudah untuk mendapatkan ketenangan jika tetangga apartemen mu selalu melakukan kegiatan di apartemen yang tidak kedap suara.
Untuk itu sejak delapan bulan yang lalu, Ashlyn memutuskan mencari rumah di daerah yang cukup sepi penduduk dan mempunyai jarak dari rumah ke rumah tidak begitu dekat, sehingga apa yang dilakukan tetangganya tidak akan mengganggu istirahatnya.
***
Ashlyn berjalan menuju ruang rawat pasien satu persatu untuk melakukan pemeriksaan bersama seorang perawat.
“Kemana kita selanjutnya Mary?” tanya Ashlyn kepada perawat yang bertugas bersamanya.
“Selanjutnya kita akan memeriksa pasien dikamar VIP 168 yang anda operasi dua hari yang lalu Dr. Ashlyn.” Jawab Mary.
“Baiklah mari pergi,” ujar Ashlyn.
Ashlyn dan Mary berjalan menuju lantai atas tempat ruangan VIP disediakan bagi pasien di rumah sakit. Ashlyn sebenarnya sedikit ragu, dalam hatinya karena harus bertanggung jawab kepada pasien tersebut. Tapi mengingat tugasnya yang seorang dokter yang tidak akan membeda-bedakan pasien Ashlyn akan berkerja dengan profesional.“Ashlyn!” Panggil Bekca dipikiranku membuatku berhenti berjalan dan terhenyak, suara Bekca mengema dipikiranku karena aroma yang kami cium. tampa
bisa dicegah seluruh bulu yang ada di tubuhku menjadi berdiri. Aroma ini,... aku dan Bekca sangat mengenalnya dan tidak mungkin kami melupakannya.“Ya Bekca. Aku merasakannya.” Ujarku meremang, wangi yang sudah sangat lama tidak pernah tercium, wangi yang bahkan hanya sekali pernah tercium olehku dan meninggalkan kenangan yang buruk.Harum yang tercium membuatku sedikit kehilangan fokus sehingga perawat yang ada di sampingku menjadi binggung dan memanggil namaku.
“Dokter, are you okay?” tanya Mary binggung melihatku berhenti berjalan.
Ashlyn tersadar dari keterjutannya dan berusaha tersenyum kepada Mary. “Yes i’m okay Mary, ayo!” jawab Ashlyn.
Ashlyn kembali berjalan bersama dengan Mary menuju ruangan pasien. Ashlyn berharap bahwa ia dan Bekca tidak bertemu dengan orang yang memiliki aroma ini. “Berhati-hatilah Ashlyn.” Ujar Bekca di pikiranku.
“Aku mengerti Bekca, bersembunyilah.” Ujar Ashlyn di pikirannya yang saling berkomunikasi dengan Becka.
“hm...baiklah.” jawab Bekca.
Semakin dekat ruangan yang kutuju semakin kuat aroma yang tercium dari arah ruangan pasien yang Ashlyn ketahui adalah seorang werewolf sepertinya, membuat Bekca semakin gelisah dan mengeram dengan keras di pikiranku.
Kami tidak ingin bertemu dengan lelaki itu tapi bagaimana kami menghindari kejadian ini, jika aku dan Bekca melarikan diri itu akan sangat membuatku di anggap tidak bisa berkerja dengan baik. Selain itu aku dan Bekca bukanlah penjahat yang harus melarikan diri.
Aku mengumpulkan semua keberanianku dan mencoba bersikap biasa saja, sepuluh tahun yang kujalani dikehidupan manusia mengajariku banyak hal dan membuatku tidak akan mudah di tindas. Langkah kakiku semakin dekat menuju ke pintu perawatan. Saat perawat yang bersamaku membuka pintu perawatan aroma yang tercium semakin kuat dan membuat kepala ku pusing karena Bekca mulai mengeram gelisah dipikiranku.
“Bekca tenanglah!” ujarku berusaha agar Bekca menjadi lebih tenang. Aku mengunci Bekca agar tidak kehilangan kendali dan mengganggu pikiranku. Saat Mary membuka pintu terlihat seorang lelaki yang duduk di sofa yang menghadap ke pintu dengan menyandarkan punggungnya di sofa. Kedua matanya memandang lurus ke depan dan membuat kami langsung bertatapan.
Deg! Langkahku terhenti. Jantungku berpacu dengan cepat saat melihatnya yang juga menatapku, kami bertatapan cukup lama.“Mood Godness takdir seperti apa yang kau rencanakan kepadaku sekarang.” Batin Ashlyn.
Ashlyn memasuki ruangan, setelah Mary berbicara dengan lelaki yang berdiri didekat pintu masuk dan mengatakan akan melakukan pemeriksaan kepada pasien. Selama pemeriksaan Ashlyn tidak berani menatap lelaki itu dan hanya bicara seperlunya tentang kondisi pasien, kepada lelaki yang tadi berbicara kepada Mary. Ashlyn terus menguatkan hati bahwa
Ashlyn merasakan bahwa Bekca mengeram dalam pikirannya saat merasakan kuatnya aura werewolf di tempat yang mereka datangi. Ashlyn mengikuti penjaga gerbang yang mengantarkannya ke pintu bangunan utama, s
Ashlyn berjalan dengan pelan dan hati-hati agar tidak menimbulkan suara sedikitpun . Ashlyn sudah memikirkannya ia akan melarikan diri sekarang. Tiga jam setelah kepergian Luke dari kamarnya Ashlyn melihat jam yang sudah menunjukan pukul dua malam. Ashlyn membuka pintu kamarnya lalu mengintip untuk melihat keadaan diluar.Dengan pelan Ashlyn melewati lorong rumah yang ia lewati tadi bersama pelayan lalu menuruni tangga yang akan membawanya ke ruangan besar lalu akan menemukan pintu masuk saat ia datang tadi. Ashlyn terus berjalan melewati anak-anak tangga dengan hati-hati
FlasbackAshlyn membuka matanya lalu melihat sekeliling ruangan tempatnya berbaring sekarang. Ruangan yang didominasi dengan warna abu-abu tua dan putih membuat kesan yang dingin yang menunjukan pemilik ruangan ini merupakan seorang lelaki. Ashlyn bangkit dari tidurnya dan berjalan mendekati pintu. Ashlyn baru saja terbangun dari pingsannya akibat ulah lelaki yang Ashlyn ketahui sebagai seorang polisi, namun ternyata memiliki hubungan dengan dunia werewolf sebagai seorang watcher yang membantun
Latihan tanding tingkat tujuh antara senior yang bernama Luke dan Nick
Luke PovHari ini akan ada kelas gabungan untuk melakukan latihan bertarung dengan kelas junior, latihan ini bertujuan untuk melatih junior agar kelak memiliki keberanian saat
Ashlyn membuka matanya dengan pelan saat merasakan ada yang mengamatinya saat tidur, dari ranjang tempatnya berbaring Ashlyn melihat Luke yang sedang berdiri menyandarkan punggungnya di dinding, dengan posisi melipat kedua tangannya di dada dan melihat lurus ke arah Ashlyn dengan tatapan tajam.Melihat Luke yang menatapnya dengan tajam Ashlyn terduduk dan merapatkan tubuhnya ke kepala ranjang. “Apa yang lakukan di kamarku ha!?” bentak Ashlyn kaget dengan keberadaan Luke, padahal Ashlyn yakin sudah mengunci pintu sebelum tidur.
Ashlyn memakai gaun yang telah diberikan pelayan di pack kepadanya, m