Share

Bab 2

Emely diam dalam gendongan pria sombong itu, sembari menahan ringisannya ketika luka yang semakin menyakitkan ini. Dirinya enteng saja dibawa oleh Aralt karena ia tidak perlu repot menuju tabib yang ia dengar kalau tidak salah.

"Wangimu semakin menjadi mate, aku menyukainya." Alpha itu semakin girang, apalagi wanita yang dia gendong tidak memberontak.

"Aralt, kenapa aku tak merasakan jika dirimu adalah mate-ku?" tanya Emely, masih heran dengan apa yang melandanya. Bertemu dengan pria konyol dan dibawa ke pack-nya sendiri, bukannya ini yang dia harapkan? Yah ... Emely senang akan kehidupan baru di Canavaro, juga bersama orang-orang baru yang semoga saja menerima kehadirannya.

Tak lama, Emely dibawa suatu ruangan yang begitu mewah, padahal dia tahu jika ruangan ini hanyalah tempat berobat, dan dia berpikir bahwa Aralt kemungkinan orang yang tidak pilih-pilih untuk memikirkan sebuah desain, baik siapa pun orangnya, jika dia mampu, mengapa tidak?

"Baiklah. Sekarang, diamlah dengan tenang dan biarkan tabib mengobati lukamu, okey?"

"Terima kasih."

"Tidak perlu berterima kasih, aku selalu memerhatikanmu," balasnya lembut, tapi Emely tidak luluh dengan begitu mudahnya, ia tidak mungkin percaya ketika dirinya tak merasakan apa pun dari dalam diri si alpha ini, yang mengaku sebagai mate-nya.

"Aku baru melihatnya, alpha. Siapa dia?" tanya wanita yang sedang membawa ramuan yang berbentuk layaknya jelli lalu mengusapnya ke lengan Emely. Emely tak merasa sakit, malah sensasi sejuk menerpa kulitnya, dan beberapa detik, luka tersebut menjadi hilang dengan kulit yang kembali semula beserta kemulusannya.

"Dia kutemukan di hutan saat aku berburu, dan tak sengaja ... dia terkena oleh anak panahku ketika aku membusur sembarang arah," jawab Aralt. Fasha yang mendengar itu, langsung menyubit lengan pria itu dan mengatakan, "Sudah berapa kali kuperingatkan, untuk tidak mengulangi hal itu, Aralt? Seperti inilah resikonya, bagaimana jika anak panahmu membuatnya meninggal?" Aralt terkesiap dan merasa bersalah penuh. "Ma-maaf, Bi, sungguh ... aku tidak tahu jika ini akan terjadi, dan, aku minta maaf Emely, aku takkan mengulanginya."

"Huft, ke mana keangkuhanmu alpha? Kenapa menjadi sedih seperti ini? Padahal aku telah memaafkanmu tanpa harus kau ucapkan kalimat itu," tanya Emely dan Aralt menggeleng, karena kata maaf tidak cukup untuk menggantikan rasa sakit itu.

"Dia memang anak yang angkuh dan jahil, kurangilah kedua sifatmu itu, Nak. Bahkan bibi sendiri pun jadi korban kejahilanmu," ucap Fasha dan Aralt tertawa membayangkan hal itu. Kemudian, si tabib yang mengobati Emely tadi, memberikan obat tersebut, dan mengatakan, "Obat ini sangat ampuh menyembuhkan luka kecil maupun parah dalam sekejap, kecuali luka yang diberikan oleh sebuah ilmu sihir, kemungkinan akan sedikit lama untuk bereaksi."

"Terima kasih, kujaga selalu obat ini."

The Red Moon Pack, sang beta yang bernama Glourius mengumumkan pesan lunanya bahwa ialah yang menjadi alpha di kerajaan tersebut.

"Mungkin ini berita yang mengejutkan, kemungkinan pula banyak yang tidak setuju jika aku menduduki tahta tersebut. Namun, aku tak bisa melanggar perintah luna dan aku tetap mengabdi padanya, walau ia telah kembali ke sini dan akan kuserahkan jabatan ini, ke dirinya lagi," ujar sang beta, menunjukkan wajah yang sedih, seluruh rakyat dari pack tersebut awalnya tidak percaya, tapi mendengar perkataan Glourius dan pandangan matanya, mereka menemukan bahwa dia sangat tulus.

Tak ada penerus alpha, kejadian 6 tahun yang lalu ketika nyawa dari mate Emely harus terenggut oleh beratnya sakit yang ia derita karena tak sengaja tergores oleh ranting yang beracun pada saat berburu. Seluruh kawanan pack, berinisiatif untuk menolong alpha, tapi sangat disayangkan, tiada yang berhasil menyelamatkan pria tersebut sehingga membuat sang luna begitu terpukul. Ketika mendengar perkataan Emely untuk pergi dari sini, Glourius sangat sedih, dan dia pun tak mungkin melarang, karena maksud dari kepergian lunanya, agar dapat melupakan perasaan itu atau berusaha untuk menyembuhkannya agar ia dapat kembali ke tempat ini dengan perasaan yang tenang.

"Kuperintahkan, tak ada yang protes, jika ada ... silakan naik ke sini dan paparkan pendapatmu, maka di detik itu pula, aku menandai kalian sebagai orang yang membangkangi perintah Luna Emely. Sekali lagi diriku bertanya, ada yang tidak setuju dengan keputusan ini?"

Tak ada sahutan atau cuitan sedikit pun, semuanya tampak menerima, bahkan melayangkan sebuah tepukan yang gemuruh untuk pemimpin baru The Red Moon Pack. Semua rakyat berharap, walau di keadaan genting sedang mengintai, semoga Glourius dapat mengembalikan kekuatan dari pack agar tak mendapatkan banyak ancaman lagi setelah alpha sebelumnya tiada.

Canavaro Pack. Aralt menawarkan Emely untuk tidur di kamarnya, dan kalian sudah tahu pasti bahwa apa maksud di balik penawaran itu. Emely memicingkan mata dan menatap pria di sampingnya dengan jengkel, "Maaf, aku tidak mau tidur denganmu, Aralt. Sebelum aku benar-benar merasakan jika kamu ini adalah mate-ku," ucapnya, ia tidak ingin jatuh dalam pelukan pria itu dengan hubungan yang kepastiannya berkisaran 30%. Aralt mendapatkan jawaban itu, langsung cemberut dan berkacak pinggang. "Lalu, bagaimana dengan dia? Dia terus meraung-raung kecewa atas penolakanmu, Emely. Tidakkah kau kasihan dengannya?"

Emely tidak akan bertanya, siapa yang Aralt maksudkan itu, tentu dirinya tahu jika dia adalah serigala Aralt, ia mengembuskan napas lalu membalas, "ujarkan maaf dariku padanya, karena aku belum bisa, bukan berarti tidak bisa, oke? Karena aku ingin semuanya jelas." Emely takut, takut jika yang sebenarnya, dia bukan mate dari pria itu, melainkan hanya sekilas perasaan saja karena sudah lama ia terus menyendiri yang tentunya merindukan bahkan membutuhkan sosok mate di sampingnya, apalagi dia seorang alpha.

"Huft, baiklah, aku akan terus bersabar dan terus membujuknya agar tidak cemberut berlama-lama, karena kau tidak tahu jika dia adalah serigala yang dingin dan sulit sekali berbicara denganku, kecuali dengan kata ya dan hm sebagai responnya," balas Aralt kemudian beranjak meninggalkan Emely yang langsung berteriak, "Hei, mau ke mana? Aku belum tahu di mana diriku akan tidur."

Aralt menjitak dahi, kenapa dia bisa lupa akan hal ini? Ia berbalik dan menatap Emely dengan wajah cengengesan. "Maafkan aku." Ia pun tertawa setelahnya ketika melihat Emely mendengus.

"Huft, dasar tidak peka, jika dirimu tetap melangkah menjauh, aku akan pergi dari sini," balas Emely, tapi menggumam. Namun, Aralt mendengarnya dan dia langsung menyanggah ucapan wanita itu.

"Tidak boleh, kau akan tetap di sini bersamaku, dan membuat penerus yang banyak dan lucu nan menggemaskan."

"Pikiranmu terlalu jauh alpha sombong!"

"Cukup jauh, sehingga aku akan membawamu ke duniaku yang jauh itu, dan kita akan hidup bersama selalu," balasnya dan Emely cukup terhibur mendengar ucapan pria itu.

"Jika benar aku takdirmu, dengan senang hati aku akan selalu mengikutimu, Alpha."

"Tentu sayangku."

"Heuft, mulai lagi."

"Ha ha ha."

Setelah mengantar Emely ke kamarnya, Aralt pun kembali ke kamarnya sendiri dan terus berpikir, mengapa Emely tak merasakan dirinya? Padahal Jason-Wolf Aralt-terus berteriak mate, ketika melihat Emely saat di hutan.

Jason, Emely belum merasakan mate dalam diri kita? Kenapa bisa?

Hm, tidak tau.

Kau terlalu beku untuk aku ajak bicara, tunggu saja ... jika dia sudah menjadi mate kita dan menyuruhmu untuk keluar, bagaimana kau akan mengajaknya berbicara?

Kita lihat saja nanti.

H

aish, sudahlah, aku ingin tidur. Dasar serigala es.

Ya.

Mind link pun diputuskan oleh Aralt, dia membuka pakaian atasnya kemudian merebahkan diri di ranjang karena ingin cepat-cepat tidur lalu bertemu dengan Emely esok hari.

Ketika Aralt tertidur, tubuhnya diambil alih oleh Jason, kini, serigala tersebut mengambil kendali penuh agar dapat bergerak sebebas mungkin, dan yah ... ketika berhasil, ia langsung keluar dari kamar dan menuju suatu ruangan yang merupakan pusat ketenangannya, yaitu aroma sweet alyssum yang begitu merebak dan benar-benar membuatnya candu.

Dalam kamar mandi, Emely melepas pakaiannya, dan dia hanya mengenakan pakaian dalam, ia berniat untuk membersihkan diri dengan air hangat, tapi, mendengar sesuatu di luar sana, ia pun mengurungkan niat dengan kening yang mengerut karena penasaran dan ingin melihat, ada apa di sana?


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status