Share

Bab 5

Penulis: Mhammadtaufiq
last update Terakhir Diperbarui: 2020-12-23 19:42:01

Aralt Canavaro, pria yang telah kesepian ketika ia masih kecil-berumur tiga tahun-Fasha, wanita itu dipercaya oleh orang tua Aralt untuk menjaganya karena mereka harus pergi suatu tempat. Seiring tumbuh kembangnya anak tersebut, Fashalah yang memberinya kasih sayang dan terus menunggu kepulangan alpha dan lunanya. Namun, sampai sekarang, tak ada kabar baik maupun buruk yang diterima, bahkan orang-orang telah menganggap orang tua Aralt telah meninggal, sementara Fasha, terus mengatakan tidak dan memberitahu pria itu bahwa mereka akan kembali.

Sewaktu Aralt berumur 17 tahun, pria itu dinobatkan sebagai alpha, bukan apanya ... walau terbilang begitu muda, Canavaro jelas membutuhkan alpha, maka terpaksalah Aralt menjadi pemimpin di pack tersebut. Dia tahu diri bahwa di umurnya seperti ini, ia belum cukup kuat ketika terjadi peperangan, tetapi Aralt terus bersyukur jika pack-nya sampai saat ini sudah tenang dan menjadi salah satu pack terkuat. Di umurnya yang 24 tahun, jelas kemampuan bertarung baik dari jarak dekat dan jarak jauh, Aralt tidak diragukan lagi, karena keahliannya dalam membusur benar-benar akurat dan tidak pernah meleset walau ia sedang fokus ketika berlari sekalipun.

Kini, ia menjadi kuat dan sulit terkalahkan dan hanya satu kekurangan yang ia miliki, yaitu seorang pendamping yang merupakan belahan jiwa untuk menyempurnakan kekuatannya. Aralt yakin, bahwa orang itu telah ia temukan. Namun, dia tidak akan terburu-buru karena Emely tak merasakan apa pun dalam dirinya, yang membuat pria itu sedikit ragu untuk meng-klaim wanita tersebut.

Sama halnya dengan Aralt, Emely merupakan wanita yang telah kesepian sejak kecil, orang tuanya merupakan omega dan seorang warrior yang memiliki darah campuran, dikarenakan ibunya seorang penyihir setengah peri, sementara ayahnya werewolf setengah manusia. Sampai saat ini, Emely tak tahu, dirinya seorang apa karena ia tak memiliki kemampuan yang spesial, selain berteriak, menangis, dan berlari, serta meminta pertolongan.

"Emely, jangan ke sini, nanti alpha memarahi kami," tegur seorang omega, takut jika alpha atau petinggi lainnya sedang datang memeriksa di tempatnya bekerja, yaitu gudang.

Emely tersenyum, menghela napas kemudian menepuk bahu omega itu. "Jika ini atas kemauanku sendiri, mereka tak ada hak untuk melarangku," ujar Emely, omega di depannya tertegun sejenak, walau di hatinya merasa gugup sekali dan sedikit takut jika seseorang melihat mereka.

"Tapi, saya tetap takut jika seseorang melihat kita."

"Jangan takut, aku berada di barisan terdepan untuk melindungimu, percaya padaku," balasnya begitu tulus dan melayangkan tatapan dalam yang begitu sulit untuk omega tersebut tolak, hingga akhirnya, embusan napas pasrah terdengar lalu disambut oleh anggukannya.

Sebelum ke tempat ini, tentunya Emely izin terlebih dahulu ke Aralt dan meminta tolong agar ditunjukkan jalannya kemudian menyuruh laki-laki itu untuk pergi. Sempat mereka berdebat kecil dan Emelylah pemenangnya karena dia mengatakan, "Aku tak ingin diganggu ketika membaca." Aralt angkat tangan sembari tersenyum, kemudian melangkah meninggalkannya, tapi dengan satu syarat, yaitu ... mengecup pipi Emely sebelum itu. Emely ingin menolak, tapi sayang, kecupan tersebut telah mendarat lalu sang pelaku melesat dengan cepat, diiringi senyum menawannya.

Mengenai perpustakaan, banyak sekali buku yang tersusun berantakan, melihat hanya terdapat beberapa omega saja, membuatnya sedikit iba dan turut membantu mereka sekaligus membersihkan tempat ini.

Cukup lama, untuk menyapu seluruh ruangan dan beralih ke penyusunan buku di rak yang sedikit tinggi. Ketika Emely ingin meletakkan buku di rak yang keempat, dirinya tidak sampai dan ia segera mencari solusi dengan mengambil sebuah pijakan tambahan yaitu kursi, lalu naik ke atasnya kemudian meletakkan buku itu dengan amat rapih.

"Baiklah, tinggal beberapa buku lainnya lagi," ucap Emely, saat dia ingin turun dari kursi, beberapa tikus melewatinya, membuat perempuan itu terkejut dan hampir terjatuh, untungnya ... si Emely dapat menjaga keseimbangan.

"Heuft, nakal sekali tikus itu. Kenapa mereka ada di sini? Kemungkinan kebersihannya kurang, jadi hewan itu masuk ke tempat ini," gumam Emely, lalu mengambil kursi dan menyimpannya di tempat semula.

Selesai membersihkan semuanya, para omega yang dibantu langsung berterima kasih ke Emely, Emely mengangguk dengan jempol yang dinaikkan pula, lalu membalas, "Kita berteman, jika kalian membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memanggilku. Aku pergi dulu, yah."

"Hati-hati."

"Tentu."

Setelah kepergian Emely. Para omega bergosip ria kemudian. "Dia baik sekali, sebenarnya ... siapa wanita itu? Aku sangat bersyukur mengenalnya, dan kalian harus ingat, bahwa dia pulalah yang menyebabkan kita dapat bergabung dengan petinggi pack untuk makan bersama. Ini tak pernah terbayangkan bukan?"

"Benar sekali, saat makan bersama alpha dan beta, hatiku sangat senang dan aku hampir menangis bahagia di detik itu juga, aku rasa ... mungkin dirinya calon luna di pack ini, dan aku amat mendukungnya, karena dia wanita yang baik."

"Aku pun, mana ada yang tidak ingin memiliki luna seperti Emely? Dia baik hati dan tidak memandang kasta seseorang, bahkan dia mengatakan bahwa dirinya seorang mantan luna, bukan? Tapi sangat disayangkan, dia tak menyebutkan di mana pack itu, jika dia menyebutkannya, aku kurang beruntung tidak bekerja di tempat itu."

"Jangankan kalian, aku juga sangat senang! Beruntung bagi mereka yang telah dipimpin oleh Emely, pasti rakyatnya benar-benar sejahtera, tidak dapat dibayangkan, aku bekerja dengannya."

Pembicaraan itu terus berlanjut hingga seseorang masuk dalam perpustakaan yang tak lain adalah beta the red moon pack. Reinard memandang ruangan ini yang menjadi bersih, berbanding terbalik pada hari-hari sebelumnya yang sangat kotor dan menjijikkan-dikarenakan tikus yang meraja lela di tempat ini-akan tetapi, apakah hewan itu ikut menghilang juga bersama hamparan debu?

"Kalian yang membersihkan tempat ini?" tanya Reinard, setelah menghampiri omega yang nampak sibuk berbincang. Para omega tersebut mengangguk dan salah satunya langsung menyahut, "Juga dibantu oleh Nona Emely, Beta."

Reinard mengerutkan kening, sejak kapan wanita itu datang ke sini? Ia tidak melihat tanda-tandanya. "Lalu, ke mana wanita itu?"

"Dia telah pulang, Beta."

Reinard mengangguk-angguk, pertama kali melihat Emely, ia sudah menebak bahwa wanita itu memang baik dari segi penampilan. Namun, sifatnya juga turut sama dengan penampilannya, dan itu menarik di mata Reinard yang notabennya begitu jarang memikirkan wanita atau pun menilainya langsung.

"Ada fungsinya juga dia berada di sini, bagus ... salamkan terima kasihku kepadanya, aku malas menemuinya," ujar Reinard kemudian pergi dari perpustakaan. Para omega hanya dapat menurut, Beta Reinard sangat susah didekati, apalagi berbicara panjang lebar, kecuali ada hal yang penting.

Emely sendiri kembali ke kamarnya, ia berkeringat setelah membersihkan perpustakaan yang sangat luas, setelah ia membuka lemari pakaian, cadangan pakaiannya semuanya kotor, dan ia tidak ada pakaian pengganti lagi, karena belum mencuci.

Emely pun keluar, mencari keberadaan Fasha yang entah di mana, ia mengelilingi rumah megah tersebut dan menemuinya di ruang tamu yang sedang menjahit sesuatu di sana.

"Bibi, maaf mengganggumu."

Fasha menghentikan aktifitasnya, menengok kemudian bertanya Emely. "Tidak apa-apa, Nak. Ada apa?"

"Eum, maaf, Bi. Apakah Bibi ada pakaian? Hm, aku tak punya pakaian pengganti lagi, bolehkah aku meminjam pakaianmu, Bi?"

"Pakaian Bibi seperti ini, Nak. Tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, Bi. Sepertinya nyaman."

Sampai di kamar Fasha, dengan senangnya Emely berkaca dengan pakaian yang melekat di tubuhnya terasa nyaman karena begitu longgar, sehingga ia dapat merasakan angin-angin kecil merasuk kulit di balik pakaian. "Bi, aku sangat suka baju ini, hm ... nyaman sekali dan longgar, sehingga aku dapat bergerak sesuka hati tanpa khawatir jika pakaian ini akan mudah robek."

Fasha tersenyum mendengarnya, baru kali ini ia mendapatkan pujian, dan dia senang sekali. "Kalau kamu suka, kamu boleh mengambilnya, Nak. Kalau merasa kurang, ambil saja di lemari, pakaian Bibi sangat banyak di sana, dan memang begitu pas di badanmu yang kecil itu," balas Fasha. Jika dikatakan kecil, Emely tak akan marah, dia menerima dan juga selalu tersenyum, mengapa? Emely mencintai diri sendiri dan juga memotivasi diri jika orang yang kecil rata-rata imut dan nyaman dipeluk atau pun didekap.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aroma Manis    Bab 40 "EKSTRA CHAPTER (2)"

    Para anak-anak kini beranjak menjadi dewasa setelah melewati beberapa tahun yang menyenangkan sedari anak-anak ke remaja, dan meranjak ke usia yang sebenarnya.Xavier Canavaro kini berada di red moon pack, dirinya menjadi alpha di sana, sementara sang kakak, jelas memimpin di canavaro pack. Para pendahulunya telah pensiun, di mana Aralt dan Emely, serta Reinard dan Lisa tinggal menikmati masa tua mereka, walau di umur yang tua, mereka tetap awet muda, terutama Emely yang masih cantik seperti tahun-tahun sebelumnya, yang membuat Aralt maupun Jason, semakin hari pula, semakin mencintai sang mate."Sayang, kenapa waktu begitu tidak terasa? Anak yang kita gendong belasan tahun yang lalu, sudah beranjak dewasa, terutama Xavier, padahal ... aku masih menganggap kakak-beradik itu anak-anak," ujar Aralt. Emely mengangguk setuju atas apa yang mate-nya katakan, ia merasa bahwa kemarin dirinya menggendong Xavier, tapi kini, ia telah menjadi alpha di

  • Aroma Manis    Bab 39 "EKSTRA CHAPTER"

    Seorang anak berusia 8 tahun sedang memandang sang adik yang tengah menangis dalam gendongan sang ayah, bunga sweet alyssum berada pada genggamannya untuk memberikan hadiah kepada ibu karena telah memberinya adik baru."Mamah, bunga untukmu, kuharap kau menyukainya."Emely menatap sang putra dengan polosnya memberi setangkai bunga yang paling ia sukai."Ini bunga kesukaan Mamah, di mana kamu mendapatkannya?""Di taman, aku menyabutnya bersama Naori."Naori adalah anak dari Reinard dan Lisa, yah ... pria itu telah menemukan mate dan dianugerahi seorang anak kecil yang cantik, selalu mengikuti Fredo di mana pun ia pergi."Terima kasih sayang, lalu ... di mana Naori?" tanya Emely, mencari keberadaan anak cantik itu."Ada di luar, Mah. Dia menungguku, tapi aku tak bisa keluar dengan cepat karena aku masih ingin melihat adik kecil," jawabnya. Emely tersenyum, mengu

  • Aroma Manis    Bab 38 "END"

    Reinard dan Aralt menyusul, mereka mendapati empat musuh yang ternyata berhasil melewati mereka dengan keadaan yang telah mengembuskan napas terakhir, dan itu disebabkan oleh Ace yang sedang santai menjaga mate dan putranya."Semuanya telah dibereskan, tak ada yang perlu dikhawatirkan, selain 34 cylops di depan sana. Ck, aku pikir telah berakhir. Namun, musuh semakin banyak," ujar Ace. Sementara Freeze langsung berada di barisan depan dengan wajah yang tersenyum, lalu mengeluarkan kekuatannya dan membuat para monster mata satu itu membeku lalu perlahan hancur beserta daging yang terlepas dari tulang-tulang mereka."Begitu mudah untuk dihancurkan, akan tetapi ... musuh selalu datang dari mana saja. Ace, urus yang di sebelah selatan, sementara diriku mengurus di sebelah utara, mengerti?""Tentu, serahkan padaku."Sekarang, hanya ada Reinard, Aralt, dan beberapa warrior tingkat S yang menjaga Emely dan Fre

  • Aroma Manis    Bab 37

    Sungguh malang nasib Aralt yang telah dimarahi oleh Emely lantaran membuat Fredo menangis kencang. Tak ingin mendapatkan kemarahan yang berlanjut, Aralt langsung berganti posisi dengan Jason. Kau pasti bisa mengurus mate kita.Sialan kau, di saat Emely marah, kau baru mengingatku?Tak usah banyak bicara, lakukan saja.Ck."Ish, lihatlah ... Fredo terus menangis karenamu." Jason ditatap tajam oleh mate-nya, beberapa menit kemudian, Emely memerhatikan warna mata Aralt yang kini berbeda. Di saat itu, dirinya mengembuskan napas. "Jason?""Iyah, mate."

  • Aroma Manis    Bab 36

    "Emely, berbaliklah."Ketika Emely ingin berbalik, kepalanya ditahan pelan. Emely heran, apakah Fasha yang melakukan itu? Nyatanya tidak, melainkan seseorang yang amat ia rindukan."Emerald?!"Emerald tersenyum. Mulutnya berbicara, tapi tidak bersuara. Untungnya dewi bulan memberikan kesempatan agar ia bertemu dengan wanita kesayangannya, untuk terakhir kali, dan dia amat bersyukur dan bahagia ketika mate-nya telah mendapatkan kebahagiaan yang baru.Dewi bulan, kumohon ... izinkanlah Emely-mateku-untuk mendengar lirihan suaraku~pinta Emerald~Emerald pun berbicara, dan permintaannya terkabulkan oleh sang dewi bulan yang sedang tersenyum saat ini, memandang moment mengharukan tersebut."Mate, aku selalu memaafkanmu, dan aku telah tenang bersama dewi bulan di sana. Aku selalu merindukanmu, dan teruslah merindukanku, sebagai hadiah ... tanda diriku yang berada di le

  • Aroma Manis    Bab 35

    "Dia adik iparku, Bi. Adik dari mantan mate-ku, Emerald. Dia begitu menyayangi kakaknya yang telah meninggal, kemungkinan ... penyerangan ini terjadi disebabkan oleh rasa dendamnya kepadaku, yah ... ini semua karenaku, karena mate-ku tak melihatku ketika ia mengembuskan napas terakhir," jawab Emely, dan tangisnya pun pecah dan terus menyalahkan diri, ia amat egois karena terus merengek ke Glourius untuk ikut berburu, sementara Emerald sangat membutuhkannya. Ia tak berguna, bahkan tanda yang telah diberikan oleh Emerald masih berada pada dalam dirinya, ketika dirinya bercermin, ia selalu memandang tanda tersebut dan terus merindukan Emerald."Nak, jangan salahkan dirimu, yang berlalu merupakan takdir dari dewi bulan, kita hanya dapat menjalani. Jangan menangis dan terus merasa bersalah, karena kau sedang mengandung saat ini, ingat anakmu, juga anak Aralt dan Jason, mengerti?"Emely berusaha mengontrol diri, dirinya menghirup udara kemudian mengembusk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status