Share

CH 6

Cahaya matahari menyelinap masuk melalui celah-celah dari bilik jendela, membangunkan sang empu yang sedang terlelap tidur dengan pulas setelah kejadian malam tadi yang membuat keduanya masih terjaga dalam mimpinya. 

 Tepat pukul tujuh lebih lima menit tiga puluh detik, Aira mengerjapkan matanya perlahan, hal yang pertama Aira pikirkan tentunya mengapa bisa ia berada ditempat yang sama? 

 Merasakan ada sesuatu yang melingkar di tubuhnya, ternyata Mike memeluk Aira dengan mesra. Matanya masih terpejam wajah yang selama ini nampak dingin dan datar seakan sirna begitu saja di pagi ini, wajah yang sangat garang itu kini terlihat teduh membuat  nyaman untuk di pandang. 

 Aira mengerjapkan kembali matanya, ia harus segera bergegas untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan barunya. Di alihkannya tangan mike secara perlahan dari tubuhnya lalu segera masuk ke kamar mandi . 

 Ia mengguyur seluruh tubuhnya dibawah shower dengan tangisan yang terisak, mengingat kejadiannya di masa lalu yang sampai detik ini lebih menyulitkan keadaannya, Aira tak punya pilihan selain menerima, toh ini di luar kehendaknya. Andai saja Aira bisa memilih, ia akan lebih baik mati dari pada hidup namun seolah tak bernyawa, mengingat dirinya tak lagi punya siapapun, membuat ia harus patuh dengan aturan yang Mike buat untuknya meski harus diawali dengan sebuah ancaman agar Aira bisa menurut pada Mike sepenuhnya, yah Aira seperti anjing peliharaannya. 

 Perjanjian yang telah Aira setujui membuat ia semakin depresi, entah akan seperti apa kehidupannya dimasa depan kelak, menjadi seorang istri dari perusahaan Wilson, membuat ia sedikit tak percaya, lelaki muda yang telah menodainya tepat di malam dimana ia sendiri telah di khianati mantan kekasihnya dan mantan sahabatnya, ah apa ada yang namanya mantan sahabat?  

 Dalam diri Aira ada rasa sakit yang tak termaafkan atas perlakuan mantannya, Aira berharap suatu ketika ia bisa membalaskan dendamnya, entah dengan cara apa Aira sendiri bahkan belum mengetahuinya. 

Aira kembali dari kamar mandi lengkap dengan pakaian yang sudah di siapkan khusus untuknya, ia mendapati Mike berada tepat di depan pintu kamar mandi sontak membuat Aira kaget setengah mati, tentunya Mike tidak bodoh, ia menggunakan celana pendek meski tanpa baju, dilihatnya roti sobek yang sangat menggiurkan membuat Aira menelan salivanya. 

 " Apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar mandi?! " Ucapnya bertanya gugup 

 " Menurutmu? " Ujarnya kembali bertanya tanpa menjawab pertanyaan Aira 

 " Terserah saja, aku akan segera pergi " Aira melewati Mike, namun dengan sigap tangan kekar milik Mike menarik tangan Aira

 " Argh,, apa yang.. " Ujarnya menggantung, belum sempat Aira melanjutkan perkataannya, mike langsung melumat habis bibir ranum Aira, tanpa aba-aba, Mike tak membiarkan Aira yang berontak namun dengan lahapnya Mike menghisap dan menelusuri setiap inci yang ada di dalam rongga mulut milik Aira. 

 " Manis sekali " Diusapnya jari Mike pada bibir Aira yang nampak basah berantakan, sebab ciuman yang begitu panas 

 " Brengsek kau dasar bajingan " Umpat Aira yang hanya dijawab dengan tawa yang sedikit menyeramkan, bukannya takut Aira malah dengan beraninya berkata seperti itu padanya. 

 Mike langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia harus segera bergegas demi menyaksikan sebuah tontonan yang akan sangat mengasyikan untuk di nantikan, senyum liciknya terpampang jelas pada wajah yang nampak sempurna itu. 

____________________________________________________

Di sinilah Aira berdiri, tepat di sebuah perusahaan mewah tempatnya kini bekerja, ini adalah hari pertamanya bekerja maka ia harus berlaku sebaik mungkin setidaknya tidak membuat masalah yang akan semakin menjerat dirinya pada masalah yang akan bertambah rumit. 

 Begitu memasuki ruangan di lantai pertama, seorang sekertaris bernama maya menghampirinya,  tak banyak percakapan yang terjadi diantara keduanya,  maya dengan langkah tegap membusungkan dadanya yang seakan ingin mencuat keluar dari sarangnya, membuat Aira terpana dibuatnya.  Itu balon aatau apaan besar sekali,batin aira terkekeh

 Kini aira sudah berada tepat di ruangannya yang di tunjukan oleh maya, tepat di sebuah lantai lima dengan ruangan yang menghadap kearah kota yang nampak jelas terlihat dari asalnya berdiri. Di hiasi warna putih abu menunjukkan kesan kehangatan, membuat Aira semakin semangat untuk bekerja. 

 Tidak lama dari lamunan Aira, seseorang mengetuk pintu membuat Aira menoleh dan di dapatinya salah satu yang mungkin karyawan yang berada di seberang ruangannya berada. 

 " Perkenalkan saya via, dan ini ada beberapa data dan berkas yang harus kamu pelajari, dan untuk yang satunya lagi kamu coba kerjakan terlebih dahulu, setelah itu berikan laporannya kepada tuan Ares, selaku atasan divisi keuangan. " Ujarnya secara detail, salah satu karyawan pada departemen yang sama dengan aira, namun berbeda ruangan saja. 

 " Saya Aira, anak baru di sini mohon bimbingannya, terimakasih untuk ini " Aira tersenyum ramah yang di angguki via 

 " Baiklah kalo begitu saya keluar dulu, sampai jumpa " Pamitnya lalu keluar dari ruangan Aira, menyisakan setumpuk kerjaan untuk Aira. 

 

 Aira mulai menyibukkan dirinya sendiri dengan setumpuk kerjaan yang sangat melelahkan bagi seorang pemula, meski begitu untungnya Tuhan memberikan Aira otak yang berlian, data-data yang di penuhi dengan angka itu mampu dengan mudahnya Aira mengerjakan beberapa laporan keuangan di minggu pertama, setelah ia mempelajarinya tadi dengan cepat ia dapat menerapkannya, sungguh luar biasa bagi seorang pemula. 

 Namun tiba-tiba suara telpon berdering dengan nyaring membuyarkan kefocusannya, di ambillah gagang telpon itu yang sedang nyaman bertengger pada pasangannya terpaksa harus lepas karna sebuah panggilan tak bermoral. 

 " Ya hallo, ada yang bisa saya bantu? " Ujar Aira 

 " Datanglah keruangan direktur dan jangan lupa bawakan secangkir kopi latte untuknya " Ujar maya sang sekertaris, seperkian detik setelah ara meng-iya-kan, ia langsung memutuskannya secara sepihak. Sangat tidak sopan 

  Aira berdecak kesal, mengapa di siang hari saja harus bertemu kembali dengannya, tak cukupkah malam dan pagi tadi dia mengusik kehidupan Aira?  

 Dengan langkah gontai Aira menuju Parti untuk membuat kopi pesanan sekertaris ah lebih tepatnya untuk lelaki gila itu.  

 Kini Aira melangkah mendekati lift lalu Ditekannya nomor dua puluh lantai tepat keberadaannya kini, sepertinya hanya orang-orang penting saja yang bisa menginjaka’kan kakinya di lantai ini, jika tak ada keperluan penting, di larang untuk datang ke lantai ini. 

 Pintu lift terbuka lebar, Aira keluar lalu segera bergegas menuju ruangan si lelaki gila, sepanjang perjalanannya menuju ruangan aira tak henti-hentinya merutuki keodohannya sendiri.

 Kini aira tepat berada di depan sebuah pintu berwarna  coklat tua, Diketuknya perlahan sampai suara baritone beratnya terdengar

 " Masuk " Ujarnya yang kemudian aira langsung membuka pintu tersebut 

 " Ini kopi yang anda minta tuan, dan ada keperluan apa tuan memanggil saya? " ujar aira tanpa basa-basi

 Lelaki itu menyesap kopi buatan aira sebelum merubah posisinya yang menghadap dan menatap lekat sang aira,

 “ bagaimana pekerjaanmu di hari pertama?” ucapnya seakan menaruh perhatian

 “ lumayan tuan “ aira mencoba tenang dengan pertanyaan tak penting yang kini sedang di lontarkan oleh sang atasan

 “ jika kamu mau, aku bisa mengubah posisimu “ mike menawarkan bantuan

 “ tidak perlu repot-repot, jika tidak lagi hal penting yang ingin tuan sampaikan saya mohon undur diri masih banyak pekerjaan penting yang harus saya kerjakan  “ ujar aira kesal

“ tunggu aku di lobby, kita pulang bareng ada hal yang harus banyak harus kita lakukan “

“ untuk apa?” tanya aira penasaran

 “ anti kamu akan tahu sendiri “

“ menyebalkan “ gerutu aira lirih

“ hey. aku masih bisa mendengarnya” ujarnya membuat aira mendengus kesal

“ baiklah  terserah anda saja, saya akan kembali ke ruangan saya “ ujar aira sembari membungkuk’kan punngungnya setelah itu berjalan meninggalkan ruangan itu.

 Sepeninngalan aira dalam ruangannya membuat ia melayangkan senyum tipis yang terlukir dalam sudut bibirnya. Rencana nya berhasil itulah sebabnya mengapa ia sangat merasa puas  dengan apa yang sedang di lakukannya,tak lama lagi kamu akan menjadi milikku sepenuhnya.lirihnya pelan.

 Berbeda denga aira yang merasakan sangat kesal di  siang hari, bagaimana tidak perlakuan mike membuat aira merasa keheranan, sikapnya seakan berubah tak semengerikan hari kemarin. Meski hanya merasa sedikit perubahannya namun mampu membuat aira bertanya-tanya mencari jawaban yang mesti ia tak mempunyainya.

 Mike meski menyeramkan dan terkesan kejam, mampu seiring waktu berubah meski hanya satu persen namun mengingat bahwa itu adalah hal yang mustahil bagi seorang mike,

 Di pertemuan pertama dengan aira telah membuat sang mike mampu merasa terhipnotis dengan wajah yang aira miliki, entah karna kecantikanya atau karna apa hamya mike yang mengetahui.

 “ mike dassar gila!!” umpat aira setelah kembali dalam ruanganya untung saja tidak ada ynag mendengarnya.

 “ dia pikir dia bisa seenaknya denganku, huh menyebalkan menyuruhku ini itu dan yang anehnya kenapa harus juga aku menuruti perintahnya, aku ini memang bodoh.” Kesal aira sampai merutuki kebodohanya

 Aira memanglah seorang peremppuan , ia juga tak mengungkiri bahwa wjah mike sangat tampan, meski aira mengaggumi namun ia tak kuasa dengan sikap mike yang kasar dan kejam di awal pertemuanya seakan membuat aira tak jadi mengagumi mike.

  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status