Aira POV
“ Akhirnya kau berani pulang juga hmm “ Mike menghampiriku, sorot mata tajamnya seakan siap membunuhku, tiba-tiba aku merasa resah, bagaimana jika Mark memberi tahu semua yang terjadi kemarin malam kepadanya, Mike naik keranjang menghampiri keberadanku, tangannya membelai pipiku yang sedikit merah akibat bekas tamparan Mark, aku masih menundukkan pandanganku, tak berani menatap lekat kearahnya, bisa saja detik ini pun aku akan mati dibuat olehnya.
“ aku merindukanmu sayang, bagaimana pertemuanmu dengan Mark? Apakah ia memperlakukanmu dengan baik?” ujarnya lembut, tatapan matanya berubah sendu, aku tidak tahu arti tatapannya kali ini.
“ dia sangat baik, Mark “ ujarku tersenyum manis, sebisa mungkin aku harus menyembunyikan apa yang telah terjadi
“ apakah kau suka jika berada di dekatnya sayang?” tanyanya kembali sambil meremas gunung gembar dengan lembut
“ hmm iya Mike” aku mencoba berbohong agar ia tak membenci adiknya, namun seketika
Langit malam hadir dengan keheningan yang tercipta di segala sudut ruangan, para penghuni rumah sepertinya sudah mulai berhenti dari segala aktivitas, di mansion utama dimana Mike dan Mark berada, Mark terlalu lelah menghukum Aira membuat ia tidur begitu nyenyak, efek dari obat yang satu jam lalu ia konsumsi, melihat Mark tengah tertidur membuat Mike kembali mengingat Aira yang kini berada di apartemen miliknya, sedari sore ia meninggalkan wanitanya. Ia melangkah menuju keluar mansion, melanjukan mobilnya dengan kecepatan penuh, takut bila mana Aira mencoba melepaskan diri “ ceklek “ suara pintu terbuka, Mike menelusuri setiap inci mencari sosok yang dari tadi ia khawatirkan, tepat disebuah ruang bersantai terdengar suara TV menyala, Mike melanjutkan langkahnya mendaki suara tersebut. Kemudian ia pun tersenyum devil, melihat Istrinya tengah menonton serial anime Upin dan Ipin, dengan memakai lingerie merah membuat Mike menatap intens kearahnya. “ sayang,, aku merindu
Aira POV Pertama kalinya aku menginjakkan kakiku ke dalam mansion ini membuat aku hampir tercengang dengan segala keindahan yang nampak jelas di depan mataku, ukiran dan gaya arsitektur yang begitu memukau, aku tak pernah menyangka bisa merasakan berada di dalamnya, namun seketika suara seseorang yang ku kenal semenjak beberapa hari ini membuatku kembali tersadar dari lamunan, tak bisa ku bayangkan kini seperti apa ekspresi wajahku, yang jelas tubuhku mulai bergetar, keringat dingin membasahi pelipis juga dahiku, aku benar-benar merasa resah. Kemudian aku memberanikan diri untuk menoleh kearah samping tepat dimana suara itu terdengar jelas, seketika aku terpaku dalam diamku memandang resah kearahnya. “ Selamat datang di mansionku sahabat tersayang ku” sapa Mark dengan senyuman penuh pesona, tak ada ekspresi yang menakutkan, sekejap Aira mengerjapkan matanya, Aira kaget dengan sosok yang ada di hadapannya “ Mark..” “ Hai cantik, apa kaba
Cinta dan benci menjadi tolak ukur seseorang berlaku yang tak semestinya, cinta membuat seseorang menjadi buta begitupun benci, keduanya terlihat sama namun nyatanya berbeda, seperti ketika awal pertemuan Mark dengan Aira yang membawa ia pada cinta pertamanya, namun penolakan yang Aira berikan membuat Mark menjadi buta, apalagi setelah kepergiannya membuat hidup Mark semakin menggila, cintanya yang terlalu berlebihan membuat ia kewalahan sendiri dalam menanggung resikonya, tanpa ia sadari cintanya membawa pada penderitaan yang mungkin takada akhirnya, sebab hanya akan berakhir jika ia mampu mengontrol kondisi hatinya sendiri. Di sebuah mansion besar nan luas, Aira mulai mengambil alih menjadi seorang pelayan pribadi Mark, pada pagi itu. Di sebuah kamar dengan nuansa warna putih gading, memberi kesan pada sisi kelam pemiliknya. “ Aira, siapkan air hangatnya aku akan mandi” titah Mark “ baik Mark, tunggu sebentar” Aira langsung menuju kamar mandi, di dalamnya i
“ Sepertinya kau harus aku hukum agar tidak lalai di kemudian hari, sini kau!” teriak Mark mampu membuat Aira kaget, mata Aira terbelalak lebar saat tangannya di paksa Mark masuk menuju kamar mandi, sedangkan Mark masih dengan tatapan membunuh bak singa yang siap memakan mangsanya. Takut dan khawatir adalah perasaan yang Aira rasakan. “ Mark kau mau apa,lepas” ucap Aira ketika keberadaannya kini tepat di dalam kamar mandi yang sempat ia kagumi saat pagi melayani Mark, tak di sangka kini keberadaannya jauh terbalik, rasa resah lebih mendominasi keadaan sekitar. Di tambah dengan aura yang Mark pancarkan dari tatapan juga wajah tampannya kian terlihat menakutkan. Bukannya menjawab pertanyaan Aira ia sibuk dengan pikirannya, dengan menatap penuh kearah tubuh Aira, seringai kecil nampak jelas terlihat disudut bibir tipis merah meronanya. Jika bisa di bandingkan, ia seperti malaikat maut yang siap melayangkan tombak untuk mengambil nyawanya, malaikat maut yang sanga
“ Apa kau berpikir Mike akan melakukannya hmm?” tanya Mark dengan nada mengejek, diakhiri dengan kekehan remeh, terdengar sangat menyebalkan bukan? Jika seandainya Aira tidak merasa lelah atas apa yang telah ia alami mungkin ia bisa menyanggah pradugaan sang adik ipar yang bernama lengkap Mark Revander itu dengan segala tingkah menyebalkan di balik sifat lembut dan cerianya yang tersimpan luka mendalam membuat setengah bagian dalam dirinya hilang di telan waktu sehingga membuat pribadi lain muncul dalam jiwanya setelah rasa kehilangan juga rasa sakit ia rasakan secara bersamaan, sebenarnya siapa yang salah disini? Aira kah yang telah pergi begitu saja setelah pengakuan cinta dari sang sahabat yang bernama Mark Revander itu ataukah Aira Angelica yang terlalu berlebihan dalam menyikapi rasa? Sejatinya perasaan cinta bukanlah suatu kesalahan sehingga membuat sang pemiliknya merasa tersalahkan atau merasa tersakiti, sebab perlakuannya,caranya memperlakukan r
Sudah satu Minggu lamanya, Aira tak melihat paras tampan milik sang suami, malam tadi setelah kepulangan sang suami ia dengan suka rela melayani Mike dengan penuh kasih, begitupun dengan Mike yang begitu memperlakukan Aira dengan baik dan penuh dengan kasih sayang, meski tatapan tajam dan aura dingin mendominasi keadaan sekitar tak mengurungkan niatnya untuk melayani sang suami, karna baginya ia wajib untuk melaksanakan tugas dari sang suami, apalagi ketika hatinya tergelitik akan perasaan aneh yang semkain hari semakin menjalar lebih kuat, ketika menatap Mike. Setelah melewati satu malam panas, seperti layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai lalu terbentang jarak cukup lama membuat keduanya di hinggapi rindu yang mendalam, hingga pertemuan pada malam kemarin membuat seorang Mike melupakan masalah yang sedang di hadapinya, setidaknya ketika berada di mansion ia dapat menghilangkan segala lelah dan penat atas aktivitas yang dijalaninya cukup menguras te
“ apa kau takut akan sesuatu terjadi?” tanya Mike dengan tatapan mengintimidasi, seolah ia tahu semuanya tanpa perlu menyelidiki kembali dengan pertanyaan receh seperti itu, namun nampaknya mempermainkan perasaan Aira adalah sesuatu yang sangat menyenangkan baginya. Berbeda dengan aira yang kian memperlihatkan kecemasan pada raut wajahnya, keringat dingin mulai menyelimuti wajah cantiknya yang merona meski tanpa riasan apapun yang nampak. “ Ah tidak ada Mike, aku akan mengatakannya jika sesuatu terjadi “ sanggah Aira tanpa melihat mata Mike, jelas bahwa yang di katakan Aira hanya kebohongan semata, akan ada saatnya ia mampu bercerita namun apakah gadis bernama lengkap Aira Angelica itu mampu mengatakannya pada sosok dingin yang kejam seperti Mexime Devaldo? “ hmm oke, siap-siaplah temani aku untuk keluar, aku bosan jika harus disini seharian.” Ujar Mike mengajak Aira untuk menemaninya pergi, sekedar untuk bersenang-senang, rasanya Mike nampak kacau setelah pulang dar
perubahan mendadak “ Aku mengaku salah dengan jalanku Rey, bisa kah aku memperbaiki semuanya?” tanya Mike dengan tatapan sayu, aura dinginya seolah menguap saat ia merasa benar-benar terpuruk, ya dia terpuruk atas hatinya yang mulai goyah akan pendirian yang tengah ia buat sedari awal. “ renungkan itu Mike, aku akan membantumu semampuku, ingat kau masih ada aku yang akan selalu berada di sisimu “ ujar Rey sembari menepuk bahu sang sahabat, bagi Rey tak ada yang salah atas apa yang di rasakan oleh Mike terhadap Aira sang istri diatas kertas, meski di balik semua itu terselip sedikit rasa ingin memiliki lebih dari sekadar membalas dendamnya, namun memiliki hati juga raganya untuk ia lindungi. Namun kebutaannya membuat ia memilih cara yang tak seharusnya ia ambil sedari awal. Tapi ia bisa apa jika semua telah terjadi rasa penyesalan hanya akan menjelma ketiadaan atau jika semesta sedang baik bisa saja ia memiliki kesempatan kedua. “ terimakasih Rey “ ujar Mike t