Share

Chapter.3

Saking fokus nya belajar bersama, Naya dan Juna sampai tidak sadar bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Ngomong;ngomong jam pelajaran terakhir kosong jadi mereka bisa belajar di perpustakaan.

"Tuhkan bener udah sepi," ujar Naya setelah keluar dari perpustakaan bersama Juna.

"Aku nggak denger bel pulang tadi,Nay."

"Jihan pasti udah pulang deh. Terus Aku pulang nya gimana," gumam gadis itu meratapi nasib sial yang kembali menghampirinya.

"Bareng Aku aja." Sahut Juna berhasil membuat gadis itu langsung menoleh kearahnya.

"Beneran gapapa? Nggak ngerepotin kamu?"

"Nggak lah. Lagian tadi Kamu berangkat bareng Aku jadi pulang bareng juga sekalian."

"Yaudah deh boleh daripada jalan kaki hehe."

Belum sampai di parkiran, langkah mereka harus terhenti saat mendengar suara seseorang memanggil nama Juna.

"Loh Yuna kamu belum pulang ?"

"Juna Aku pulang bareng Kamu ya? Supir ku nggak bisa jemput."

Gadis yang baru saja memanggil Juna itu adalah Yuna, kekasih Juna. gadis itu termasuk siswi populer disekolah ini. Cantik, tinggi, baik, pintar dan juga wakil ketua osis.

"Tadi Aku lihat motor kamu masih di parkiran jadi aku tungguin kamu deh. Aku bareng kamu ya ?"

"Hmm aku udah terlanjur janji pulang duluan sama Naya."

"Naya? Naya siapa ?" tanya yuna bingung .

"Ini Naya, temen sekelasku. Nay, kenalin ini Yuna," sahut Juna.

"Halo. Aku Yuna, pacar Juna," sapa yuna mengulurkan tangannya.

"Naya."

"Jadi ini pacar Juna? Cantik banget. Cocok sama Juna," batin Naya tiba-tiba insecure dengan kekasih Juna.

"Jadi ini kamu gabisa anterin aku pulang ya?" 

"Kamu pulang bareng Yuna saja, Jun. Gapapa kok aku bisa pulang sendiri," sahut Naya. Mana mungkin dia pulang bersama pacar orang. Apalagi pacarannya ada disini juga. Bisa habis dia digosipin jadi pelakor nanti.

"Kamu yakin,Nay? Tapi nanti kamu pulang nya gimana?"

"Gapapa kok kamu tenang saja."

"Na, maaf ini tadi pagi Naya berangkat bareng aku karena hari ini kan supir bus pada mogok kerja. Terus pulang nya juga kan gada bus. kasihan Naya kalau gada tumpangan."

"Hmm gini, Nay. Gimana Kalau Juna anterin aku pulang dulu? Kebetulan rumahku deket kok. Nanti habis itu biar Juna anter kamu pulang. Gimana ?" saran Yuna.

"Tapi Na Aku nggak enak sama Kamu."

"Yaelah Nay gapapa kali. Aku percaya sama Juna kok."

"Iya Nay gitu aja deh ya. Sekarang Aku antar Yuna pulang dulu, kamu tunggu di pos satpam depan gapapa kan?"

Naya hanya mengangguk sebagai jawabannya. 

"Aku duluan ya Nay," pamit Yuna sambil tersenyum ramah kearahnya.

"Yuna baik banget, pantesan Juna suka sama dia. Mereka cocok sama sama baik," batin Naya merasa tak enak karena pernah punya pikiran untuk mendekati Juna.

,,,,,,,,,,,,,

Seperti yang diperintahin Juna tadi, sekarang Naya sedang berada di pos satpam depan sekolah menunggu Juna datang.

"Naya." 

"Juna kamu kok udah, Pak Arka?" Naya pikir yang baru saja memanggilnya itu Juna tapi ternyata Pak Arka, guru gila nya.

"Juna? Kamu kira Aku Juna?" tanya Pak Arka dengan nada tak suka nya.

"Em m-maaf Pak saya pikir Bapak Juna."

"Ayo pulang." 

"P-pulang?"

"Iya pulang. Kamu mau disini sampai malam? Boleh saja sih atau mau menginap disini? Aku temani."

"Maaf Pak Saya pulang dengan Juna. Dia sebentar lagi datang."

"Kamu yakin ? Sudah ayo pulang denganku. Aku masih baik baik nawarin Kamu ya sebelum Aku paksa."

"Maaf Pak tapi Saya benar-benar ingin menunggu Juna saja. Lebih baik bapak pulang duluan." 

"Baiklah, 5 menit. Kalau sampai 5 menit lagi Juna belum datang, mau gamau Kamu harus ikut aku."

Ditempat lain Juna menuntun motornya mencari tukang tambal ban terdekat karena tiba-tiba ban motor nya bocor. Sial padahal tadi baik-baik saja saat mengantar Yuna pulang.

,,,,,,,,,,,

"Maaf Pak tapi ini bukan jalan kerumah Saya," pada akhirnya Naya terpaksa ikut pulang bersama guru gila nya karena sudah lebih dari 5 menit Juna tidak kembali.

"Kita makan siang dulu."

"Pak Saya mau langsung pulang saja. Bapak bisa turunkan Saya disini lalu silahkan pergi makan."

"Kalau Aku tidak mau bagaimana? aku mau Kamu temenin aku makan."

"Tapi pak saya..."

"Pilih temenin aku makan atau kamu yang jadi makananku?"

Oke Naya langsung kicep, dia sudah hafal dengan sifat mesum guru gila nya ini jadi lebih baik dia turuti saja dari pada terjadi hal yang tidak-tidak. Sesampai nya di tempat makan, Naya hanya diam. Gadis itu benar-benar ingin segera pulang kerumah.

"Kamu mau pesan apa ?" tanya Pak Arka.

"Saya tidak lapar."

"Yakin ? Makanan disini enak-enak loh."

"Saya tidak lapar pak..."

KRYUK.....

pak Arka tersenyum saat mendengar bunyi perut Naya "Masih malu-malu saja. Yasudah kalau tidak mau pesan, kita bisa makan sepiring berdua. lebih romantis dan enak."

"Saya pesan nasi goreng!" seru Naya sebelum pelayan itu pergi.

Malu karena dikira gengsi jauh lebih baik dari pada makan sepiring berdua dengan guru gila nya yang terlewat mesum itu.

Keduanya makan dengan sangat hening. Sejak tadi pak Arka tidak berheti menagap Naya yang sedang lahap menyantap makanannya. Naya pun juga sadar dengan tatapan itu tapi dia memilih untuk berpura-pura tidak tahu saja. 

"Kamu cantik banget sih, Nay. Apalagi kalau lagi makan," sahut pak Arka.

Melihat ada nasi yang tersisa disudut bibir Naya, pak Arka pun berniat mengambilnya. Namun dengan cepat Naya menahan tangan pria itu.

,,,,,,,,

"Aku takut Naya di apa-apain pak Arka."

"Iya bener. Harusnya tadi kita nggak ninggalin Naya sendirian."

"Kalian kenapa sih? Pak Arka kan tampan, pintar dan tajir. Kalau dia jadian sama Naya kan itu bagus. Nanti kita bisa minta nilai bagus," sahut Sina yang langsung mendapat jitakan dikepalanya dari Jihan.

"Isi otak kamu selain oppa tampan dan kaya tidak ada ya?"

"Nasib teman kita ada ditangan Pak Arka. Kamu lupa dengan apa yang Naya ceritakan kemarin?" Tanya Jihan dengan nada kesal nya. Beberapa hari yang lalu Naya menceritakan sifat asli Pak Arka pada teman-temannya itu.

Tadi saat pulang sekolah, pak Arka meminta teman-teman Naya untuk meninggalkan nya sendirian karena dia ingin mengantar Naya pulang. Namun usahanya hampir gagal saat melihat Naya ternyata bersama Juna.

Untung tadi dia melihat Yuna jadi dia bilang pada Yuna kalau Juna belum pulang. Soal ban motor Juna yang bocor itu juga rencana Arka. dia sengaja menyuruh seseorang untuk menyebar paku dijalan yang akan Juna lewati setelah mengantar Yuna pulang. Licik memang, tapi ya bagaimana pun Pak Arka sudah terlanjur jatuh pada pesona Naya. Dia tidak ingin siapapun mendekati nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status