Arkana bimantara atau biasa disebut pak arka adalah seorang guru pengganti disalah satu SMA ternama dibandung. Di umurnya yang masih muda serta faktor pendukung seperti wajahnya yang tampan , merupakan seorang cucu pemilik sekolah serta hidup yang mapan mampu membuat hampir semua siswi disana terpesona oleh nya. Namun diantara seluruh siswi , hanya ada satu yang bisa mengalihkan perhatiannya yaitu nayena Lim atau biasa disebut naya. Naya , Seorang siswi dengan bantuan beasiswa itu mampu membuat seorang arkana terpikat. Arkana akan melakukan segala cara untuk bisa mendekati murid tersayang nya itu walaupun kadang dia harus menggunakan cara yang tidak lazim dilakukan seorang guru. Dia selalu menggunakan kekuasaannya sebagai guru untuk bisa membuat seorang naya menurut pada nya.
Lihat lebih banyakNaya berlari menyusuri koridor sekolah menuju kelas nya, hari ini dia terlambat bangun dan sialnya dia juga tertinggal bus sehingga membuatnya terlambat. Sepanjang Perjalanan dia terus berdoa agar guru gilanya itu belum masuk ke kelasnya. Hingga saat sudah sampai didepan kelas nya, gadis itu langsung membuka pintu yang ternyata sudah tertutup rapat. Matanya membulat sempurna tat kala melihat guru gilanya sudah berdiri tepat didepan pintu seolah sedang menyambut dirinya.
"P-pak arka? Hosh hosh," lirih Naya sambil berusaha mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan akibat berlari tadi.
"Kamu terlambat 1 menit 3 detik, Nayena Lim," ucapan seseorang yang biasa di panggil pak Arka itu mampu membuat Naya melongo.
Astaga, hanya 1 menit tapi sudah dibilang terlambat. Memang gila gurunya ini.
"Maaf pak tadi saya tertinggal bus."
"Kamu tahu bukan kalau aku tidak suka orang yang tidak ontime? Keluar dari kelas, lari keliling lapangan 5x setelah itu temui aku di ruangan ku."
"Lapangan basket ?"
"Lapangan utama."
"Apa ?!!"
,,,,,,,,,,,
Naya sudah hampir pingsan setelah mengelilingi lapangan utama sebanyak 5x, gila saja lapangan ini benar-benar besar dan guru gila itu dengan seenaknya menyuruhnya mengelilingi lapangan sebanyak 5x.
Belum sempat menarik napas, ada salah satu murid yang datang menghampirinya. Murid itu menyuruhnya untuk datang ke ruangan pak Arka sekarang juga. Tidak ingin mendapat hukuman lagi, Nayapun langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan guru gilanya.
Setelah mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk. Dengan ragu Naya pun membuka pelan pintu itu sebelum melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan bak neraka itu. Jangan heran kenapa Naya menyebut ruangan guru gila nya itu ruangan neraka, itu karena setiap kali dia masuk ke ruangan itu, pasti akan terjadi hal yang menyeramkan bagi nya.
"Bapak memanggil saya ?"
"Hmm duduk lah."
Naya mendudukan dirinya didepan guru gila nya itu, sedangkan gurunya itu masih sibuk dengan menandatangani buku entah apa.
"Kamu sudah..." ucapan pak Arka terhenti begitu saja saat melihat penampilan Naya sekarang, keringat yang membanjiri pelipis hingga leher gadis itu mampu membuat pria itu diam seketika.
"Sial kenapa dia begitu sexy dengan keringatnya."
"Astaga sadar Arka sadar. Kamu tidak boleh menerkamnya disini." batin pria itu.
"Pak, ada apa?" tanya Naya berhasil membuat gurunya itu sadar dari pikiran kotornya itu.
"Ekhem. Kamu tahu bukan jika kamu sudah melanggar peraturan?"
"Iya pak, saya tahu."
"Kamu harus menerima hukuman," ucap pak Arka dengan seringainya, membuat Naya langsung terkejut bukan main.
"H-hukuman? Bukankah saya sudah menjalani hukuman lari keliling lapangan?"
"Tidak, bukan itu hukumannya."
"Apa? J-jadi ada hukuman lain? Pak, saya hanya terlambat 1 menit dan sudah mendapat hukuman seberat itu. Sekarang bapak masih mau menghukum saya?"
"Itulah akibatnya jika kamu terlambat. Jadi kamu jangan pernah melanggar aturan sekolah lagi Nayena Lim, apalagi jika itu berurusan denganku."
,,,,,,,,,,"Naya! Ya ampun aku dengar tadi kamu telat di jam pelajaran pak Arka?" tanya Jihan menghampiri Naya di kantin bersSina dan Dahya.
"Diamlah dulu aku masih lelah."
"Ckk ini minum dulu. Kamu habis dihukum apasih sampai secapek itu," tanya Dahya sambil menyerahkan sebotol minuman dingin padanya.
Naya meneguk minumannya secara brutal, gadis itu terlihat seperti tidak minum selama berhari-hari. "Dia benar-benar guru gila. Bagaimana bisa aku sudah dihukum lari keliling lapangan utama ditambah hukuman harus membantunya mengoreksi lembaran ulangan kelas 1."
"Apa? Kamu serius? Memangnya kamu telat berapa jam?"
"Hanya 1 menit."
Sontak ketiga teman Naya itu langsung berteriak kaget. Yang benar saja, hanya telat 1 menit tapi sudah di hukum seberat itu.
"Gila kan? Ckk, dia pantas mendapat julukan guru gila."
Jangan heran kenapa pak Arka memberi hukuman tambahan untuk Naya, itu karena pria itu ingin lebih lama berada didekat Naya apalagi ditambah melihat penampilan gadis itu tadi. Ckk dia memang guru mesum, tapi jangan berfikir jika dia mesum pada semua orang. Itu hanya berlaku untuk 1 murid kesayangannya saja, Yaitu Nayena Lim.
,,,,,,,,,, "Ayo Arka, fokuslah! Kamu harus fokus.""Kamu pasti bisa fokus. Oke mari kita mengerjakan ini."
"Arghhh kamu benar-benar membuatku gila Nayena Lim!" teriak Arka frustasi. Bahkan sampai apartment nya pun pria itu masih terbayang dengan penampilan Naya tadi. Memang benar-benar gila, sepertinya dia sudah sangat menyukai murid kesayangannya itu.
Jangan berfikiran Arka seorang pedofil, Naya berumur hampir 18 tahun sedangkan dirinya 23 tahun jadi tidak terlalu jauh perbedaan umur mereka. Dan jika kalian bertanya kenapa diumur 23 tahun Arka sudah menjadi guru? Alasannya karena dia terlalu pandai ditambah sekolah ini adalah milik kakeknya.
,,,,,,,,,,,,
"Apa? Pindah sekolah? Astaga Naya, Apa kamu gila?""Aku masih waras, bu."
"Lalu kenapa kamu tiba-tiba minta pindah sekolah? Kamu pikir ibumu ini konglomerat? Kita makan saja susah. Kamu bisa sekolah itu sudah bagus. Kamu juga sudah kelas 3 sebentar lagi lulus dan jika kamu pindah sekolah bagaimana dengan biayanya?"
"Itu bisa pakai tabunganku."
"Tidak! Tabungan itu untuk kuliahmu nanti. Sudahlah jangan bicara yang tidak-tidak. Sekarang cepat bantu ibu menyiapkan jualan kita," ucap sang ibu Naya sebelum pergi meninggalkan anaknya itu ke dapur untuk menyiapkan jualannya.
"Ckk, ibu tidak tahu saja anaknya ini selalu terancam disekolah karena guru gila itu."
,,,,,,,,,,,
Keesokan harinya Naya sengaja bangun lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Cukup sekali saja dia berurusan dengan guru gila nya karena terlambat ."Huff bus nya mana sih kenapa ga datang datang," gadis itu melirik jam tangannya. masih ada setidak nya 30 menit sebelum masuk sekolah tapi tetap saja dia panik karena bus yang biasa dia tumpangi tidak kunjung datang.
Hingga tak lama kemudian ada sebuah motor sport yang berhenti didepannya. Betapa terkejutnya gadis itu saat melihat siapa orang dibalik helm itu tadi.
"Naya? Kamu ga berangkat kesekolah?"
"J-juna?"
Juna prawira, ketua kelas sekaligus orang yang sejak dulu Naya sukai. Suka dalam diam lebih tepat nya karena Juna sudah memiliki kekasih.
"Kamu kenapa masih disini? Nggak berangkat ke sekolah?"
"Hmm a-aku. Aku sedang menunggu bus."
"Menunggu bus? Kamu tidak melihat berita pagi tadi?"
"Berita? Berita apa?"
Tentu saja Naya tidak sempat melihat berita tv, dia bangun terlalu pagi untuk membantu ibu nya setelah itu bersiap ke sekolah agar tidak terlambat.
"Semua supir bus mogok bekerja karena sedang demo."
"Apa? J-jadi bus nya tidak akan lewat?"
Juna hanya mengangguk.
"Astaga, aku bisa telat lagi nanti. Masa iya aku berlari ke sekolah," gumam Naya meratapi nasibnya yang sudah pasti akan mendapat hukuman seperti kemarin.
"Bareng aku saja."
Hampir saja Naya berteriak karena mendengar apa yang baru saja Juna katakan. Berangkat bareng Juna? Juna ngajak bareng? Apa ini mimpi? Pikirnya.
"Ayo bareng aja gausah banyak mikir daripada nanti kamu telat."
"T-tapi aku nggak bawa helm."
"Tenang aja, aku tahu jalan tikus. sudah cepat naik."
Naya mengangguk, belum sempat naik ke atas motor, Juna sudah menahannya dan membuat gadis itu kebingungan.
"Kamu pakai jaketku buat mutupin pahamu. Hehe aku akan sedikit ngebut jadi takut keliatan."
"Jangan salah paham,Nay. Aku beneran cuman gamau..."
"Iya iya aku ngerti kok. Thanks ya."
"Pegangan ya aku bakal ngebut."
Tanpa sadar sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobilnya. Arkana Bimantara, yang tadinya tak sengaja melihat Naya ingin menawari tumpangan namun sudah keduluan dengan Juna.
1 tahun kemudian... Dengan langkah cepatnya Arka berlari Menyusuri lorong rumah sakit. Pria itu tidak berhenti merapalkan doa berharap tidak akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada istrinya. Beberapa saat yang lalu saat ia sedang melaksanakan meeting bersama kliennya, tiba-tiba ibunya menghubunginya dan mengatakan jika Naya akan melahirkan. Tepat setelah mendapat kabar itu Arka langsung pergi ke rumah sakit.Sesampainya diruang bersalin, Arka melihat kedua orang tuanya dan juga Ibu Naya duduk di depan ruang tunggu sambil menangis. Dengan cepat pria itu langsung menghampiri mereka "Pa, ma, bu, dimana Naya? Bagaimana keadaannya?" Tanyanya dengan raut wajah paniknya."Arka, kamu sudah datang. Sebaiknya kamu masuk ke dalam, sejak tadi Naya terus berteriak memanggil namamu. Temani ia bersalin, nak. Kuatkan dia," ucap ibu Arka.Arka mengangguk sebelum kemudian masuk ke dalam ruang bersalin, di dalam ruangan ia melihat Naya yang tampak kesakitan berusaha untuk melahirkan anak perta
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggupun datang. Hari ini Naya dan Arka akan melangsungkan janji suci pernikahan. Dengan balutan dress berwarna putih bersih, Naya tampak begitu cantik dan anggun. Tanpa ada seseorang di sampingnya, Naya berjalan pelan memasuki altar. Beberapa tamu undangan yang melihatnya terlihat kagum akan kecantikannya. Di ujung, Arka berdiri dengan gagahnya menunggu sang calon istri. Begitu sampai di depannya, Arka menarik salah satu tangan Naya, menggenggamnya dan membawanya berjalan menuju sang pendeta. Acara janji suci pun dimulai. Diawali dengan ucapan janji suci pernikahan dan dilanjutkan dengan acara pertukaran cincin. Kedua orang tua Arka serta Ibu Naya dan teman-teman Mereka terlihat terharu melihat bagaimana haruya acara pemberkatan itu dilaksanakan. Ibu Naya yang melihat putri satu-satunya kini telah sah menjadi istri orang terlihat tidak bisa menahan air matanya. Wanita Paruh baya itu sedih karena tidak bisa menghadirkan sosok ayah di saat Naya melangsungk
Tidak terasa hari yang ditunggu pun akhirnya besok tiba. Hari ini adalah hari terakhir Arka dan Naya dipingit sebelum besok mereka mengucapkan janji suci pernikahan. 3 hari tidak bertemu dengan Naya membuat Arka sangat frustasi. Pria itu terlihat sangat merindukan calon istrinya bahkan beberapa kali ia berniat ingin mendatangi Naya diam-diam namun niatnya itu harus tertangkap basah oleh ibunya. "Arka! Harus berapa kali sih mama bilang, sabar nak. Besok juga kamu bertemu dengan Naya. Kenapa kamu sangat sulit diberitahu sih?" marah sang ibu pada Arka yang lagk-lagi tertangkap basah ingin pergi dari rumah menemui Naya. Sang ayah yang juga berada disana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak. Ayah Arka sendiri tidak ikut memarahi Arka karena pria itu tahu dan sudah merasakan bagaimana rasanya menahan rasa rindu. Dulu sebelum menikah dengan ibu Arka, Ayah Arka juga menjalani masa pingitan. Namun dulu ia harus menahan 1 minggu tidak bertemu dengan istrinya. "Ma, kenapa si
2 minggu kemudian....Sesuai ucapannya waktu itu, 1 minggu sebelum pernikahan Naya, Juna dan Yuna akan berangkat ke jakarta. Malam ini mereka akan berangkat ke jakarta sesuai tiket yang sudah dipesan oleh Juna. Sebelum berangkat ke bandara, mereka memutuskan untuk mampir membeli kado pernikahan terlebih dulu karena takut jika tidak akan sempat membeli kado nantinya di jakarta.Disebuah toko brand ternama yang berada didalam mall, Yuna terlihat sibuk mencari kado mana yang ingin ia beli untuk Naya. Wanita itu sangat bingung ingin membeli apa mengingat Naya merupakan orang yang sangat simple. Naya tidak mungkin menyukai sesuatu yang mewah."Permisi, ada yang bisa dibantu?" tanya salah satu pegawai toko itu."Oh, begini mbak. Saya ingin membeli kado pernikahan untuk teman saya. Orang nya itu tidak terlalu suka sesuatu yang mewah, kira-kira mbak ada saran nggak ya?" balas Yuna. Walaupun sebenarnya wanita itu malu menanyakan hal itu, tapi ia terpaksa bertanya daripada menghabiskan waktunya
"Kamu sudah mengirim undangan pada Juna dan Yuna?" tanya Naya. Saat ini gadis itu sedang dalam perjalanan pulang setelah bertemu dengan desainer yang merancang gaun serta jas pernikahannya dengan Arka.Semalam Naya sudah meminta Arka untuk mengirim undangan pernikahan mereka pada Juna dan Yuna melalui email. Tapi tampaknya Arka lupa mengirimnya. Jika sudah, pasti Yuna atau Juna akan langsung menghubungi Naya, tapi nyatanya tidak. Berarti itu tandanya Arka belum mengirim undangan itu pada Juna dan Yuna."Aku lupa, nanti sampai rumah aku kirim. Oh iya, malam ini menginap di apartemenku lagi?" Naya menggeleng, beberapa hari ini mereka memang sering menginap di apartemen untuk mengurus semua persiapan pernikahan mereka. "Sepertinya malam ini aku tidur di rumah. Kasihan ibu dirumah sendirian.""Bagaimana kalau aku yang menginap di rumahmu? Selama ini aku belum pernah menginap di rumahmu. Hitung-hitung sekalian pendekatan dengan ibumu.""Aku akan tanyakan pada ibu dulu."Arka mengangguk.
"Menikah? Bulan depan?"Kedua orang tua Arka dan ibu Naya tampak terkejut saat mendengar Arka mengatakan jika ia dan Naya ingin menikah bulan depan. Semalam setelah berdiskusi berdua, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah bulan depan. Maka dari itu Naya langsung menghubungi ibunya dan memintanya pulang untuk membahas masalah ini dengan orang tua Arka."Arka, kamu tidak berbuat hal terlarang pada Naya kan?" tanya ayah Arka. Pria paruh baya itu berfikir jika mungkin anaknya sudah berbuat hal terlarang pada Naya, maka dari itu Arka mendadak ingin menikahi Naya.Ibu Naya yang kebetulan duduk disamping ibu Arka cukup terkejut dengan ucapan ayah Arka. Wanita paruh baya itu bahkan langsung menatap Naya sambil meminta penjelasannya, apakah yang dikatakan ayah Arka itu benar atau tidak.Dengan panik Arka dan Naya pun menggeleng. Walaupun mereka sering tinggal satu apartemen yang sama, tapi mereka tidak pernah melakukan hal itu. "Tidak, pa. Aku dan Naya tidak mungkin melakukannya sebelum re
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen