Share

Chapter.2

Author: Bunnynayen
last update Last Updated: 2021-01-11 01:10:32

Sejak tadi pak Arka tidak bisa fokus mengajar karena melihat Naya dan Juna. apalagi setelah kejadian tadi pagi. Ada perasaan tak suka di hati nya melihat mereka berdua dekat.

"Maaf pak jadi hari ini kita belajar apa ya?" tanya salah satu murid karena sedari tadi pak Arka belum memberi mereka soal ataupun menjelaskan pelajaran.

"Tidak ada." jawab nya dingin.

"Maksud bapak? Free class?"

"Hari ini terserah kalian mau ngapain asal jangan ada yang berisik atau keluar kelas."

Seketika semua murid bersorak Senang. Biasanya setiap pelajaran pak Arka pasti akan terasa mencekam tapi kali ini berbeda.

"Maaf pak, menurut saya itu akan membuang waktu jika tidak melanjutkan pelajaran." sahut Juna. Sebagai ketua kelas Juna merasa kurang setuju dengan ide gurunya itu.

"Tidak ada yang meminta pendapatmu." balas Arka sambil menatap Juna tak suka.

"Maaf pak bukannya saya lancang, tapi..."

"Kamu bisa belajar di perpustakaan jika tidak ingin merasakan free class kali ini." Sahut pak Arka sebelum Juna menyelesaikan ucapannya.

Juna menyerah, dia tidak akan membantah perintah gurunya itu lagi. Apalagi saat ini tatapan guru nya itu seakan sangat tidak menyukainya. "Kalau begitu saya izin ke perpustakaan pak," izin nya yang hanya dibalas deheman oleh pak Arka.

"Saya juga." sahut Naya beranjak berdiri mengikuti Juna.

BRAK!!

Juna, Naya dan murid lainnya terkejut bukan main saat tiba-tiba pak Arka menggebrak meja dengan sangat keras. "Siapa yang menyuruhmu keluar kelas, Nayena Lim?" tanya nya dengan tatapan tajam nya.

"Kembali ke bangkumu."

"Tapi pak bukankah tadi bapak bilang boleh ke pergi ke..."

"Aku bilang kembali ke bangkumu Nayena Lim!" bentak pak Arka membuat Naya ketakutan dan langsung kembali ke bangku nya.

Semua murid masih diam sambil saling melirik takut.

"keluarkan buku ulangan kalian. Kita ulangan dadakan." 

,,,,,,,

"Kalian lihat sikap pak Arka tadi tidak? Benar benar aneh."

"Iya benar. Kenapa dia tiba-tiba marah saat Naya ingin ikut dengan Juna?"

"Jangan-jangan pak Arka menyukai Naya?"

"Hah? Serius? Tapi aku rasa begitu. Kalian lihat tidak tatapan pak Arka ke Naya? benar-benar berbeda."

Dahya berlari menuju meja teman-temannya setelah mendengar beberapa gibahan teman sekelas Naya. Gadis itu menggebrak meja membuat teman-temannya berteriak kesal.

"Astaga Dahya!!" 

"Kalian harus tahu apa yang baru saja aku dengar."

"Apa? Kamu mendengar apa? BTS akan ke sekolah kita?" tanya Sina acuh.

"Bukan."

"Kang Daniel dan group nya akan manggung di sekolah kita?" tanya Jihan.

"Bukan."

"Lalu apa ?"

"Pak Arka menyukai Naya."

CRAT!

Naya yang tadinya sibuk minum itu tidak sengaja menyemburkan minumannya hingga mengenai teman-temannya setelah mendengar apa yang baru saja Dahya katakan. "Kamu gila ya? Apa yang barusan kamu katakan?"

"Aku mendengar itu dari teman-teman sekelasmu,Nay. Katanya tadi pak Arka tiba-tiba memarahimu karena ingin ikut dengan Juna."

"Teman mu bilang tatapan pak Arka saat menatapmu itu berbeda."

"Wah kalau ini nyata kamu benar-benar hebat,Nay. Kamu bisa disukai pak Arka yang tampan. Cucu pemilik sekolah terus sexy lagi, Aku jadi iri." sahut Sina.

"Benar itu Nay? Aku juga merasa begitu sih karena dia sering sekali menghukummu."

"Apa yang kalian katakan? jangan berbicara aneh-aneh! Sudahlah aku mau ke toilet saja," ucap Naya sebelum akhirnya pergi ke toilet.

"Yah marah deh Naya. Kamu sih pakai gosip segala."

"Kenapa jadi aku? Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku dengar saja," sahut Dahya saat kedua temannya menyalahkannya.

"Pak Arka menyukaiku? Ah tidak-tidak ! Jangan sampai itu terjadi! Aku bisa gila jika itu beneran terjadi," gumam Naya didalam kamar mandi.

,,,,,,,,,,,,

"Jelaskan semuanya. Kakek dengar kamu membentak salah satu muridmu?" 

Sekarang pak Arka sedang berhadapan dengan kakeknya diruang kepala sekolah.

"Maaf kek. Aku hanya sedang tidak bisa mengendalikan emosiku."

"Astaga Arkana! Kamu itu seorang guru, seharusnya kamu bisa profesional. Kakek tidak mau kejadian ini terulang lagi dan kakek juga mau kamu meminta maaf dengan murid yang kamu bentak serta ketua kelas nya."

"Baik kek. Kalau begitu aku permisi."

Saat keluar dari ruangan kakeknya, pak Arka melihat Naya yang berjalan kearah nya namun saat gadis itu menyadari keberadaan dirinya, dia langsung berputar arah.

"Naya tunggu!"

"Aish kenapa dia liat sih. Aku harus gimana," gumam Naya.

"Kenapa kamu berputar arah ? Kamu menghindariku?" tanya pak Arka setelah sampai tepat dibelakang Naya.

Naya memutar tubuhnya perlahan menghadap guru gila nya yang beberapa puluh menit lalu hampir membuatnya menangis "p-pak Arka?"

"Ada yang ingin aku katakan denganmu. Ikut aku."

"Tapi pak, saya harus pergi."

"Pergi kemana ? Kamu mencoba menghindari ku?"

"Tidak pak."

"Lalu apa? Cepat ikut denganku."

"Naya ada janji dengan saya pak," sahut Juna berhasil membuat tangan Naya yang berada digenggaman pak Arka terlepas.

Dengan santai nya Juna berjalan menghampiri mereka berdua "Maaf pak tapi Naya ada janji dengan saya. Kita akan ada rapat untuk membahas acara pensi bulan depan."

"Masih bulan depan acaranya kenapa kalian mengadakan rapat sekarang?"

"Lebih cepat lebih baik pak karena masih banyak yang harus kita persiapkan. Nay, ayo."

Naya mengangguk dan langsung mengikuti Juna.

"Sial!  Awas kamu Naya, kamu sudah membuat hariku rusak 2x untuk hari ini," geram pak Arka menatap kepergian Naya bersama Juna.

,,,,,,,,,

"Juna, memang nya kita ada rapat? Aku tidak tahu kalau ada rapat." tanya Naya.

"Tidak, Nay. Aku hanya berbohong."

"Bohong? Untuk apa?"

"Menyelamatkan mu dari pak Arka. Aku rasa kamu tidak suka dia mendekatimu jadi aku membantumu agar lepas dari nya."

"Juna, bagaimana kalau pak Arka tahu kamu berbohong? Dia akan menghukum mu."

"Tidak masalah yang penting kamu selamat," jawab Juna sambil tersenyum ramah.

"Juna, kamu benar-benar baik. Salahkah aku jika aku semakin menyukaimu," batin Naya.

"Nay, kok malah bengong? Udah yuk."

"Kemana ?"

"Hmm bagaimana kalau ke perpustakaan? Kita belajar bersama. Kamu mau?"

Naya mengangguk sebagai jawabannya. jangankan ke perpustakaam, mau dibawa ke KUA saja Naya pasti mau.

Keduanya berjalan beriringan menuju perpustakaan. Tidak sedikit yang melirik kearah mereka, membuat Naya tampak sedikit risih. Tatapan mereka terlihat seperti mengintimidasinya jika ia pergi bersama pacar orang lain.

"Kenapa, Nay?" tanya Juna sadar dengan tingkah Naya.

"Sejak tadi mereka melirikku dengan lirikan aneh. Jangan-jangan mereka seperti itu karena aku jalan denganmu? Mereka pikir aku perebut pacar orang kali ya," balas Naya dengan nada jutek nya.

Juna terlihat terkekeh beberapa saat sebelum kemudian membalas tatapan murid lainnya. Hingga membuat orang-orang yang tadinya menatap Naya langsung mengalihkan pandangan mereka kearah lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
halalin adek bwanggg
goodnovel comment avatar
Nayeon jungkook
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • My Crazy Teacher   Chapter 48

    1 tahun kemudian... Dengan langkah cepatnya Arka berlari Menyusuri lorong rumah sakit. Pria itu tidak berhenti merapalkan doa berharap tidak akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada istrinya. Beberapa saat yang lalu saat ia sedang melaksanakan meeting bersama kliennya, tiba-tiba ibunya menghubunginya dan mengatakan jika Naya akan melahirkan. Tepat setelah mendapat kabar itu Arka langsung pergi ke rumah sakit.Sesampainya diruang bersalin, Arka melihat kedua orang tuanya dan juga Ibu Naya duduk di depan ruang tunggu sambil menangis. Dengan cepat pria itu langsung menghampiri mereka "Pa, ma, bu, dimana Naya? Bagaimana keadaannya?" Tanyanya dengan raut wajah paniknya."Arka, kamu sudah datang. Sebaiknya kamu masuk ke dalam, sejak tadi Naya terus berteriak memanggil namamu. Temani ia bersalin, nak. Kuatkan dia," ucap ibu Arka.Arka mengangguk sebelum kemudian masuk ke dalam ruang bersalin, di dalam ruangan ia melihat Naya yang tampak kesakitan berusaha untuk melahirkan anak perta

  • My Crazy Teacher   Chapter 47

    Akhirnya hari yang ditunggu-tunggupun datang. Hari ini Naya dan Arka akan melangsungkan janji suci pernikahan. Dengan balutan dress berwarna putih bersih, Naya tampak begitu cantik dan anggun. Tanpa ada seseorang di sampingnya, Naya berjalan pelan memasuki altar. Beberapa tamu undangan yang melihatnya terlihat kagum akan kecantikannya. Di ujung, Arka berdiri dengan gagahnya menunggu sang calon istri. Begitu sampai di depannya, Arka menarik salah satu tangan Naya, menggenggamnya dan membawanya berjalan menuju sang pendeta. Acara janji suci pun dimulai. Diawali dengan ucapan janji suci pernikahan dan dilanjutkan dengan acara pertukaran cincin. Kedua orang tua Arka serta Ibu Naya dan teman-teman Mereka terlihat terharu melihat bagaimana haruya acara pemberkatan itu dilaksanakan. Ibu Naya yang melihat putri satu-satunya kini telah sah menjadi istri orang terlihat tidak bisa menahan air matanya. Wanita Paruh baya itu sedih karena tidak bisa menghadirkan sosok ayah di saat Naya melangsungk

  • My Crazy Teacher   Chapter 46

    Tidak terasa hari yang ditunggu pun akhirnya besok tiba. Hari ini adalah hari terakhir Arka dan Naya dipingit sebelum besok mereka mengucapkan janji suci pernikahan. 3 hari tidak bertemu dengan Naya membuat Arka sangat frustasi. Pria itu terlihat sangat merindukan calon istrinya bahkan beberapa kali ia berniat ingin mendatangi Naya diam-diam namun niatnya itu harus tertangkap basah oleh ibunya. "Arka! Harus berapa kali sih mama bilang, sabar nak. Besok juga kamu bertemu dengan Naya. Kenapa kamu sangat sulit diberitahu sih?" marah sang ibu pada Arka yang lagk-lagi tertangkap basah ingin pergi dari rumah menemui Naya. Sang ayah yang juga berada disana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak. Ayah Arka sendiri tidak ikut memarahi Arka karena pria itu tahu dan sudah merasakan bagaimana rasanya menahan rasa rindu. Dulu sebelum menikah dengan ibu Arka, Ayah Arka juga menjalani masa pingitan. Namun dulu ia harus menahan 1 minggu tidak bertemu dengan istrinya. "Ma, kenapa si

  • My Crazy Teacher   Chapter 45

    2 minggu kemudian....Sesuai ucapannya waktu itu, 1 minggu sebelum pernikahan Naya, Juna dan Yuna akan berangkat ke jakarta. Malam ini mereka akan berangkat ke jakarta sesuai tiket yang sudah dipesan oleh Juna. Sebelum berangkat ke bandara, mereka memutuskan untuk mampir membeli kado pernikahan terlebih dulu karena takut jika tidak akan sempat membeli kado nantinya di jakarta.Disebuah toko brand ternama yang berada didalam mall, Yuna terlihat sibuk mencari kado mana yang ingin ia beli untuk Naya. Wanita itu sangat bingung ingin membeli apa mengingat Naya merupakan orang yang sangat simple. Naya tidak mungkin menyukai sesuatu yang mewah."Permisi, ada yang bisa dibantu?" tanya salah satu pegawai toko itu."Oh, begini mbak. Saya ingin membeli kado pernikahan untuk teman saya. Orang nya itu tidak terlalu suka sesuatu yang mewah, kira-kira mbak ada saran nggak ya?" balas Yuna. Walaupun sebenarnya wanita itu malu menanyakan hal itu, tapi ia terpaksa bertanya daripada menghabiskan waktunya

  • My Crazy Teacher   Chapter 44

    "Kamu sudah mengirim undangan pada Juna dan Yuna?" tanya Naya. Saat ini gadis itu sedang dalam perjalanan pulang setelah bertemu dengan desainer yang merancang gaun serta jas pernikahannya dengan Arka.Semalam Naya sudah meminta Arka untuk mengirim undangan pernikahan mereka pada Juna dan Yuna melalui email. Tapi tampaknya Arka lupa mengirimnya. Jika sudah, pasti Yuna atau Juna akan langsung menghubungi Naya, tapi nyatanya tidak. Berarti itu tandanya Arka belum mengirim undangan itu pada Juna dan Yuna."Aku lupa, nanti sampai rumah aku kirim. Oh iya, malam ini menginap di apartemenku lagi?" Naya menggeleng, beberapa hari ini mereka memang sering menginap di apartemen untuk mengurus semua persiapan pernikahan mereka. "Sepertinya malam ini aku tidur di rumah. Kasihan ibu dirumah sendirian.""Bagaimana kalau aku yang menginap di rumahmu? Selama ini aku belum pernah menginap di rumahmu. Hitung-hitung sekalian pendekatan dengan ibumu.""Aku akan tanyakan pada ibu dulu."Arka mengangguk.

  • My Crazy Teacher   Chapter 43

    "Menikah? Bulan depan?"Kedua orang tua Arka dan ibu Naya tampak terkejut saat mendengar Arka mengatakan jika ia dan Naya ingin menikah bulan depan. Semalam setelah berdiskusi berdua, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah bulan depan. Maka dari itu Naya langsung menghubungi ibunya dan memintanya pulang untuk membahas masalah ini dengan orang tua Arka."Arka, kamu tidak berbuat hal terlarang pada Naya kan?" tanya ayah Arka. Pria paruh baya itu berfikir jika mungkin anaknya sudah berbuat hal terlarang pada Naya, maka dari itu Arka mendadak ingin menikahi Naya.Ibu Naya yang kebetulan duduk disamping ibu Arka cukup terkejut dengan ucapan ayah Arka. Wanita paruh baya itu bahkan langsung menatap Naya sambil meminta penjelasannya, apakah yang dikatakan ayah Arka itu benar atau tidak.Dengan panik Arka dan Naya pun menggeleng. Walaupun mereka sering tinggal satu apartemen yang sama, tapi mereka tidak pernah melakukan hal itu. "Tidak, pa. Aku dan Naya tidak mungkin melakukannya sebelum re

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status