Share

28. Putusan Akhir

Dengan kepala yang terasa berat, mata sedikit berkunang-kunang, Sia bangun dari pembaringan. Dia hampir terjatuh dari ranjang saat berniat turun dan mendapati kakinya tak menginjak lantai, tapi udara.

Menaikkan kembali kedua kakinya, Sia mundur ketakutan sampai bersandar pada kepala ranjang. Dia ingin menenangkan dirinya, bahwa dia sedang bermimpi, dan akan segera dibangunkan oleh Rigel atau Yoan.

Memeluk lututnya seperti ada air dingin yang mengguyur tubuhnya, Sia menggigil. Sekarang dia tahu, ini bukan mimpi.

Di saat itulah Adlin dan Miria muncul dari kejauhan, seolah berjalan di atas udara untuk menyambut sang terdakwa hukuman mati.

“Halo, Galexia Pandora,” sapa Miria. Dia tidak tersenyum, tidak juga cemberut.

Disampingnya, Adlin melipat kedua tangan di depan dada. Auranya terlihat lebih gelap dari sebelumnya.

“Ha-halo, Nyonya,” balas Sia. Dia gugup. Aura Adlin membuatnya tegang.

Miria sadar itu, jadi dia me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status