Share

Belum Hamil

 “Aku bukan menangis … Tapi, kamu menginjak kakiku! Dasar!”

“Hah?”

Tidak aku percaya, saat menunduk melihat kakiku menginjak kaki Cinta hingga memerah. Segera aku tiup kakinya agar bisa mereda dari sakit. Cinta tersenyum melihatku melakukannya. Kami sepanjang malam saling bermesraan di dalam kamar dan melakukan hubungan intim sambil berpelukan hingga pagi menjelang. Kami tidak hentinya mengungkapkan perasaan kami satu sama lain.

“Aku mencintaimu, Cinta …”

“Aku juga mencintaimu, Agus …”

Setelah sarapan dengan sangat romantis di dalam kamar sambil terus berciuman, kami berencana akan segera pulang menuju rumah yang sudah disiapkan Bapak untuk kami setelah menikah. Kami segera menaiki mobil sedan mewah yang sudah menunggu di depan pintu hotel.

“Plok, plok!”

“Wajah pengantin baru yang selalu saja keramas dan basah. Kamu memang luar biasa,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status