Share

26. Jalan Bercabang

Kedua tangan Ismed bersembunyi dalam saku celana panjang kain hitam. Ia tertunduk memandang ujung sepatu pantofel kulit hitam mengkilat, bingung harus mulai dari mana. Menghadapi sosok yang dibenci tentu tak mudah.  

Anjas tahu kehadirannya bukan untuk sekedar bertamu. Pasti ada hubungan dengan Anis, apa lagi yang membuat si sial datang kemari jika bukan karena itu. Cukup lama dia menanti Ismed untuk membuka mulut, tapi yang ia dapat hanya raut wajah dingin penuh misteri. 

Anjas menoleh ke kiri dan kanan. "Mana Nonamu? Apa kau keluar kandang seorang diri?" Hinaannya tetap gagal memancing suara Ismed terdengar. "Kalau enggak ada yang ingin dibicarakan, pulanglah. Aku sibuk, banyak tamu di dalam, jangan ganggu lagi--"

"Ini tentang Anis," sela Ismed, mengangkat kepala.

Anjas menyeringai berbalik badan hendak membuka pintu. "Pulanglah, jaga Nonamu dengan baik dan jangan pernah datang kemari lagi."

"Begitu? Masalah ini berhubungan dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status