Share

4

Dania yang terbangun dari tidurnya kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul 10 malam, yang artinya sudah sangat lama ia tertidur lalu Dania beranjak dari tempat tidurnya.

"Gila gue tidur lama banget," gumamnya lalu berjalan menuju dapur Dan membuka kulkas lalu mengambil sebotol minuman Dan meneguknya.

"Raga belum pulang kali yah?" Tanyanya pada diri Sendiri

"Kemana sih, bikin khawatir aja." tukasnya lalu merogoh ponselnya

Raganas😉

Ga dimana?

Ragaaa lo dimana woey?

Ga jangan bikin gue khawatir dong

Gagagagga dimana?

Raga Arsen Vallario

Ga lo baik-baik aja kan?

Gagaga

Gaa dimanaa

Raga gue kabur ni

Raga pulang

Ga pulang dong gue takut Sendiri

Raga

Tau ah Raga gue sebel Sama lo!

Sudah banyak Pesan yang Dania kirimkan namun tak ada satupun yang Raga baca, Dania juga sudah berusaha menghubungi Raga tapi tidak diangkat sungguh Dania sangat khawatir lalu ia berinisiatif untuk menghubungi teman-temannya Raga, namun Sama tidak ada satupun yang mengangkat telpon nya Dan hanya tersisa satu yaitu Bima.

Bima

"Hallo Dan, Kenapa?

"Eh iya Bim, lo lagi Sama Raga gak? soalnya sampe sekarang dia belum pulang juga, gue hubungin juga gak diangkat."

"Gue lagi gak sama Raga Dan, terakhir gue sama dia waktu dimarkas tadi siang terus abis itu dia sama temen-temen yang lain ke arena bal-"

"Arena balap?!"

"Aduh mampus gue, eh mm iya Dan eh udah dulu ya gue ada urusan bye Dan."

Tut .. tut ..

"Raga balapan?" Tanyanya pada diri sendiri.

***

Sedangkan ditempat lain Kini segerombolan pemuda tengah berjalan memasuki club malam, memang mereka akan mengadakan party atas kemenangan Raga Biasanya juga seperti itu.

"Ga, Dania nelpon gue Terus ni." ucap Raka

"Iya sama ke gue juga Ga," ujar

"Gue juga." timpal Jefan

"Biarin." Ucapnya dingin

"Ga, Dia pasti khawatir sama lo." Ucap Raka

"Gak peduli gue mau seneng-seneng." ucapnya lalu meninggalkan teman-temannya.

"Lagian lo Ka, mana didengerin." ucap Onil

"Woy si Raga mabuk anjir." Celetuk Jefan melihat kearah Raga yang sedang mabuk berat

"Nah lo, bantuin bego." Ucap Onil menghampiri Raga diikuti Raka Dan Jefan

"Ga, sadar bego." Ucap Onil

"Orang mabuk mana sadar Emang lo nya yang bego On." Seru Jefan

"Anjim bacot lo." Sarkasnya

"Minggir lo pada! gue mau seneng-seneng." Ucap Raga lalu menghampiri seorang wanita yang ada disana.

Tak lama Raga Dan wanita tersebut keluar dari tempat itu lalu pergi dari sana.

Sedangkan Dania Kini tengah uring-uringan di Apartementnya Raga, khawatir dengan Raga yang hampir tengah malam ini belum pulang juga.

Lalu ia Kembali mencoba menghubungi Raga, namun Sama sekali tidak ada jawaban yang membuat Dania semakin panik.

Lalu ia beranjak menuju jendela kamarnya Raga, dan melihat ke arah bawah melalui jendela.

Deg!

Terlihat seorang pria dan seorang wanita yang tengah berjalan bersama menuju Apartemen, dengan sang wanita memapah sang pria.

Lalu Dania membanting ponselnya Asal ke atas tempat tidur dan mulai panik.

Tak lama..

Tok ... Tok ....

Terdengar suara gedoran pintu lalu Dania pun langsung menghampiri Dan membukanya,

Ceklek

"Raga!" Teriaknya histeris

"Ga, yaampun lo Kenapa?"

"Brisik!" Ketusnya lalu berjalan masuk

"Ga? Lo mabuk?"

"Brisik lo Bangsat!" tukasnya seraya mendorong tubuh Dania hingga terbentur tembok

Brak

"Aws," ringisnya memegangi bahunya yang terbentur tembok

Setelah mengantar Raga sang wanita pun langsung beranjak pergi tanpa mengatakan sepatah katapun, Raga pun Kini tengah terbaring diatas tempat tidurnya.

Dengan cepat Dania pun menhampiri Raga, tanpa memperdulikan sang wanita yang telah pergi itu.

"Ga?" panggilnya berjalan menghampiri Raga, namun tak ada sahutan dari Raga lalu Dania Semakin mendekat ke arah Rag.

"Raga?" panggilnya lembut

Namun Raga enggan mengatakan sepatah kata pun dirinya tengah tertidur pulas.

Dania sakit sudah di pastikan Raga dari club bersama wanita? Ya itu juga sudah Biasa Dania lihat, jangan tanyakan bagaimana perasaannya saat ini sudah jelas sakit, sangat sakit.

Sebernarnya dari 2 bulan pertama hubungan mereka, Raga adalah sosok yang lembut, baik, juga perhatian pada Dania tapi entah kenapa sifat itu tiba-tiba menghilang dari Raga dan tergantikan oleh sikapnya sekarang.

"Kayanya gue pergi aja deh, gue takut Raga kalo lagi mabuk serem banget. Tapi mau pergi kemana? gue juga takut kalo dia lakuin hal yang nggak-nggak, yaudah lah pergi aja." gumamnya

Lalu Dania pun memilih pergi dari apartemennya Raga.

Kini gadis itu tengah sampai di parkiran Apartemen karna Hari sudah tengah malam jalanan pun sepi, tidak ada kendaraan umum yang melintasi jalan.

Dania pun memilih untuk berjalan kaki, terlihat cuaca sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.

Dan benar saja kini jalanan tengah di guyur hujan yang lumayan deras, Dania sudah basah kuyup karna guyuran hujan tersebut.

"Yaampun gue harus kemana? kalo gue pulang ke rumah, Raga pasti bakal nyamperin gue." Ucapnya

"Gue ke rumah Feby aja Kali ya?" Tanyanya pada diri sendiri  lalu Terus meneruskan langkahnya,

Tak lama kini Dania tengah sampai di depan rumahnya Feby dengan badan yang sudah basah kuyup dan tubuhnya terlihat menggigil karna kedinginan.

Tok ... Tok ...

"Assalamualaikum," ucapnya lirih

Tak lama

Ceklek

"Waalaikumsa- lam, Dania?!" Teriak Feby yang langsung menghampiri Dania dan membawanya masuk ke Dalam rumahnya.

"Yaampun Dan, ko bisa Gini duduk dulu Dan, gue ambilin handuk sama baju ganti bentar." Ucapnya lalu beranjak pergi

Kini Dania tengah berada di kamarnya Feby.

"Nih Dan, lo bersih-bersih dulu abis itu ganti baju yaampun Dan, sampe basah Gini gih." titahnya memberikan handuk dan baju ganti untuk Dania, Dania pun hanya menurut Dan menerimanya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai Dania pun Kembali menghampiri Feby yang tengah duduk di atas tempat tidurnya.

"Eh Dan, duduk sini nih minum dulu biar anget." ucapnya memberikan secangkir Teh hangat

Dania pun hanya mengangguk lalu menerimanya, "Makasih Feb, sorry ngerepotin."

"Apaan sih lo, kaya sama siapa aja deh." Ucapnya lembut

"Dania, lo bisa ceritain Kenapa lo bisa kaya gini?" tanyanya Intens

Dania pun hanya diam membisu dan tanpa sadar air matanya berjatuhan.

"Hiks ... hiks ..." lirihnya

"Yaampun Dan, pelan-pelan aja ya? Pasti bisa, coba gimana?" Ucapnya menenangkan

Dan akhirnya Dania pun menceritakan Semuanya kepada Feby, karna Dania percaya Feby adalah orang yang bisa dipercaya dan di pegang omongannya.

Feby yang kaget sekaligus kesal pun langsung memeluk Dania.

"Dania, gue udah sering ngingetin sama lo Dan, cukup udah lo akhirin semuanya, please Dan akhirin gue gak mau lo lebih sakit dari ini nantinya." ucapnya tegas

"Gue gak bisa Feb gak bisa." serunya

"Kenapa gak bisa?" Tanyanya tegas

Karna Raga akan ambil hal yang paling berharga Dalam Hidup gue Feb batinnya lirih

"Kenapa Dania?" Tanyanya ulang

"Karna gue cinta sama Raga." ucapnya lemah

"Cinta itu bukan alasan seseorang jadi tolol kaya lo gini Dan, mau sampe kapan lo bertahan cuma karna alasan Cinta? sampe kapan Dan? sampe kapan?!" tukasnya

Dania pun hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.

"Dania please stop, stop nyakitin diri lo karna cinta." ucapnya

"Gue gak mau bahas ini Feb, udah malem gue cape gue mau tidur ya? gue nginep di rumah lo gapapa kan?" ucapnya lembut

"Iya Gapapa ko santai aja, lo tidur sama gue ya? biar gue temenin lo, Pokonya lo istirahat aja." jawabnya

Cahaya matahari pun mulai masuk kedalam celah kamar Feby, Dania yang terbangun dan melihat sahabatnya yang sudah tak ada ditempatnya pun berjalan menuju ruang bawah.

Terlihat Feby yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan dengan seragam sekolahnya.

"Eh hai Dan, udah bangun? Sini duduk kita sarapan." sapanya rumah

"Yaampun Feb, sorry ya gue kesiangan jadi gak bantuin lo nyiapin sarapan deh." ucapnya tak enak lalu menghampiri Feby

"Apa sih lo Dan, udah ah sini duduk."

"Emang nya pada kemana Feb, ko ko masak sendiri?" tanya Dania lembut

"Bonyok gue lagi ada urusan di luar kota, kalo ART gue lagi pulkam." jawabnya lalu duduk disampingnya Dania

Dania pun hanya mengangguk lalu memakan makanan yang sudah Feby siapkan.

Kini di tempat lain seorang lelaki yang baru saja terbangun dari tidurnya lalu menyapu penglihatannya mencari seseorang, ya gadisnya Dania.

Tapi tak ada, lalu dia berjalan ke semua sudut ruangan namun tetap tidak ada.

"Dania?" panggilnya

"Dania dimana Lo?"

"Dania!"

"Dania, Akh-brengsek!"

Lalu dia mencoba menghubungi Dania dan baru dia sadari ponselnya Dania ada di atas tempat tidurnya, dengan cepat dia beranjak keluar Apartemennya untuk mencari keberadaan sang gadis.

"Dan, lo gak usah sekolah dulu ya?" ujar Feby

"Loh kenapa?" tanyanya heran

"Kondisi lo masih belum Vit Dan, mending Lo istirahat aja ya?" ucapnya

"Gapapa kok Feb, gue gapapa bentar lagi juga sehatan." jawabnya yakin

"Dania Lo liat muka Lo pucet gitu ngga, pokonya ngga Lo ga-" ucapnya terpotong kala suara dering telpon nya

Drtt ... Drtt ...

"Siapa Feb? Ko gak diangkat?" tanya Dania penasaran

"Raga Dan." jawabnya pelan

"Angkat aja Feb, kalo dia nyariin gue bilang aja gak tau." ucapnya

"Oke."

"Mana Dania?!"

"Maksud lo? Ngapain Lo nanya gue? Lo kan pacarnya?"

"Lo gak usah bacot Dania sama Lo kan?!"

"Lo so tau bang-"

Tut ... Tut ..

"Gila main matiin aja." gerutunya

"Udahlah Feb, biarin aja." ucap Dania

Ting ... nong .... (Ekhem Anggep aja suara bell gitu la wkwkw:v)

"Ada tamu, biar gue aja yang buka." ujar Dania beranjak dari tempat duduknya

"Yaudah gue beresin ini dulu ya."

Lalu Dania pun berjalan menuju pintu depan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status