Ceklek
"Ra - Raga?"
Dengan cepat Raga pun menarik pergelangan tangan Dania dan membawanya
"Ikut gue." titahnya dingin seraya menarik pergelangan tangan Dania
"Nggak, lepasin gue. Gue gak mau ikut sama lo brengsek!" tegasnya
Plak
Dengan kesal pun akhirnya Raga menampar pipinya Dania,
Dania yang kaget pun hanya bisa menatap Raga sendu sambil memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh kekasihnya sendiri.
"Lo bilang apa?!"
"Brengsek!" jawabnya tegas
Lalu Raga pun semakin mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Dania, yang membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan
"Ga, sakit." lirihnya
"Ikut gue!" titahnya
"Gak mau Raga, gue gak mau!" teriaknya
Feby yang mendengar suara teriakan itupun langsung berjalan keluar menghampiri sumber suara.
"Jangan bantah gue Dania Vloreta Aurelia!" tegasnya
"Dan ada ap- pa sih, Raga!" teriaknya
"Pergi lo brengsek, lo apain sahabat gue ha?!" tegasnya menarik tangan Dania
"Lo gak usah ikut campur! Dania pacar gue." tegasnya
"Gue sahabatnya dan gue berhak ikut campur kalo itu mengenai hidupnya Dania, yang hancur karena Lo!" ucapnya tegas
"Maksud Lo?!"
"Lo gak sadar? apa emang goblog? Dania itu benar-benar tertekan karena semua kelakuan Lo!" ucapnya
Raga pun terdiam sejenak lalu menarik kembali pergelangan tangan Dania dan membawanya pergi dari sana.
"Dania!" teriak Feby
"Gue gak papa Feb." ucap Dania dengan tersenyum sendiri.
Kini mereka tengah berada didalam mobil milik Raga.
Dengan sangat terpaksa Dania menuruti perintah Raga, karena memang selalu seperti itu, ini yang Dania takut kan Raga akan kasar padanya sampai bermain tangan.
Raga benar-benar kalut dia terbawa emosi karena khawatir terhadap gadisnya sampai-sampai harus kembali menamparnya.
Tanpa sadar kini matanya Dania mulai terpejam.
Tak butuh waktu lama kini Raga tengah sampai di depan rumahnya, saat ini Raga tidak ingin membawa Dania ke Apartemennya takut kalau dia berbuat yang lebih pada gadisnya ketika emosi.
Setelah memberhentikan mobilnya Raga pun melirik ke arah Dania yang sedang tertidur lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Dania dan berkata,
"Lo keliatan cantik dan polos waktu tidur, dan gue suka itu." ucapnya lalu mencium sekilas kening Dania.
Dan berusaha membangunkan gadis itu.
"Dan, bangun udah sampe." ucapnya
"Dania?"
"Dania?!"
"Dania bangun Dan." teriaknya panik lalu menempelkan telapak tangannya pada kening Dania yang ternyata sangat panas, Dania demam ya, tentu saja karena semalam Dania kehujanan.
"Dania, badan lo panas Dan."
"Dania bangun Dan," ucapnya seraya menepuk pelan pipi Dania lalu keluar mobilnya dan menggendong Dania ke dalam rumahnya.
"Bundaaa.." teriaknya sambil menggendong Dania
"Bun, bunda." panggilnya sekali lagi
"Aduh kenapa sih, masuk rumah bukannya ucapin sal- am eh, yaampun Raga Dania kenapa? Kamu apain ha?!" teriaknya histeris lalu menghampiri Raga
"Dania pingsan Bun, gak Raga apa-apain ko."
"Bohong, eh ini badannya panas banget ini mah demam, kenapa gak di bawa ke rumah sakit Raga." omel sang bunda
"Duh Bun, Raga kan panik yaudah lah ini gimana?"
"Yaudah bawa aja ke atas bunda ambil kompres, makannya sama obatnya bentar."
Lalu Raga pun membawa Dania ke kamarnya dan membaringkannya di sana.
Raga pun duduk di samping Dania dan,
Tiba-tiba pikirannya teringat sesuatu
Flashback on
"Ga, Lo tau kenapa kalo gue sakit gue gak pernah mau di bawa ke rumah sakit?"
"Nggak kenapa?"
"Karena gue gak mau ngeliat orang-orang yang sakit kaya gue."
"Tapi kan cita-cita Lo pengen jadi dokter, gimana caranya lo mau jadi dokter kalo Lo gak mau ke rumah sakit?"
"Kan tadi gue bilangnya kalo gue sakit Raga."
"Dan iya satu lagi, kadang rasa sakit itu tercipta supaya kita bisa jagain orang yang kita sayang. Karena bagi gue ngeliat orang yang gue sayang sakit itu lebih sakit dari rasa sakit gue sendiri,gue tuh kaya kelihangan separuh dari hidup gue Ga."
Flashback off
"Raga, bentar ya bunda mau kompres Dania nya dulu." ucap sang bunda yang baru memasuki kamarnya Raga
"Iya Bun,"
"Nah udah, sayang kalo Dania nya udah bangun kamu kabarin bunda ya soalnya bunda mau keluar sebentar ada urusan terus kamu langsung kasih dia makan ya biar enakan badannya obatnya bunda taroh disini ya, kalo perlu kamu panggil dokter ya? Bunda keluar dulu Assalamualaikum." ucapnya lalu pergi
"Waalaikumsalam Bun,"
Lalu Raga pun kembali menatap sang gadis dan mencium puncak kepala Dania lalu kembali menatapnya.
"Sorry Dan, Lo pernah bilang rasa sakit itu tercipta supaya kita bisa jagain orang yang kita sayang kan? dan gue gagal jagain lo, bukannya jagain gue malah buat lo celaka sama ulah gue. Lo bener ngeliat orang yang kita sayang sakit itu, lebih sakit dari rasa sakit kita sendiri."
"Sorry, and i love you." ucapnya lalu mencium sekilas pipi Dania membuat Dania perlahan membuka matanya.
"Dan, gimana keadaan lo?" tanyanya khawatir
"Loh, emangnya gue kenapa?" tanyanya balik
"Lo sakit Dan, badan lo panas banget lo demam." jelasnya
"Gue gapapa ko Ga." ucapnya lembut
"Makan dulu biar gue suapin, abis itu minum obatnya." titahnya lalu menggali semangkuk bubur dan mulai menyuapi Dania.
Dania pun hanya menurut, percuma dia menolak.
"Udah Ga,"
"Baru tiga suap."
"Tapi gue udah kenyang."
"Yaudah nih, obatnya di minum dulu." titahnya lalu memberikan obat itu kepada Dania
"Lo istirahat ya?"
"Iya, Em Ga?"
"Kenapa? Ada yang sakit?" tanyanya panik
"Enggak, gak ada yang sakit. Bukan itu Ga, lo kemarin balapan?" tanyanya
"Iya."
"Kenapa Ga?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa lo balapan? lo udah janji sama gue Ga." ucapnya lirih
"Lo gak usah atur hidup gue." ucapnya dingin
"Kenapa gue gak boleh atur hidup lo sedangkan, lo selalu atur hidup gue Ga."
"Kita ngejalanin hubungan ini berdua kan Ga? Gue cuma takut Lo kenapa-napa Ga."
"Ya buktinya gue gak kenapa-napa kan?"
"Ya emang sekarang Lo gak kenapa-napa Ga, kalo nanti gimana? Lo gak selamanya bakalan menang terus Ga."
"Lo doain gue celaka?!"
"Bukan Ga, gue bukan doain lo lebih tepatnya gue khawatir, gue cuma ngingetin lo doang. Laki-laki itu yang di pegang omongannya, Percuma jabatan lo sebagai ketua di Cylclops kalo lo gak bisa pegang omongan lo dan tepatin janji lo."
"..."
"Ga, ken-" ucapnya terpotong
Drt ... Drtt ...
"Kenapa?"
"..."
"Gue kesana sekarang."
Tut ... Tut ...
Dengan cepat Raga pun meraih jaketnya lalu beranjak dan pergi dari sana.
"Mau kemana?"
"Ada urusan." ucapnya lalu pergi meninggalkan Dania.
"Mau sempe kapan lo giniin gue terus Ga?" gumamnya.
Ditempat lain kini suara ricuh dia dalam markas Cyclops.
"Mana ketua bajingan Lo bangsat!" maki Beno seraya menendang benda yang ada di hadapannya
"Anjing! Santai lo bangsat." umpat Onil
"Ka, lo udah hubungin Raga?" tanya Jefan
"Udah, dia otw ke sini."
Brum ... Brum ...
Terdengar suara deru motor.
"Ada apa?" terdengar suara serak namun tajam milik seseorang.
Bugh
"Brengsek!" umpat Beno setelah berhasil membogem sudut bibirnya Raga,
Raga pun hanya mengusap kasar sudut bibirnya sambil tersenyum smirk.
"Masalah lo sama gue apa bangsat?!" tukasnya
"Lo apain ade gue brengsek!"
"Oh jalang sialan itu ade lo?" tanyanya sinis
"Bangsat!"
Bugh
Beno kembali membogem wajahnya Raga dan Raga pun tak tinggal diam dia langsung membalas nya dengan pukulan yang bertubi-tubi
Bugh
BughBugh"Gak usah so tau, kalo lo gak tau apa-apa, oh atau lo tau kalo ade lo itu emang jalang murahan? atau bahkan Lo sendiri udah pernah pake?" ucapnya tersenyum smirk
"Anjing lo!" umpatnya mencoba berdiri
"Bawa." titah Raga pada salah satu anggotanya, lalu menyeret Beno keluar dari sana.
"Tunggu pembalasan gue, gue bakal bales Lo bajingan!" ucapnya lalu keluar.
"Gila lo bos, emang lo apain tuh adanya?" tanya Onil penasaran
"Gak gue apa-apain, dia sendiri yang nawarin dirinya So, salah gue dimana?" jawabnya santai
"Bodo Ga, bodo. Enteng banget lo ngomong, anjib emang." serunya tak habis pikir pada sahabatnya ini
"Woy, gue ketinggalan apaan nih?" celetuk Bima yang baru saja datang
"Bego, lo ketinggalan adegan baku hantam hahaha.." jawab Jefan
"Anjirr, gak seru Reply dong." ujarnya
"Goblog, dari mana lo?" ucap Onil
"Paling abis olahraga, ya ga Bim?" celetuk Raka santai
"Yoi,"
"Gue masih bocil, gue skip." pekik Onil
"Gue gak paham gue diem." ucap Jefan
"Minta dihujat lo pada!" sarkas Bima
"Si Raka diem-diem ternyata otaknya Travelling gaes hahha.." ujar Onil tertawa lepas.
"Pada bacot aja si lo pada! Ini kita gak mau school ni?" celetuk Bima
"Tanggung annjir lah, bolos ae skuy." ajak Onil
"Skuyy lah." seru semuanya serentak terkecuali Raga dan Raka.
"Gue balik." ucapnya dingin
"Dih ngapa lo?" tanya Jefan
"Dania di rumah, sakit." ucapnya cuek
"Yaudah gaess kita ke rumah Raga skuy, jenguk calon gue." celetuknya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Raga.
"Eh ralat anjib maksudnya calonnya si bos bjirr hahaha.." lanjutnya cengengesan.
"Oke, tapi lo pada jangan ribut! Cewe gue lagi sakit bukan lagi konser." ucapnya dingin
"Asiyappp!"
...TBC....
"Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem
Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."
Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan
"Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum
Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria
Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa