Share

7

Penulis: Sintapspt_
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-15 10:54:42

Ting!

Bundahara💸

Raga bunda masih ada urusan, kemungkinan malem ini gak pulang ayah juga masih ada kerjaan di singapura jadi belum bisa pulang kamu baik-baik sama Dania ya, jagain calon mantu bunda jangan bandel,

Loveyou😘

(Read)

Dania hanya tersenyum melihat isi Pesan itu lalu beranjak berjalan, menuju dapur untuk mengambil minum.

Ketika Dania hendak duduk tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar sempurna di pinggangnya, yang membuat Dania terpelonjak kaget lalu berbalik badan dam menatapnya.

"Raga?"

"Em Ga, gue cuma ambil minum ko tenggorokan gue seret banget makanya gue turun kebawah."

"Dan iya lo pasti lupa bawa HP ya? tadi bunda ngabarin kalo malem ini dia gak bisa pulang masih ada urusan." Ucapnya lalu melepaskan tangan Raga dari pinggangnya. "Yaudah ya, gue keatas dulu ngantuk, good night Raga." Lanjutnya lalu berjalan meninggalkan Raga.

Baru beberapa langkah Raga sudah kembali memeluknya dari belakang lalu menyembunyikan wajahnya di celuruk leher Dania sambil menghirup aroma mint khas Dania.

"Kenapa lo diem?" tanyanya

"Ga, apa sih awas ih geli.."

Lalu Raga pun melepaskan pelukannya Dan beralih menatap wajah gadisnya yang tampak biasa saja dan santai.

"Raga lo kenapa sih? kesambet?" tanyanya

"Lo tau Selli nelpon gue dan lo juga tau gue pergi nemuin Selli?" tanyanya penuh selidik dan yakin

"Hahha apasih Ga, orang dari tadi tuh gue tidur ada-ada aja deh lo, udah ah gue ke atas mau tidur ngantuk." ucapnya mengelak lalu Kembali melangkahkan kakinya

"Padahal gue lebih suka yang lo ngomel-ngomelin gue waktu gue salah, bukan gini gue tau lo sakit." ucap Raga sontak membuat Dania memberhentikan langkahnya dan diam di tempat.

Lalu Raga menghampiri Dania dan menatap gadis itu sendu.

"Udah tau gue sakit, masih aja di lakuin." ucapnya tersenyum

"Emang kalo gue ngomelin lo, bakal lo dengerin? yang ada kalo gue ngomelin lo tuh lo dengerin pake kuping kanan keluar kuping kiri, gak akan masuk ke otak lo Ga." ucapnya menjeda sejenak perkataannya dan mengatur nafasnya dalam-dalam. "Perkataan gue bagi lo itu cuma angin lewat, dan apa lo pernah pikirin perasaan gue sedikit aja, waktu lo berusaha berulang kalinya coba nyakitin perasaan gue? bahkan perasaan gue itu cuma hamparan debu yang gak berarti apa-apa buat lo Ga."

"Gue ngerti ko Ga, gue ini cuma orang asing yang lo tarik paksa masuk ke dalam hidup lo." lirihnya

"Lanjutin Ga, lanjutin jatah nakal lo, berlari kemanapun yang lo mau, kalo lo udah cape dan gak mau berlari lagi lo liat kebelakang masih ada gue." ucapnya menjeda perkataannya "Kalo belum terlambat." ucapnya melangkahkan kakinya meniki tangga.

Sedangkan Raga yang hanya berdiam mematung di tempatnya

"Gue tidur di kamar tamu jadi lo bisa tidur di kamar lo, night Raga." ucapnya lalu berjalan menuju kamar tamu.

Raga tertunduk lemas sungguh ia sangat mencerna baik-baik perkataan gadisnya apa selama ini Raga sudah keterlaluan? entahlah pikirannya sungguh kacau.

Kini Dania tengah duduk di depan cermin, dan menatap dirinya sendiri di cermin dengan sendu, miris satu Kata yang menggambarkan perasaannya saat ini.

Tak terasa air mata pun mulai berjatuhan membasahi pipi Dania.

Tak lama

Ceklek

"Dan?" Panggil Raga yang baru saja memasuki kamar tersebut.

Dengan cepat Dania pun menghapus air matanya gusar, lalu menatap Raga dengan senyumannya, entahlah senyum apa.

"Kenapa Ga?" Tanyanya lembut

"Gue kira lo udah tidur." ucapnya seraya berjalan menghampiri Dania

Lalu bertekuk di hadapan Dania Dan mengambil alih kedua telapak tangannya.

"Kenapa lo masih sabar? kenapa lo masih bertahan?" tanyanya lirih

"Gue cuma punya kesabaran Ga, gue gak punya apa-apa buat mencintai lo. Dan gue bukan bertahan, gue cuma mempertahankan sesuatu yang harus gue pertahanin. Cinta lo dan hubungan kita." jelasnya tersenyum sendu

"Em, Ga? Kalo misalnya udah gak ada yang mau di bicarain. Bisa tinggalin gue sendiri gak? gue ngantuk banget mau istirahat." lanjutnya

Raga pun tak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa berdiam Padahal Sebelum menemui Dania banyak Sekali yang mau dia bicarakan Tapi semenjak dia mendengar rintihan hati Dania mulutnya seakan terkunci, pikirannya seakarn berhenti sejenak.

"Gue keluar Dan, sorry and good sleep." ucapnya keluar dari kamar tersebut.

Dania yang melihat itupun hanya tesenyum miris, bahkan saat Dania mengeluarkan isi hati dan unek-unek yang ada di kepalanya Raga hanya diam.

***

"Belajar yang rajin, gue gak masuk kelas mau ke rooftop."

"Kenapa?"

"Males."

"Yaudah gue masuk dulu." ucap Dania lalu memasuki ruang kelasnya

"Daniaa!"

"Apasih Feb?"

"Kata kak Bima lo kemaren sakit bener?"

"Gila lo sejak kapan pake embel-embel kak hahha..."

"Biar keliatan muda aja sih gue hahha.."

"Eh btw beneran lo sakit?" Lanjutnya

"Gue gapapa ko cuma demam biasa, mungkin efek kehujanan waktu itu."

"Sorry ya, gue gak jenguk lo abisnya pacar lo larang gue buat nemuin lo ganggu katanya gitu."

"Iya gapapa, sorry ya lo kan tau Raga gimana."

"Iyaiya deh."

"Eh ko lo bisa tau gue sakit dari kak Bima?"

"Dia nelpon gue."

"Cieee, yang dulunya bilang benci banget sekarang diem-diem lagi PDKT." goda Dania

"Dania apasih gue tuh tetep benci ya sama dia, yakaleng gue PDKT sama buaya cap kodok kea dia iewwh.." Serunya

"Jangan terlalu benci Feb ntar kalo suKa ribet."

"Kaya lo sama Raga gitu?"

"Ko jadi gue sama Raga sih, ini tuh lo sama kak Bima haha.."

"Kantin kuy,"

"Gass."

"Eh Dan, lo bukannya sekertaris Osis ya? tapi ko gue gak pernah liat lo ikut kumpul atau rapat Osis gitu sih?"

"Sekertaris Osis tuu bukan cuma satu Feb, jadi Kita udah kebagian tugas masing-masing."

"Ooh yaudahlah."

Setelah mereka sampai di kantin terlihat Kantin Saat ini sangat ramai.

"Eh Dan, itu temen-temennya Raga tapi kayanya pacar lo gak ada deh."

"Iyaya, yaudah samperin aja yuk?" ucap Dania lalu berjapan menghampiri meja Raka dkk.

"Eh Bu boss, nyariin si boss pasti ya?" celetuk Onil

"Iya, Raganya mana?"

"Dia tadi ke toilet bentar, tar lagi juga nongol sini duduk aja dulu bareng kita." ucap Bima

Dania Dan Feby pun ikut duduk bergabung dengan mereka.

"Eh ada bitch, seneng ya di lindungi banyak cowo sekaligus." ucap Selli yang menghampiri Dania

"Kalian di kasih apa sih Sama dia? tubuhnya pasti ya?" lanjutnya nyinyir

"Udah deh Sell, mending lo pergi sono Sayang tuh Sama muka cantik lo tapi kelakuan Kaya nenek sihir." ceketuk Jefan

"Gue gak ada urusan Sama lo, urusan gue Sama si jalang ini." ucapnya menunjuk ke arah Dania

"Lo-"

"Udah Feb, biarin aja anggap aja dia lagi mirror."

"Maksud lo apa?!" Bentaknya menunjuk wajah Dania, Dania puj beranjak lalu berdiri menatap wanita di depannya ini dengan sinis.

"Ko lo marah? lo ngerasa? Padahal gue gak ada bilang nama lo tuh."  sindirnya

"Lo itu emang bitch, lo emang pantes jadi Jalangnya Raga, lo pikir Raga serius sama lo? Haha.. mimpi lo bitch lo itu adalah anak yang gak di harepin."

"Maksud lo?"

"Buktinya orang tua lo gak pernah kan namanya ngurusin lo, apalagi kalo bukan gak di harepin? Gue kesian sama lo, bisa-bisanya lo mikir kalo Raga itu serius sama lo."

Plak

"Gausah bawa-bawa orang tua gue!" tegasnya berhasil menampar pipi Selli

"Dania!" suara serak tajam milik seseorang yang berjalan menghampiri Dania.

...Tbc...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RADANIA   28

    "Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem

  • RADANIA   27

    Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."

  • RADANIA   26

    Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan

  • RADANIA   25

    "Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum

  • RADANIA   24

    Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria

  • RADANIA   23

    Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa

  • RADANIA   22

    Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat

  • RADANIA   21

    Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.

  • RADANIA   20

    Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status