"Apa yang terjadi, mengapa Ai pulang dengan tubuh yang basah kuyup?" Tanya Jendral besar Hongli khawatir ketika melihat putra sulungnya membopong putri bungsunya masuk tergesa - gesa menuju pavilium Lan bagian barat dari pavilium utama.
"Nanti ku jelaskan ayah, sekarang tolong pinta pelayan memanggilkan dokter kerajaan sekarang" jawab Feng Qi Qiang.
Jendral Holing mengangguk, ia lantas berhenti melangkah dan menatap kepala pelayan Zhong yang kini mengangguk mengerti setelah di perintahkan memanggil dokter kerajaan kepercayaan keluarga Feng.
"Panggil dokter kerajaan BoQing kemari, pastikan kejadian ini tidak menyebar keseluruh penduduk. Akan sangat merepotkan apabila muncul rumor yang tidak - tidak mengenai Ai, terlebih lagi kita belum tahu pasti apa yang selalu membuat putri kecilku itu selalu diintai dalam bahaya" kata Jendral Holing memperingati kepala pelayan Zhong.
"Baik tuan besar" jawab pria paruh baya itu patuh lalu membungkuk hormat dan segera pergi menjalankan perintah.
Sepeninggalan kepala pelayan Zhong yang akrab jendral Hongli panggil paman karena sudah menganggap bagian dari keluarganya, ia lantas menghela nafas berat. Entah kejadian apa yang pernah putri bungsunya lihat atau saksikan, mengapa setiap kali ia baru saja pulang dari medan perang, putri kecilnya selalu saja di intai oleh bahaya dan selalu saja mendapat celaka.
Jika seperti ini, jendral Holing rasa akan menambah dan memperketat pasukan penjaga untuk putrinya. Selain itu, ia harus segera mencari tahu alasan mengapa putrinya selalu saja mendapat mara bahaya ketika ia keluar dari kediaman.
.
.
.
"Apa yang terjadi pada adikmu Qiang, ayah tahu kau pasti mengetahui sesuatu" desak jendral besar Holing setelah mengantar dokter kerajaan BoQing yang baru saja memeriksa keadaan Ai.
Feng Qi Qiang menghela nafas berat, ia lalu berkata "ini salahku ayah" katanya menyalahkan diri.
"Apa maksudmu?" Tanya jendral Holing tidak mengerti
"Ayah ingat pesta perjamuan penghargaan yang diterima para jendral dan prajurit kerajaan MingQi setelah berhasil memenangkan perang perebutan wilayah perbatasan selatan dengan kerajaan YongXi?" Tanya putranya yang merupakan seorang wakil jendral muda.
Jendral Holing mengangguk.
"Tentu saja ayah sangat mengingat malam dimana pertama kali Ai menghilang hingga membuat ayah nyaris melaporkan kepada pihak berwajib karena keberadaannya yang tiba - tiba menghilang di tengah keramaian pesta" jawab jendral Holing.
"Tapi apa hubungannya dengan hal itu dengan apa yang menimpa Ai berulang kali?" Tanya jendral Holing masih bingung dengan penjelasan putranya.
"Maka dari itu ayah harus mendengar penjelasanku hingga akhir tanpa memotong sedikit pun" kata Qiang mulai kesal dengan ayahnya yang tidak sabaran.
"Baiklah, baiklah. Ayah tidak akan memotong ataupun menyanggah penjelasanmu, sekarang lanjutkan" titahnya yang langsung membuat putra sulungnya mendengus.
"Hari dimana mei mei menghilang merupakan hari dimana putra mahkota Ming Qing Rui juga menghilang, menurut kabar yang kudengar, putra mahkota Rui yang pesakitan diculik hingga sekarang baik keluarga kerajaan tak ada yang mengetahui keberadaannya. Aku yakin, orang - orang yang menculik putra mahkota Rui merupakan orang - orang yang ingin menjatuhkan dan mengulingkannya dari tahta yang seharusnya menjadi miliknya"
"Lalu apa hubungannya putra mahkota Rui yang sampai saat ini tidak ada kabar dengan setiap mara bahaya yang menghampiri adikmu?" Potong jendral Holing yang mulai kesal saat tak menemukan hubungan penjelasan putranya dengan apa yang menimpa putrinya.
"Tks, ayah sudah berjanji untuk tidak menotong atau menyanggah penjelasanku" balas Qiang tidak kalah kesal.
"Jika kau terus menjelaskan penjelasan yang sangat berbelit, ayah akan memukulmu" ancam jendral Holing yang membuat Qiang yang berusia 22 tahun itu lantas cemberut.
"Hubungan hilangnya putra mahkota Rui dan masalah yang terus menghampiri mei mei itu dikarenakan saat mei mei menghilang, ia melihat para pelaku yang menculik putra mahkota Rui" kata Qiang melanjutkan penjelasannya, walaupun hatinya merasa sangat kesal dengan ayahnya.
"A-apa? Jadi Ai merupakan kunci sekaligus saksi mata yang menyaksikan penculikan putra mahkota Rui?" Teriak jendral Holing begitu terkejut.
Qiang langsung saja mendekap mulut laknat ayahnya yang seenaknya berteriak. Ini adalah masalah serius, jika orang luar mendengarnya, pihak kerajaan pasti akan mendatangi kediaman mereka meminta penjelasan yang lebih detail mengenai hal ini terlebih lagi putra mahkota Rui bahkan sampai saat ini belum juga di temukan padahal sudah berbulan - bulan lamanya kaisar Ming Li Wei menurunkan titah pencarian keseluruh tempat tanpa jeda seraya mencari putra yang merupakan pewaris sah yang akan menggantikannya.
"Ayah pelankan suaramu!" Tegur Qiang yang langsung diangguki jendral Holing yang menyadari kesalahannya.
"Bagaimana kau bisa tahu hal ini Qiang? Mengapa kau baru memberitahu ayah disaat adikmu mengalami celaka hampir berulang kali?" Tanya jendral Holing setelah Qiang melepas bungkamannya.
"Itu karena aku masih kekurangan bukti, walaupun saat itu aku juga ada disana namun tak melihat wajah - wajah para pelaku dengan sangat jelas seperti yang mei mei lihat. Karena saat itu para pelaku hanya melihat mei mei yang menyaksikan kejahatan mereka, para pelaku kejahatan tersebut terus mengejar mei mei untuk menutup kejahatan mereka" jawab Qiang
"Jika seperti ini, tidak ada pilihan lain selain meminta bantuan yang mulia kaisar" putus jendral Holing
Tiba - tiba saja kedua pria yang berada diruangan tersebut tersentak kaget ketika Guang tiba - tiba saja masuk dengan menciptakan kegaduhan.
"Tu..tuan besar, tuan muda.. no..na Ai menghilang!"
"A-pa?"
Entah apa yang sebenarnya yang terjadi pada kediaman mereka, mereka jelas - jelas baru saja membawa Feng Ru Ai pulang beberapa waktu yang lalu. Lantas bagaimana bisa putri bungsu jendral Holing itu tiba - tiba menghilang?
Ini aneh. Bagaimana tidak? Kediaman Feng merupakan kediaman seorang jendral besar, bagaimana bisa gadis berusia 16 tahun hilang dari pengawasan para penjaga dan prajurit yang sudah di perketat oleh jendral besar Holing dan wakil jendral Qiang.
Terlebih lagi Feng Ru Ai bukanlah anak kecil yang keberadaannya sulit dicari, ia adalah seorang nona muda yang telah memasuki usia yang pantas untuk menikah. Jika Feng Ru Ai menghilang disaat kondisinya masih lemah seperti yang dokter kerajaan BoQing katakan, lantas bagaimana ia bisa bertahan di kondisi yang masih lemah dan rapuh seperti itu?
Mungkin saja mereka kurang teliti mencari putri bungsu kediaman keluarga Feng, tidak mungkin Ai pergi jauh dari kediaman kecuali jika putri bungsu kediaman keluarga Feng di culik.
Memikirkan hal itu lantas membuat Qiang bergerak cepat, sebelum ia keluar melalui pintu ruang kerja ayahnya, Qiang sempat menoleh dan berkata "Kurasa ayah harusnya segera meminta bantuan yang mulia kaisar, jika tak ingin terjadi apa - apa dengan mei mei" kata Qiang memperingati jendral Holing untuk lekas bertindak.
Jendral Holing dengan sigap lantas menyambar lencana identitas militer khusus untuk para petinggi militer, ia berniat meminta bantuan pada yang mulia kaisar Wei sore ini juga. Jendral Holing tak ingin menunda - nunda, pasalnya ini menyangkut keselamatan putrinya juga menyangkut mengenai dalang dari pelaku penculikan putra mahkota Rui.
"Ke istana sekarang!" Perintah jendral Holing pada para prajuritnya.
*******
Di sisi lain, Ai tidak tahu mengapa ketika ia bangun dari tidurnya, ia sudah berada di tengah hutan yang nampak sangat gelap padahal hari masih sore. Mungkin karena pepohonan yang tumbuh tinggi dan rindang yang membuat pencahayaan di dalam hutan tersebut minim, sehingga Ai yang berada di tengah hutan merasakan aura dingin ketakutan yang mencekam.
Ai tidak tahu, mengapa kakinya membawanya melangkah pergi dari kediaman keluarga Feng menuju hutan yang tidak jauh dari belakang kediaman besar tersebut. Ai tidak tahu, mengapa hatinya seakan terpanggil untuk menuju suatu tempat yang ada di tengah hutan yang nampak sangat menyeramkan tersebut.
Semilir angin akhir musim gugur tak mampu mematahkan keinginan Ai menyusuri jalan setapak penuh bebatuan tanpa alas kaki menuju tempat yang membuat hatinya terasa di panggil, bajunya yang tersibak angin kencang pun tak menjadi penghalang baginya untuk tetap terus melangkahkan kaki walaupun tiupan angin akhir musim gugur cukup kencang dan mampu menerbangkan ataupun menghempaskan tubuh kecil dan mungilnya kapan saja.
Sayang tekat yang ada dalam diri serta rasa penasaran Ai akan tempat yang ia tuju terlalu kuat dan besar, hal itulah yang membuatnya tetap nekat melangkah meneruskan perjalanan menasuki hutan pertama dan juga yang merupakan hutan yang untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya ia masuki seorang diri.
Langkah Ai terhenti ketika menemukan sebuah bangunan mewah di tengah hutan yang nampak seperti sebuah rumah terpencil. Ai melangkah mendekat, hatinya dan tubuhnya seakan bergerak sendiri seperti ada sebuah sihir yang memanggilnya memasuki bangunan yang nampak terawat tersebut.
Tanpa Ai bisa cegah, tubuhnya melangkah menghampiri bangunan yang penuh penerangan tersebut. Ia melewati gerbang utama tersebut dan melangkah dengan pandangan kosong menatap kedepan seakan - akan ada roh lain yang merasuki dirinya.
Seharusnya Ai tidak masuk, seharusnya ia pergi ketika mengetahui ada bangunan asing dipedalaman hutan yang berada di belakang kediaman besar Feng, seharusnya Ai tidak tinggal dan menyusuri bangunan yang entah mengapa nampak femiliar baginya.
Air mata Ai seketika luruh dari pelupuk matanya, ia tak tahu sejak kapan air matanya mengenang di pelupuk dan kini telah berhasil membasahi pipinya yang mulus. Ai menunduk dan menyeka air matanya, saat ia mendongak dan kembali memfokuskan pandangannya kedepan, ia tertengun. Di hadapannya kini berdiri seorang pemuda dengan aura kebangsawanan dan keangunan yang begitu kental tengah menatap Ai dengan tatapan tajam dan dingin.
Seharusnya Ai merasa takut dan gemetar saat mendapati tatapan penuh intimidasi yang di lemparkan pemuda itu, sayangnya hati, tubuh dan pikiran Ai berkhianat. Ia justrul merasakan hatinya berdebat, rasa rindu yang entah ada sejak kapan ada pada dirinya seketika membunyah dan mencuak di permukaan.
Lagi, Ai menjatuhkan air matanya hanya karena melihat sosok pemuda yang entah mengapa sangat ia rindukan.
"Yang mulia, mengapa anda diam saja? Gadis itu menyusup masuk dalam manor anda, apakah kita akan membiarkannya saja?" Tegur Kong Li Yong yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanan putra mahkota Rui.Putra mahkota Rui yang selama ini di kabarkan menghilang beberapa bulan yang lalu tak bergemi, ia terus menatap tajam nona muda yang sama sekali tak gentar ataupun takut dengan tatapan tajam dan mengintimidasi darinya.Melihat hal itu tentu saja putra mahkota Rui merasa risih dan terganggu, selama hidupnya tidak ada seorang pun yang tak tunduk dari tatapan mengintimidasinya yang mampu membuat setiap sendi dan tulang semua orang gemetar. Tapi, nona muda yang nampak tak asing dihadapannya kini sama sekali tidak merasakan rasa takut seperti kebanyakan orang yang akan langsung gemetar ketika membalas tatapannya, nona muda yang kini berada dalam halaman manornya malah memberinya tatapan yang sangat sulit untuk putra mahkota Rui artikan dan jabarkan
Sepeninggalan pemuda yang mengantarnya pulang ke kediaman keluarga Feng, Ai hanya terus menunduk dan memperhatikan jalanan setapak yang ia lalui.Pikirannya saat ini berkecamuk dan berkelana entah kemana. Apa yang ia alami begitu rumit dan memusingkan. Ia butuh sebuah pegangan, ia butuh sebuah sandaran. Bebannya kali ini begitu berat, Ai tak mampu menanggungnya sendiri. Ia butuh teman yang mampu membantunya dan memberinya solusi keluar dari kebuntuan yang ia hadapi, ia butuh seseorang yang mampu menemaninya keluar dari tempat yang asing dan tidak ia ketahui kini.Tapi siapa yang akan membantunya, menolongnya, membimbing ataupun menemaninya? Selamanya Ai hanya sendiri. Sendiri melawan sakit, sendiri melawan lelah, sendiri melawan keputus asaan, sendiri bangkit dari keterpurukan dan penderitaan yang berkepanjangan.Hidupnya selalu suram, hanya ada kegelapan yang selalu menemani langkahnya. Tidak ada seorang pun yang memban
Qiang begitu terkejut saat menemukan adiknya terkapar diatas tanah yang kasar dan dingin dihalaman belakang kediaman mereka. Ia lantas segera mengangkat adik bungsunya dan membawanya menuju pavilium barat dan menidurkan kembali adiknya di atas peraduannya yang hangat.Qiang tidak habis pikir, mengapa adiknya bisa berada disana. Seingat Qiang, ia sudah mengecek halaman belakang berulang kali, namun keberadaan adiknya tak ia temukan. Qiang tak tahu berapa lama ia meninggalkan kediaman keluarga Feng sampai tak jika mungkin saja ada persembunyian baru dihalaman belakang kediaman mereka.Awalnya Qiang tadinya hanya hendak mengambil kudanya yang berada dihalaman belakang kediaman guna memperluas pencarian adiknya di ibukota MingQi, tapi siapa yang menyangka, ia menemukan adiknya dalam keadaan tak sadarkan diri diatas jalan setapak halaman bekalang kediaman mereka.Sepanjang perjalanan menuju pavilium Lan yang berada di bagian
Seorang wanita awal usia 40an yang masih nampak cantik dengan balutan baju kebesaran seorang permaisuri terus saja hilir mudik di depan seorang pemuda berusia 24 tahun yang mulai nampak jengah menyaksikan wanita yang melahirkannya terus mondar mandir dihadapannya."Ibu, tidak bisakah ibunda tenang?" Tanya pemuda itu"Bagaimana ibunda bisa tenang? Pembunuh bayaran itu sama sekali tidak becus menjalankan tugas dan perintah Ben gong!" Geram permaisuri kedua Mu Li LienPemuda yang duduk dihadapannya menampilkan raut wajah tenang, ia tahu apa yang membuat ibundanya begitu sangat marah dan ketakutan disaat yang bersamaan. Semua itu tidak jauh dari masalah adiknya, putra mahkota Rui yang sampai saat ini identitasnya masih di pertanyakan.Tiga bulan telah berlalu semenjak insiden penculikan dan pembunuhan yang direncanakan oleh ibundanya, selama tiga bulan itu pula adiknya itu dinyatakan hilang tepat saat ma
Seharusnya Ai tidak perlu terkejut ketika ia terbangun dari tidurnya, ia langsung disambut oleh sapaan para pelayan yang akan membantunya membersihkan diri. Hal ini jelas tidaklah jauh berbeda dengan kehidupannya dimasa depan. Setiap pagi Ai juga akan mendapat perlakuan yang sama dari para pelayan yang bekerja dirumahnya, hanya saja saat ini Ai belum terbiasa. Suasana dimasa lalu dan dimasa depan jelas sangat berbeda.Ai tetap saja terkejut dengan keberadaan pelayan yang mengenakan pakaian hanfu yang membalut tubuh mereka dari sengatan matahari ataupun dinginnya hembusan angin yang menyapu permukaan kulit.Ai memperbaiki posisi duduknya, ia sesekali menguap dan mengucek matanya yang terasa gatal. Sejujurnya Ai masih ingin memejamkan matanya, semalam ia kesulitan tidur karena terlalu banyak pikiran. Akhirnya ia baru bisa terlelap ketika hari telah memasuki dini hari.Tidur Ai pun rasanya tidak cukup lama, Ai merasa ia han
Pangeran Rong yang mendapat kunjungan dadakan pejabat pemerintahan kerajaan MingQi seakan merasa diatas awan. Pemuda berusia 24 tahun itu tersenyum menang saat menyaksikan para mentri dan pejabat mulai berebut mencari perhatian dan perlindungan darinya.Saat ini kondisi kaisar Wei menurun drastis. Para mentri dan pejabat pemerintahan dengan yakin dan percaya berpikir jika kematian sebentar lagi kan menyapa kaisar Wei, maka dari itu, sebelum kehancuran terjadi di depan mata, mereka berlomba - lomba menarik perhatian sang calon pewaris tahta yang masih bertahan dengan ambisinya yang besar. Terlebih lagi nampaknya pangeran Rong akan dengan mudah menaiki singgasana terlebih saat ini ia tak memiliki saingan.Keberadaan putra mahkota Rui yang masih belum jelas, juga tidak minatnya pangeran Yan ikut dalam perebutan tahta membuat para mentri dan pejabat hanya memperioritaskan pangeran Rong.Mereka dengan tak kenal lelah da
Ai yang merasa yang dirinya terancam dalam bahaya menguatkan dirinya untuk segera beranjak bangun walaupun tubuhnya kini tengah gemetar ketakutan. Kilasan - kilasan banyangan pria - pria berpakaian serba hitam dengan sebuah pedang mengkilap yang siap menebas lehernya kapan saja mulai berselewaran dalam pikirannya.Instingnya memintanya untuk segera beranjak pergi melarikan diri dari tatapan pemuda yang menatapnya tajam penuh aura membunuh yang pengintimidasi. Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Ai mampu merasakan aura membunuh menguar dari tubuh pemuda itu dengan begitu pekat sehingga mampu mengoyahkan setiap tulang dan persendian Ai.Ai tak tahu, sejak kapan ia berlari dan berteriak memanggil Bobo untuk segera mengikutinya pergi dari suasana yang tiba - tiba mencekam hanya karena keberadaan sosok pemuda yang tidak jauh dari tempatnya. Naluri dan instingnya yang bergerak lebih cepat terus memaksanya pergi jauh dari tempat itu, dan satu - sat
Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi.Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia.Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan.Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun."Pantas