Share

Chapter 5 : Asosiasi Petualang

Ancaman dari Eiji saat itu benar-benar mengerikan di dengarnya. Kuri hingga gemetar keTakutan, karena setiap pukulan yang dia terima itu hampir sama dengan rasa sakit di dunia nyata.

Jika satu pukulan hanya mengurangi 1 HP, bagaimana dengannya yang memiliki HP lebih dari belasan ribu dan harus menerima pukulan sebanyak itu?

Dengan keTakutan dan harga diri yang tercoreng, Kuri pun menggertakan giginya karena tidak rela untuk meminta maaf. Tentu saja banyak orang sepertinya, yang tidak ingin meminta maaf karena berada di dalam game yang merupaka dunia tak nyata.

Mereka ingin di akui sebagai orang hebat, ternyata malah di kalahkan oleh pemain pemula di dalam game yang seharusnya menjadi kejayaan bagi mereka.

Dengan keras kepalanya….

“Kau pikir….”

Gumaman suara Kuri yang sangat kecil saat itu membuat perhatian Eiji terpusat padanya. Dia sedikit mendekatkan telinganya kepada Kuri.

“Apa? Aku tak dengar” sahut Eiji

Tiba-tiba saja, tangan Kuri sudah bergerak perlahan untuk mendekati pedangnya yang tergeletak di sampingnya. Dia menyeringai lebar ketika satu jari telah mencapai gagang poedang tersebut.

“Kau pikir aku akan Takut pada pemula sepertimu, hah?!” teriak Kuri yang mengambil pedangnya

*BUAAK*

Sebelum sempat di hunuskan, tiba-tiba saja tinju Eiji sudah melayang terlebih dahulu dan menghantam telak wajahnya. Pukulan keras itu membuatnya terhempas dan terguling-guling tak karuan ke belakang.

*BRUK BRUK*

“UARGH!” erang Kuri

Dirinya yang tergeletak di tanah itu pun merasakan rasa sakit di wajahnya yang tak berhenti. Bahkan di dalam game sendiri, darah yang di keluarkan dari hidungnya itu terlihat begitu realistis layaknya darah asli.

Kepalanya yang pusing saat itu membuatnya dia kehilangan fokus dan tenaga untuk bangkit berdiri. Sedangkan Eiji berjalan perlahan dan berdiri tepat di atasnya dengan menginjak satu pergelangan kakinya.

*DUK*

“Urgh!” erang Kuri

Eiji menggaruk-garuk kepalanya dan melihat heran kepada Kuri yang begitu keras kepala.

“Astaga, kau ini. Apa harga dirimu itu terlalu tinggi sehingga tak bisa mengakui kesalahanmu? Kau benar-benar ingin di pukuli puluhan ribu kali sampai HP mu benar-benar habis?” ucap Eiji

Di sisi lain, Jirou yang melihat posisi Eiji seperti preman yang memalak pemain lemah pun mulai melihatnya sedikit aneh.

“He-hei, Satsuki….” bisik Jirou

“Apa?” sahut Satsuki

“I-ini, Eiji adalah pemain pemulanya kan? Dan laki-laki itu adalah pemain berpengalaman?” tanya Jirou

“Benar” sahut Satsuki dengan singkat dan raut wajah datar

“Lalu kenapa, kelihatannya seperti Eiji yang orang jahatnya sedang memalak pemain lemah?!” ucap Jirou

Satsuki pun terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan Jirou. Namun, raut wajahnya yang datar itu tidak berubah seolah tidak merasakan apapun.

“(Kau juga tak bisa jawab ya….)” batin Jirou

**

Alih-alih dari mereka, Eiji saat itu mengepalkan tangannya lebih kuat lagi seolah belum selesai menghajar Kuri.

“Haah… Kau ini, minta maaf saja sulit. Kau membuat pekerjaanku sulit karena harus memukulimu ribuan kali tahu” keluh Eiji sembari menarik mundur lengannya seolah bersiap untuk menghajarnya lagi

Kuri yang melihat kepalan tangan tersebut pun langsung keTakutan. Dan saat lengan Eiji hampir menghantam wajahnya, Kuri berteriak memohon ampun padanya.

“A-aku mengerti! Ma-maafkan aku, aku minta maaf dengan segenap hatiku! To-tolong jangan pukul aku lagi!” teriak Kuri

Teriakan putus asa akan permintaan ampun dari Kuri saat itu membuat Eiji menghentikan tinjunya. Dia sadar bahwa perlakuannya sudah cukup kelewatan sehingga melangkah mundur ketika melihat mata Kuri yang berkaca-kaca.

“Eh?!” gumam Eiji

“(Uwa, kurasa aku terlalu berlebihan mengancamnya! Tapi, salah dia sendiri karena mencari masalah….)” batin Eiji

“A-aku bersalah! To-tolong jangan pukuli aku lagi!” mohon Kuri

“Haaah… baiklah, baiklah. Terserah kau saja” sahut Eiji yang berbalik badan dan berjalan meninggalkan Kuri begitu saja

Di sisi lain, Satsuki dan Jirou saat itu berjalan menghampirinya karena sedikit khawatir terhadap kondisi Eiji.

“Eiji!” panggil Satsuki

Satsuki yang berjalan lebih cepat pun menghampiri Eiji dengan raut wajah khawatir yang tak dapat dia tutupi.

Eiji yang dapat menebak dengan jelas perasaannya dari raut wajahnya itu pun langsung menjawab tanpa di berikan pertanyaan.

“Tenang saja, aku tidak apa-apa”  sahut Eiji

“Hei hei, kau ini gila juga ya. Mengalahkan pemain level 37 di hari pertamamu bermain” ucap Jirou sembari melihat ke arah Kuri yang lari terbirit-birit

“Dia yang mencari masalah. Aku juga tidak ingin mendapatkan masalah, tetapi kurasa itulah hidup. Bahkan di game saja selalu ada” gumam Eiji

Di tengah Eiji yang sedang berdiam diri dan melihat Kuri berlari keTakutan, dia merasakan pakaiannya yang sedang tertarik oleh sesuatu dari belakang.

Ketika dirinya menoleh ke belakang, di sana terdapat Satsuki yang sedang menarik pakaiannya. Wajahnya sedikit terlihat memerah dengan pandangan mata yang tak sanggup melihat ke arah Eiji.

“Hm? Ada apa, Satsuki?” tanya Eiji

“Terima kasih, Eiji” ucap Satsuki dengan pelan

Mendengar ucapan terima kasih dari Satsuki saat itu membuat Eiji menghela nafas karena sudah tahu maksudnya. Eiji terdiam karena tidak mengerti harus membalas ucapan terima kasih Satsuki bagimana, sedangkan Jirou yang mendengarnya juga pun tersenyum tipis hingga menjahili Eiji.

“Hehe, kurasa gerbang cinta antara teman masa kecil pasti akan terbuka ya setelah sekian lama!” goda Jirou

Dengan wajah polos dan menganggap itu sebagai kebohongan untuk menjahilinya, Eiji memarahi Jirou.

“Hah?! Jangan bicara yang aneh-aneh kau!” gerutu Eiji sembari mengunci kepala Jirou di dalam lengannya

“ARGH! He-hei Eiji, a-ampun! Aku hanya bercanda!” gerutu Jirou yang berusaha meronta

DI sisi lain, Satsuki saat itu sedang melayang di pikirannya sendiri karena memikirkan ucapan Jirou. Walaupun hanya godaan, tetapi memang nyata kebenarannya bahwa Satsuki sangalah menyukai Eiji.

Wajahnya yang memerah malu dan pandangan yang kabur tak karuan itu dapat menjelaskan segalanya. Jika saja Eiji peka….

**

Di antara hal yang sedang terjadi, Jirou yang sudah lepaskan oleh Eiji pun memeriksa kondisi leher dan kepalanya.

Sedangkan Eiji saat itu mengingat bahwa mereka yang berada di dalam game pun masih saja di bawah level sepuluh.

“Hei, kita ini masih level sepuluh. Dan belum mempunyai skill, upgrade Class, maupun credit untuk membeli perlengkapan. Walaupun teknik dan kemampuan fisik di dunia nyata menjadi hal penting, tetapi melawan boss dengan level tinggi tidak akan mungkin akan kau hajar ribuan kali dan berkurang 1 batang Hp kan?” ucap Eiji

“Ah, benar juga. Di dalam game ini tidak quet yang memandu kita untuk menaikkan level. Bagaimana caranya bisa menaikkan level? Apa hanya dengan melawan monster se banyak-banyaknya?” sahut Satsuki

Tiba-tiba saja, Jirou teringat akan sesuatu. Dia sontak melontarkan sarannya kepada mereka berdua tanpa ragu.

“Ah! Kenapa kita tidak melakukan Commission?” ujar Jirou

Commission?” sahut Satsuki

“Di dalam game ini memang tidak ada quest awal yang memandu kita untuk meningkatkan level. Tetapi, sebelum bermain game ini aku sempat mencari sesuatu di internet. Bahwa selain melawan monster, di dalam game ini ada quest sampingan yang di berikan oleh para NPC di dalam game” ujar Jirou

“Reward yang di dapatkan termasuk EXP?” tanya Eiji

“Ya. Exp sudah pasti, tetapi tergantung dengan kesulitan dari Commission itu sendiri” sahut Jirou

“Lalu tunggu apa lagi? Di mana kita bisa mendapatkan Commission itu?” tanya Satsuki

Pandangan Jirou pun mulai berputar ke segala arah untuk mencari sesuatu. Hingga tak lama kemudian, kita sudah menemukannya pandangan matanya melebar dan dirinya sontak menunjuk ke arah tersebut.

“Ah, disana!” ucap Jirou

Sesuai dengan ucapan Jirou, Eiji dan Satsuki sontak menoleh ke arah yang di tunjuknya. Di sana terdapat sebuah bangunan yang cukup besar dengan lambang Perisai tergabung dengan pedang dan tongkat sihir, memiliki nama ‘Adventurer’s Associate’. Yang memiliki arti, Asosiasi petualang.

* * *

Mereka bertiga pun berjalan masuk ke dalam asosiasi tersebut. Di sana, terlihat akan banyak sekali petualang pemula hingga menengah, yang memiliki kisaran level kemungkinan 1-20 lebih.

Dan di antara banyaknya orang di sana, Eiji dan Satsuki berjalan mengikuti Jirou ke arah resepsi di depan. Dimana terdapat seorang NPC yang begitu cantik dengan rambut coklat muda dan di kepang ke samping.

“Selamat datang di asosiasi petualang. Namaku Juliana, sebagai pemandu para petualang di dalam game Genesis Online. Apakah ada yang bisa aku bantu?” tanya Juliana

“Halo, nona cantik! Aku dan temanku ini baru saja mulai bermain dalam game ini. Apakah ada commission yang sesuai untuk kami?” tanya Jirou

Di sisi lain, Eiji yang melihat Jirou menggoda NPC pun membuat pandangan layaknya sedang kebingungan. Dia pun mendekat ke arah Satsuki yang berdiri di sampingnya dan mulai berbisik.

“Hei, Satsuki” panggil Eiji

“Ada apa, Eiji?” sahut Satsuki

“Jirou… dia baru saja menggoda seorang NPC kan?” tanya Eiji dengan ragu

“Benar. Dan sekarang dia juga masih menggodanya” jawab Satsuki dengan polos

“Astaga….” Keluh Eiji sembari menepuk jidatnya

*PUK*

Alih-alih dari mereka, Jirou yang berbincang dengan Juliana pun mendapakan cukup banyak informasi tentang Commission yang akan di kerjakan.

“Sejauh ini, itu adalah tingkat Commission termudah untuk pemula” ucap Juliana

“Baiklah, terima kasih nona cantik” ucap Jirou

“Sama-sama, tuan Jirou” sahut Juliana

Ketika Jirou berbalik untuk menginformasikan Eiji dan Satsuki tentang Commission tersebut, tiba-tiba saja dia di sambut dengan raut wajah Eiji yang cukup melihatnya dengan jijik.

“A-apa?” tanya Jirou

“Tidak. Aku hanya turut berduka padamu. Sudahlah, mana Comissionnya?” tanya Eiji

“HEI! Jangan pikir aku tidak bisa membaca raut wajahmu itu, Eiji brengsek!” gerutu Jirou

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status