Hati Andri dalam dilema. Entah keputusan apa yang harus diambilnya sekarang. Desakan Citra kian hari kian besar. Membuatnya pusing, beberapa kerjaannya pun mulai kacau."Andri, kamu harus memilih. Tidak mungkin kamu terus menjalani keduanya. Itu sama saja kamu memberi harapan sama Tiara dan Citra. Kamu harus memilih!" ucap Teguh, sahabat lama Andri."Entahlah, Guh. Aku masih bingung. Aku juga tidak bisa meninggalkan Tiara. Dia sedang butuh aku. Aku nggak mungkin meninggalkan dia saat ini!" ucap Andri."Kalau gitu, tinggalkan Citra. Biarkan dia mencari pendamping hidup yang lain. Yang lebih mapan dan siap!" seru Teguh."Enggak. Tapi aku juga tidak bisa kehilangan Citra.Kamu tahu kan, kalau aku ...." ucap Andri terhenti."Kamu egois!"Dilema dua hati melanda Andri. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Teguh, tapi sepertinya ia juga belum siap memilih."Apa ini saatnya aku memilih?"....Citra akhirnya menerima permintaan paman dan tantenya untuk berkenalan dengan Hasyim. Seorang peng
"Ma, Pa, Mas Uki besok malam mau ke rumah. Dia mau minta restu sama mama dan papa buat melamar Ara," ucap Zahra malu-malu saat makan malam bersama kedua orangtuanya."Wah, bagus dong!" jawab Pak Dirga, Ayah Zahra.Zahra Damariva atau biasa dipanggil Ara, telah menjalin kasih bersama Uki sejak mereka masih bersekolah di SMA 8 Jakarta. Mereka sempat menjalani LDR saat Uki mendapatkan beasiswa kuliah di Jepang dan Ara tetap berada di Jakarta. Sepulangnya Uki ke Indonesia, Uki mendapatkan tawaran pekerjaan di salah satu perusahaan asing. Menjadi seorang manager keuangan.Uki yang merasa sudah siap secara lahir dan batin juga finansial, memutuskan untuk menikahi pujaan hatinya. Zahra Damariva. Ia pun akan mendatangi rumah orangtua Zahra."Boleh kan, Ma, Pa?" tanya Ara."Boleh dong!"Ara bersama kedua orangtuanya pun menyambut hangat niat baik Uki. Keesokan harinya, Pingkan, Mama Zahra dibantu asisten rumah tangga pun membuat menu makan malam spesial. Ara pun tidak mau kalah, ia pun mempe
Hati Zahra benar-benar hancur. Rasa kecewa, terluka karena pernikahannya yang gagal. Bertahun-tahun ia dan Uki mempertahankan hubungan bahkan harus menjalani LDR yang tidak mudah baginya. Semua dilakukan demi mewujudkan satu impian mereka, menikah.Restu yang semula didapatkan oleh Zahra dan Uki, kini berbalik arah. Pak Dirgantara tiba-tiba melarang keras putri nya itu bertemu dengan Uki lagi. Apalagi jika harus menikah.Bukan hanya Zahra, tapi juga Pingkan, Mama Zahra yang tidak habis pikir dengan perubahan sikap sang suami yang tidak merestui Zahra dan Uki menikah. Namun, Pingkan pun tidak bisa berbuat banyak karena sang suami yang tidak bisa dibantah saat sudah mengambil keputusan.Seminggu pun berlalu. Zahra dan Uki tidak lagi berkomunikasi sejak ponsel Zahra diambil alih oleh papanya. Dia pun tidak bisa bebas keluar. Hanya dikurung di dalam kamarnya. Semua fasilitas diberikan Dirgantara asalkan Zahra tidak lagi bertemu dengan Uki."Mas, mau sampai kapan kamu mengurung Zahra seper
"Jawab aku dong, Ma!"Uki terus mendesak Mamanya agar mau mengatakan sejujurnya apa yang sebenarnya terjadi. Apa alasan Mamanya tidak lagi merestui hubungannya dengan Citra. Padahal sejak awal baik Mamanya ataupun Ayah Zahra sangat mendukung hubungannya dengan Zahra."Uki, sudahlah. Mama hanya minta sama kamu, lupakan Zahra. Mama tahu dia anak yang baik, sopan. Tapi, Mama nggak bisa mengijinkan kalian menikah. Maafkan Mama," ujar Citra yang langsung memilih pergi ke kamarnya.Uki pun diam. Banyak timbul pertanyaan di otaknya. Mengapa Mamanya dan Ayah Zahra begitu keras menentang hubungan ini. Uki yang hanya anak tunggal pun tidak bisa berbuat banyak selain mengikuti semua keinginan Mamanya.....Waktu berjalan cepat. Zahra pun sudah jenuh berdiam diri di rumah saja. Timbul banyak pertanyaan tentang semua yang terjadi. Hingga akhirnya, Zahra pun nekat kabur. Ia ingin segera menemui Uki.Zahra akhirnya berhasil kabur. Ia mendatangi kantor Uki. Tapi, sayangnya Uki sedang tidak masuk. Zah
Uki pun bingung. Ia baru sadar jika ia telah salah menyebut nama. Nama Zahra, Zahra dan Zahra yang sedang bergelayut manja di pikirannya."Oh, maaf, Laras. Tadi aku habis balas pesan Zahra. Dia rekan kerjaku di kantor. Besok ada meeting penting jam 9 pagi," dalih Uki."Oh, ya udah yuk!" Laras pun langsung mengajak Uki bergabung dengan teman-temannya.Di tengah meriahnya pesta pertunangannya, Uki justru merasa asing. Sendirian. Hatinya kosong. Uki tak bisa mengelak, jika ia masih sangat mencintai Zahra. Gadis muda berstatus mahasiswi di sebuah universitas negeri."Ara, maafkan, Mas. Mas tahu, ini pasti akan menyakitkan kamu. Tapi, Mas ataupun kamu nggak punya pilihan sekarang," batin Uki.Uki tetap berusaha tersenyum. Menebar hal positif bagi tamu undangan yang banyak juga orang penting. Tapi, seorang Ibu tahu betul apa yang dirasakan putranya. Walau Uki tersenyum, bersenda gurau dengan beberapa temannya dan juga Larasati, Uki tetap menyimpan luka."Uki, Mama tahu kamu sedih. Kamu terl
"Citra, aku tahu. Ini memang sulit kamu terima. Tapi, tolong pikirkan anak kita. Kamu jangan egois!" pekik Dirgantara.Citra justru bingung mengapa kini ia yang harus dianggap egois. Dia hanya ingin lepas. Citra tidak ingin karma buruk akan menimpanya dan keluarganya karena telah menyakiti hati seorang wanita. Istri pertama Dirgantara yang baru diketahuinya."Terserah apa kata kamu, Mas! Aku tetap dengan keputusanku untuk berpisah setelah aku melahirkan!" tegas Citra."Cit, Citra, tunggu!" panggil Dirga. Namun, Citra tak perduli. Ia memilih mengurung dirinya di dalam kamar. Mengunci kamar itu agar suaminya tidak bisa masuk dan membujuknya kembali."Maafkan aku, Mas. Aku nggak bisa hidup dalam bayang rasa bersalah. Biarkan aku yang mundur ...." batin Citra.Di teras rumah, Dirgantara hanya mampu terdiam. Menatap langit papua yang malam itu begitu cerah. Tubuhnya mulai menggigil karena dinginnya yang menusuk hingga ke tulang."Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang? Aku nggak mungkin
POV ANDRI "Mas Andri!"Malam itu menjadi malam yang tidak akan pernah Citra lupakan sepanjang hidupnya. Pria yang telah menjadi tunangannya dan akan segera menikahinya hanya dalam hitungan minggu saja, kini terbukti telah berselingkuh."Cit-ra, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti kamu pikirkan. Aku dan ...." Belum usai bicara, sebuah tamparan dilayangkan Citra."Masih bilang semua tidak seperti yang kupikirkan? Mas, lihat! Wanita pelacur kamu itu masih dalam keadaan setengah bugil. Kalian pikir, aku percaya kalau kalian tidak berbuat apapun, Hah?!" bentak Citra menunjuk ke sebuah ranjang. Di sana seorang gadis belia tengah menutupi tubuhnya dengan selimut tebal."Ini, Mas. Aku kembalikan sama kamu. Maaf, nggak akan ada pernikahan di antara kita. Semuanya batal!" tegas Citra.Citra langsung lari meninggalkan kamar hotel tempat ia menangkap basah Andri, calon suaminya yang tengah asyik bergulat dengan seorang kupu-kupu malam yang disewanya.Andri tidak ingin menyerah begitu saja. Ia l
Dirga seorang don juan. Berbagai alasan diungkapnya demi membuat Citra percaya."Citra, kamu sabar dulu ya. Aku pasti akan menikahi kamu secara resmi. Tetapi, kamu sabar. Ada beberapa urusan yang harus ku selesaikan dulu," dalih Citra.Citra sudah tak lagi perduli. Pada akhirnya Citra pun mengetahui rahasia yang selama ini dipendam oleh suami yang menikahinya secara siri. Citra akhirnya meminta talak pada Dirgantara ketika istri pertama Dirga diketahui Citra. Namun, pria itu enggan bercerai. Pada akhirnya Citra dan Dirgantara bukan lagi pasangan suami istri. Citra kini menjadi orang bebas. Hanya hidup berdua dengan putra semata wayangnya telah membuatnya hidup bahagia.....Andri telah berusaha sekuat tenaganya untuk mencari keberadaan Citra. Wanita yang pernah dikhianatinya itu. Namun, akhirnya Andri menyerah. Ia kalah dengan keadaan. Kedua orangtuanya meminta Andri mencari pengganti Citra, setelah dengan setia ia menunggu Citra. Mencari keberadaan wanita itu dan akhirnya tidak ada