Share

RAHASIA DIRGANTARA

Author: Muezza
last update Last Updated: 2023-07-19 13:37:33

Uki pun bingung. Ia baru sadar jika ia telah salah menyebut nama. Nama Zahra, Zahra dan Zahra yang sedang bergelayut manja di pikirannya.

"Oh, maaf, Laras. Tadi aku habis balas pesan Zahra. Dia rekan kerjaku di kantor. Besok ada meeting penting jam 9 pagi," dalih Uki.

"Oh, ya udah yuk!" Laras pun langsung mengajak Uki bergabung dengan teman-temannya.

Di tengah meriahnya pesta pertunangannya, Uki justru merasa asing. Sendirian. Hatinya kosong. Uki tak bisa mengelak, jika ia masih sangat mencintai Zahra. Gadis muda berstatus mahasiswi di sebuah universitas negeri.

"Ara, maafkan, Mas. Mas tahu, ini pasti akan menyakitkan kamu. Tapi, Mas ataupun kamu nggak punya pilihan sekarang," batin Uki.

Uki tetap berusaha tersenyum. Menebar hal positif bagi tamu undangan yang banyak juga orang penting. Tapi, seorang Ibu tahu betul apa yang dirasakan putranya. Walau Uki tersenyum, bersenda gurau dengan beberapa temannya dan juga Larasati, Uki tetap menyimpan luka.

"Uki, Mama tahu kamu sedih. Kamu terluka karena harus berpisah dengan Zahra. Maafkan Mama dan Bapak kamu ya. Karena masalalu kami, kamu dan Zahra yang menjadi korbannya," batin Citra menatap Uki dari kejauhan.

....

Di sudut lainnya, Zahra sedang menangis di dalam kamarnya. Menangisi kegagalan dan kehancuran cintanya. Zahra tahu, hari ini adalah hari pertunangan Uki dan wanita yang telah dijodohkan Mamanya.

"Kenapa Tuhan nggak adil sama aku? Aku salah apa? Padahal aku selalu menjalankan semua perintahnya. Tapi, kenapa satu keinginan aku ini tidak bisa Engkau kabulkan Tuhan? Kenapa?!"

Zahra menangis pilu. Di usianya yang belum genap 23 tahun, ia harus merasakan semuanya. Ini adalah cinta pertamanya. Tapi, sayangnya semua harus kandas. Bunga itu layu sebelum sempat berkembang.

Zahra pada akhirnya hanya bisa pasrah. Terpaksa mengikhlaskan. Bukan hal mudah baginya melupakan Uki begitu saja. Tapi, sekarang hal ini yang harus dilakukannya.

"Aku harus mencari tahu, apa sebenarnya yang membuat Papa dan Tante Citra tiba-tiba tidak merestui aku dan Mas Uki. Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan," gumam Zahra.

Zahra pun keluar kamarnya. Ia mulai mencari keberadaan kedua orangtuanya. Namun, ia tidak menemukan siapapun. Hanya Mbok Asnah dan Satria, adik lelakinya yang tengah asyik bermain game online di ruang tamu.

"Mbok, Mama sama Papa ke mana?" tanya Zahra.

"Bapak sama Ibu lagi keluar, katanya ada undangan teman kantor Bapak nikahkan anaknya. Non Zahra butuh apa? Biar Mbok siapkan," tanya Mbok Asnah

"Enggak usah, Mbok. Tadi aku mau ada perlu sama Papa. Nanti aja deh. Makasih ya, Mbok."

Zahra pun memutuskan kembali ke kamarnya. Tapi, saat melintas di depan ruang kerja Papanya, ia penasaran dan akhirnya memilih masuk. Zahra pikir, mungkin saja ia akan menemukan sesuatu di ruang kerja sang Papa yang berkaitan dengan penolakan Papa merestui Zahra dan Uki.

Zahra pun mulai membuka map dan laci-laci satu persatu. Namun, sayangnya Zahra tidak juga menemukan sesuatu yang mencurigakan. Hingga akhirnya, Zahra menemukan sebuah kotak kayu berukuran sedang. Sudah lusuh, sepertinya sudah sangat lama dan berdebu.

"Kotak apa nih?"

Karena penasaran, Zahra pun membuka kotak kayu itu dan mengeluarkan satu persatu isi di dalamnya. Mulai dari popok bayi, gelang rumah sakit dan beberapa barang kecil lainnya.

Zahra pikir, itu semua barangnya sewaktu bayi. Namun, Zahra pun penasaran saat melihat sebuah kertas berwarna biru. Zahra langsung membukanya.

"Dear, Mas Dirga. Maafkan aku. Aku nggak bisa melanjutkan rumah tangga kita lagi. Kembalilah pada istri dan anakmu. Bahagiakan mereka. Jaga diri kamu baik-baik. Terimakasih atas semua kebaikan kamu selama ini, semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan."

"What?"

Zahra pun kaget. Di tengah keterkejutannya, Zahra justru semakin tegang saat tiba-tiba Papanya sudah masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Zahra!"

"Mau apa kamu di sini?" teriak Tuan Dirgantara. Zahra pun berbalik arah, tangannya pun masih memegang surat yang baru dibacanya itu.

"Pa-pa?"

Zahra pun panik. Ia tahu Papanya itu akan marah besar. Dirgantara pun langsung merampas surat yang baru dibaca putrinya itu.

"Pa, itu surat dari siapa? Papa udah berselingkuh dari Mama?" tanya Zahra terisak.

"Diam kamu!"

"Sekarang kamu keluar. Ingat! Kalau sampai ada yang tahu soal ini, kamu akan Papa usir dari rumah. Papa akan antar kamu tinggal sama Nenek kamu di Jepang. Biar kamu tahu, rasanya hidup jauh dari orangtua!" hardik Tuan Dirgantara.

"Papa ngancam aku?"

"Siapa perempuan itu, Pa? Apa ini ada hubungannya dengan restu yang tidak Papa berikan sama aku dan Mas Uki?" cecar Zahra. Zahra pun mulai mencurigai Papanya. Ada sebuah rahasia antara Papanya dan Tante Citra.

"Apa Papa sudah mengenal Tante Citra sebelumnya?" tanya Zahra.

Papa Zahra itu hanya terdiam. Wajahnya terlihat panik, tegang. Memerah sedang menahan emosinya.

"Kamu jangan lancang! Jangan sampai kamu Papa ...."

"Mau tampar aku, Pa? Tampar!" serang balik Zahra.

Tanpa pernah memikirkan perasaan putrinya, Tuan Dirgantara langsung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Zahra. Hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini.

"Papa tampar aku? Aku semakin yakin, ada sebuah rahasia yang Papa dan Tante Citra sembunyikan dari kami semua. Aku pastikan, Pa, aku akan mencari tahu semuanya! Aku nggak akan diam aja!" ancam Zahra yang berlari ke kamarnya dalam keadaan menangis.

"Ah, shit! Kenapa bisa Zahra menemukan kotak ini? Bahkan Mamanya saja nggak pernah membuka ini. Aku harus segera menyembunyikannya sebelum Nissa mengetahuinya," gumam Dirgantara.

"Aku nggak mau semuanya jadi kacau dan Nissa meminta cerai dariku. Enggak. Itu nggak boleh terjadi!" ucap Dirgantara yang langsung menyusun kembali semua barang ke dalam kotak kayu itu dan menyimpannya dalam brankas miliknya.

....

Citra sedikit lega. Kini Uki dan Larasati telah resmi bertunangan. Hanya dalam hitungan bulan saja, keduanya akan melangkah ke jenjang berikutnya. Sebuah pernikahan.

Pernikahan impian itu mulai dirancang Larasati dan keluarga besarnya. Menggunakan sebuah EO besar dan professional. Untuk memudahkan persiapan pernikahannya dengan Uki.

Namun, di tengah kebahagiaannya, Citra juga menyimpan rasa kasihan pada Uki dan Zahra. Jauh dilubuk hatinya, ia sangat menyayangi Zahra. Andai saja, ia bukan anak Dirgantara, mungkin Uki dan Zahra tengah menikmati kebahagiaannya.

"Citra, Uki, Mama tahu ini semua menyakiti kalian. Tetapi, kalian memang nggak bisa bersatu. Kalian itu adik kakak. Ayah kalian sama. Maafkan Mama, Uki ...."

Pandangannya menerawang jauh. Mengingat kejadian belasan tahun lalu antara dirinya dan Dirgantara.

FLASHBACK

"Saya nikahkan saudara dengan adik kandung saya, Citra Lestari dengan mas kawin satu set emas 15 gram dan uang sejumlah 3.000.000 rupiah."

"Saya terima nikah dan kawinnya Citra Lestari dengan mas kawin satu set emas 15 gram dan uang sejumlah 3.000.000 rupiah dibayar tunai."

"Gimana, sah?"

"SAH!"

Hari itu, tepat jam 8 malam, Dirgantara dan Citra melangsungkan pernikahan. Sederhana dan hanya dihadiri kerabat dekat. Yang penting sah dan berjalan khidmat.

Dirgantara memutuskan menikahi Citra. Ia tidak bisa kesepian. Tanpa ada seorang wanita di hidupnya. Ada kebutuhan lain yang juga harus dipikirkannya. Sedangkan Nissa, harus tetap tinggal di Jakarta demi mengasuh bayi mungil mereka yang baru lahir.

Tidak mungkin baginya membawa Nissa dan sang bayi terbang, terlalu riskan. Apalagi Jakarta Papua sangat butuh waktu panjang dan melelehkan.

Selama bertugas di Papua, kini ada Citra yang akan terus mengurusnya. Itulah mengapa Dirga memilih menikahinya agar tidak timbul fitnah atas kedekatannya dengan Citra. Tanpa Citra harus tahu jika Dirga sudah memiliki seorang istri dan bayi mungil.

Dua bulan setelah pernikahannya dengan Dirgantara, Citra pun dinyatakan positif hamil. Tentu saja Dirgantara sangat bahagia menyambut anak keduanya dan anak pertamanya dengan Citra.

Dirga pun lebih protektif dan menjaga dengan ketat Citra. Hingga tanpa terasa kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Hanya hitungan hari saja, ia akan melahirkan anak pertamanya.

Namun, sepintar-pintarnya menyimpan bangkai, pasti suatu saat akan tercium juga. Tanpa disengaja, Citra melihat sebuah kertas putih yang berisi pengiriman uang suaminya ke seorang wanita. Beralamat di Jakarta.

"Siapa dia? Apa Mas Dirga sudah punya istri sebelum menikah dengan aku? Kok setiap bulan dia rutin kirim uang ke perempuan ini?" batin Citra.

Citra pun langsung membereskannya kembali. Memasukkan ke dalam saku jas suaminya. Citra memutuskan akan bertanya di saat suaminya itu pulang dari kantor.

Sekitar pukul 20.00 Dirgantara akhirnya sampai di rumahnya setelah seharian bekerja. Karena lelah, emosinya pun meledak saat rahasianya itu diketahui Citra.

"Mas, siapa itu Nissa?" tanya Citra menatap suaminya itu dengan tajam. Wajah Dirgantara pun langsung panik.

"Jawab aku, Mas!" tekan Citra yang kesal karena suaminya itu hanya diam saja sejak tadi.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Dirga.

"Tadi aku mau nyuci jas dan baju kamu yang udah kotor dan aku lihat slip pengiriman uang setiap bulan ke perempuan itu, Mas. Katakan dia itu siapa, Mas?" tanya Citra dengan nada tinggi.

"Apa dia istri kamu?" tekan Citra.

Bukannya sebuah jawaban yang didapatkan Citra, tapi justru sebuah tamparan ke wajahnya yang ia dapatkan.

"Lancang kamu membuka barangku!" hardik Dirgantara yang terdesak.

"Mas, kamu tampar aku hanya karena aku tanya soal perempuan itu? Oh, artinya benar kalau dia istri kamu. Kamu udah bohong selama ini sama aku dan keluargaku, Mas?" bentak Citra.

Citra mulai marah, emosi yang meledak dan melampiaskan semua kekecewaan dan kemarahannya hingga Dirga mulai kesulitan menenangkan istri keduanya itu.

"Ok, ok, aku akan jelaskan semuanya!" ucap Dirgantara. Semua dilakukan demi menjaga rumah tangganya dengan Citra, istri sirinya.

"Iya, aku sudah menikah sebelumnya. Nissa adalah istri pertamaku dan kami sudah mempunyai seorang anak. Namanya Zahra. Dia lahir beberapa saat sebelum keberangkatanku ke Papua," ungkap Dirgantara.

"Maafkan aku, Citra. Aku nggak bermaksud membohongi kamu, tapi aku sudah terlanjur mencintai kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu, Sayang. Aku mohon, maafkan aku ...." lirih Dirga.

"Aku juga nggak bisa hidup sendiri dan jauh dari Nissa. Sedangkan aku juga punya kebutuhan yang nggak bisa kutepis begitu saja. Daripada aku berbuat dosa, berzina, lebih baik aku menikah. Itu kenapa aku memutuskan menikah dengan kamu, Citra. Karena aku mencintai kamu, Sayang ...." terang Dirgantara. Ia berharap istri keduanya itu mau menerima penjelasannya dan tetap bertahan.

"Aku nggak bisa, Mas. Aku nggak bisa hidup bahagia di atas penderitaan wanita lain. Kalau istri pertama kamu tahu, dia akan sakit hati dan aku takut bakal menerima karma. Maafkan aku, Mas. Lebih baik aku mundur," ujar Citra tegas.

"Maksud kamu apa Citra?"

"Aku mau kita bercerai setelah anak ini lahir. Supaya kamu bisa kembali sama istri dan anak kamu, Mas!" tegas Citra.

"Enggak! Aku nggak mau, Citra. Kamu akan tetap jadi istri aku dan Nissa? Dia nggak akan pernah tahu. Dia akan tetap bahagia. Aku tidak menzalimi dia sedikitpun!" dalih Dirgantara.

"Enggak, Mas!"

"Bagi kamu, mungkin Nissa akan bahagia. Dia tidak akan pernah tahu pernikahan kita. Tetapi, apa kamu lupa? Dia punya Allah. Allah itu akan selalu melihat apa yang makhluknya tidak bisa melihat, Mas! Apa kamu nggak takut atas kezaliman kamu, Allah menghukum kamu?"

"Kamu mau menentang Allah, Mas?"

bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    AKU KEHILANGANMU

    Hati Andri dalam dilema. Entah keputusan apa yang harus diambilnya sekarang. Desakan Citra kian hari kian besar. Membuatnya pusing, beberapa kerjaannya pun mulai kacau."Andri, kamu harus memilih. Tidak mungkin kamu terus menjalani keduanya. Itu sama saja kamu memberi harapan sama Tiara dan Citra. Kamu harus memilih!" ucap Teguh, sahabat lama Andri."Entahlah, Guh. Aku masih bingung. Aku juga tidak bisa meninggalkan Tiara. Dia sedang butuh aku. Aku nggak mungkin meninggalkan dia saat ini!" ucap Andri."Kalau gitu, tinggalkan Citra. Biarkan dia mencari pendamping hidup yang lain. Yang lebih mapan dan siap!" seru Teguh."Enggak. Tapi aku juga tidak bisa kehilangan Citra.Kamu tahu kan, kalau aku ...." ucap Andri terhenti."Kamu egois!"Dilema dua hati melanda Andri. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Teguh, tapi sepertinya ia juga belum siap memilih."Apa ini saatnya aku memilih?"....Citra akhirnya menerima permintaan paman dan tantenya untuk berkenalan dengan Hasyim. Seorang peng

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    TERJEBAK CINTA MANTAN

    Pada akhirnya Andri ingin membantu Tiara menemukan keluarga aslinya. Keluarga yang selama ini ia cari dan belum juga menemukan hasilnya. Tiara pun tidak tahu lagi, apa yang harus dilakukannya untuk menemukan mereka. Tiara mulai merasa bersalah. Setelah semua kejahatan yang dilakukannya, bahkan Andri masih mau membantunya."Andri, kenapa kamu masih mau membantuku?" tanya Tiara.Andri pun menatap mantan suaminya dengan tersenyum."Tiara, aku juga punya masalalu yang kelam. Aku bukan hadir dari keluarga yang baik. Orangtua yang kamu kenal selama ini, bukanlah orangtua kandungku, Tiara!" ucap Andri lantang."Hah???"Andri dan Tiara sama-sama menarik nafas panjang. Mereka memiliki pemikirannya masing-masing. Andri kembali mengenang masa-masa di mana ia akhirnya tahu, siapa dirinya yang sebenarnya."Apa kamu mau bercerita sedikit saja padaku?" tanya Tiara hati-hati. Andri pun tersenyum tipis.Andri pun mengajak Tiara duduk. Tepat di depan jendela. Menatap langit malam yang dipenuhi cahaya

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    KECURIGAAN

    Tia dan Affan harus pasrah dengan takdir. Mereka bertemu kembali di saat Affan justru sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Anggia."Sayang, ini gimana?" tanya Anggia."Aku ikut kamu aja," jawab Affan.Affan, hatinya berkecamuk. Di satu sisi ia akan segera melangsungkan pernikahannya. Tapi, di sisi lain ia juga masih sangat mencintai Tia.Pernikahannya dengan Anggia bukanlah keinginannya. Ibu Laksmi yang meminta untuk menikah. Affan pun ingin membahagiakan ibunya, makanya ia tak menolak saat dijodohkan. Andai bisa jujur, ia tak ingin memikirkan soal pernikahan lagi setelah kepergian Tia.Namun, inilah jalannya. Tia justru yang akan menjadi event organizer dalam pernikahannya. Gaun pengantin pun hasil karyanya. Karya wanita yang sangat ia cintai.Anggia masih sibuk dengan gaun pengantinnya. Sedangkan Affan memilih untuk mengobrol dengan Tia di ruang kantor sambil memperhatikan Anggia."A- aku ....""Selamat ya, Van. Akhirnya kamu menikah. Aku doakan semoga kalian bahagia!" ucap Tia

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    PERTEMUAN

    Seminggu berlaluHari ini media sosial dihebohkan dengan berita penemuan mayat seorang wanita berparas cantik di sebuah perkebunan karet yang jauh dari rumah penduduk. Anggota tubuhnya telah terpotong menjadi beberapa bagian.Para warga pun mulai berkerumun ingin melihat mayat wanita cantik tersebut. Tetapi tidak ada satupun warga yang mengenalinya. Tidak ada satupun identitas mayat wanita cantik itu ditemukannya hingga akhirnya polisi menyatakan mayat itu tanpa identitas.Pihak berwajib dan para awak media mulai memberitakan dan menyebarkan wajah wanita itu dan berharap ada pihak keluarga yang melihat dan mengenalinya. Tetapi mereka hanya menyebar wajahnya saja tanpa berani menyebarkan bagian tubuh lainnya yang mulai membusuk. Sedikit lebih beruntung wajah mayat itu masih utuh, tidak ada luka hingga masih jelas untuk dikenali.Dua Minggu sudah berlalu mayat wanita itu berada di kamar jemazah RSUD. Tidak ada satupun orang yang menginformasi mengenali mayat wanita itu adalah anggota ke

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    MASUK PENJARA

    Raymon akhirnya membawa makanannya ke dalam ruang penyekapan. Ia pun melepaskan ikatan tangan ketiganya. Agar mereka bisa makan dengan leluasa."Aku harus bisa mengambil rambut anak ini," batinnya.Rosma, Laksmi dan Tia yang tengah kelaparan pun akhirnya lengah dan tidak tahu ketika Raymon mengambil sampel rambutnya. Karena merasa sudah mendapatkan apa yang diinginkannya, Raymon pun langsung keluar."Kenapa kamu tinggal?""Mereka itu hanya tangannya yang dibuka. Mau lari ke mana? Hanya lewat sini satu-satunya jalan mereka keluar. Diam aja deh!" pekik Raymon.Raymon mulai pecah kongsi dengan istrinya itu. Entah mengapa ia punya keyakinan yang kuat jika hasil tes DNA akan mengatakan jika Reyhan adalah darah dagingnya."Awas kamu, Arumi. Kalau sampai terbukti Reyhan anakku, aku pasti akan membawa dia pergi sejauh mungkin dari kehidupan kamu!" batin Raymon.Setelah cukup lama, Raymon pun kembali ke ruangan penyekapan. Tapi, di luar dugaannya jika ketiga wanita itu menghilang. Lantas, ke m

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    TES DNA

    Affan dan Uki pergi tanpa tujuan yang jelas. Mencari Ibu Laksmi dan Tia yang entah berada di mana. Kedua wanita penting dalam kehidupan Affan itu tiba-tiba menghilang begitu saja."Ya Allah, bantu aku agar bisa menemukan ibu dan Tia," batin Affan.Sebagai seorang anak, Affan sudah merasa gagal. Tidak bisa menjaga ibunya dengan baik. Bahkan yang ia pikirkan hanya kebahagiaannya sendiri. Hanya kepentingannya sendiri. "Ibu, Affan janji. Kalau ibu ketemu, Affan akan menuruti apapun kemauan ibu. Kalaupun Affan harus melepaskan Tia, Affan ikhlas, Bu ...." batin Affan. Tanpa sadar, airmata itu membasahi wajah Affan. Dia mulai tidak fokus menyetir. Bahkan saat Uki menegurnya agar berhati-hati, Affan pun hanya diam."Mas Affan stop!" teriak Uki."Astaghfirullah!"Affan yang pikirannya sedang kacau, tidak fokus membawa kendaraannya hingga nyaris saja menabrak penyeberang jalan."Mas, biar aku aja ya yang bawa mobilnya. Mas kayaknya lagi nggak fokus. Takut terjadi apa-apa malah nggak bisa cari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status