Share

KESALAHAN MASALALU

Author: Muezza
last update Huling Na-update: 2023-07-19 13:36:35

Hati Zahra benar-benar hancur. Rasa kecewa, terluka karena pernikahannya yang gagal. Bertahun-tahun ia dan Uki mempertahankan hubungan bahkan harus menjalani LDR yang tidak mudah baginya. Semua dilakukan demi mewujudkan satu impian mereka, menikah.

Restu yang semula didapatkan oleh Zahra dan Uki, kini berbalik arah. Pak Dirgantara tiba-tiba melarang keras putri nya itu bertemu dengan Uki lagi. Apalagi jika harus menikah.

Bukan hanya Zahra, tapi juga Pingkan, Mama Zahra yang tidak habis pikir dengan perubahan sikap sang suami yang tidak merestui Zahra dan Uki menikah. Namun, Pingkan pun tidak bisa berbuat banyak karena sang suami yang tidak bisa dibantah saat sudah mengambil keputusan.

Seminggu pun berlalu. Zahra dan Uki tidak lagi berkomunikasi sejak ponsel Zahra diambil alih oleh papanya. Dia pun tidak bisa bebas keluar. Hanya dikurung di dalam kamarnya. Semua fasilitas diberikan Dirgantara asalkan Zahra tidak lagi bertemu dengan Uki.

"Mas, mau sampai kapan kamu mengurung Zahra seperti ini? Kasihan dia, Mas. Kamu juga kenapa sih, tiba-tiba langsung aja membatalkan pernikahan mereka? Apa sih yang sebenarnya terjadi? Salah Uki dan Zahra apa, Mas?" cecar Pingkan. Ia mulai yakin jika ada rahasia yang disembunyikan suaminya.

"Jawab aku, Mas! Apa yang sebenarnya terjadi?" bentak Pingkan.

Dirgantara hanya bisa diam. Membisu tanpa tahu alasan apa yang harus ia ungkapkan pada istri dan anaknya yang terus mencecar alasan pembatalan penarikan itu.

"Maafkan saya, saya nggak bisa kasih tahu apa alasannya. Zahra, maafkan karena kesalahan papa di masalalu, kamu harus ikut menanggungnya sekarang," batin Dirgantara.

---

Pingkan yang merasakan iba melihat anak perempuannya itu selalu murung dan menangis di dalam kamarnya, akhirnya diam-diam memberikan ponsel miliknya pada Zahra. Agar sang putri bisa segera menghubungi Uki.

Malam itu saat sedang duduk di ruang tamu usai makan malam, Pingkan dengan bersembunyi memberikan ponselnya pada Zahra.

"Kamu ambil ini. Segera hubungi Uki," bisik Pingkan. Zahra hanya mengangguk dan langsung menaruh ponselnya ke dalam saku celana.

Dirgantara sesekali memperhatikan istri dan putrinya yang tengah berbincang. Sempat curiga, tapi akhirnya ia kembali melanjutkan buku yang tengah dibacanya.

Zahra pun langsung kembali ke kamarnya. Menghubungi nomor Uki yang masih diingat dengan tepat.

[Halo, Mas Uki!]

[Ara, kamu ke mana aja sih? Aku hubungi nomor kamu nggak pernah aktif. Kamu baik-baik aja kan?]

[Maaf, Mas, ponsel aku diambil sama papa. Ini aku pakai ponsel yang dikasih mama. Mas, aku dikurung di dalam kamar. Enggak bisa ke mana-mana ....]

Belum usai pembicaraannya dengan Uki, tanpa disadarinya Dirgantara masuk ke dalam kamar Zahra dan langsung merampas ponselnya.

"Kamu masih berani berhubungan sama Uki?" hardik Dirgantara. Ia pun langsung melempar ponsel milik Pingkan itu ke lantai hingga hancur berantakan.

"Papa!" Zahra pun hanya bisa menangis. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa papanya berubah membenci Uki.

"Sekali lagi kamu nekat berhubungan dengan Uki, papa akan kirim kamu ke Singapura tempat Tante Mieke!" ancam Dirgantara.

Dirgantara pun langsung keluar dan mengunci pintu kamar Zahra.

"Ah! Kenapa sih papa semakin aneh. Emang apa salahnya Mas Uki?" gerutu Zahra.

Uki yang sedang berada di kampusnya pun bingung. Apa yang sebenarnya terjadi dengan orangtua kekasihnya itu. Mengapa kini berubah membencinya dan menghalangi rencana pernikahannya dengan Zahra.

"Aku nggak bisa gini terus. Aku harus ke rumah Zahra dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi!" gumam Uki.

---

Uki akhirnya memberanikan dirinya mendatangi rumah Tuan Dirgantara. Ayah dari Zahra itupun langsung murka ketika melihat kedatangan Uki kembali ke rumahnya.

"Kamu lagi. Kan saya sudah bilang, jangan dekati Zahra lagi! Kamu masih berani nekat?" gertak Dirgantara. Matanya melotot tajam ke arah Uki.

"Om, tapi saya butuh penjelasan. Kenapa Om tiba-tiba tidak merestui hubungan saya dan Zahra. Apa alasannya, Om?" tanya Uki lantang.

Wajah Dirgantara pun mulai berubah. Tegang dan panik. Entah alasan apalagi yang harus dikatakan Dirgantara agar anak lelakinya itu bisa mundur dan menjauh dari kehidupan Zahra.

"Saya nggak mau tahu dan saya tidak perlu menjelaskan apapun padamu. Mulai sekarang, jauhi Zahra! Pergi kamu sekarang. Cepat, pergi!" usir Dirgantara.

Uki pun memilih mengalah. Ia pergi meninggalkan kediaman Dirgantara yang tidak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Sejak malam itu, Uki pun tidak lagi mendatangi kediaman Zahra. Ia pasrah akan takdir Allah untuknya dan Zahra.

Uki pun dengan berat hati mengikuti kemauan ibunya yang menjodohkannya dengan Syifa - seorang dokter muda anak rekan bisnis Nyonya Citra.

...

Hari ini sesuai kesepakatan Citra dan Anggie yang hendak menjodohkan anak-anaknya itu bertemu di rumah Citra. Dengan berat hati, Uki pun mencoba berdamai dengan keadaannya yang sekarang.

"Itu pasti mereka!" ucap Citra. Citra pun mengajak Uki membuka pintu untuk menyambut kedatangan sahabat dan putrinya itu.

"Iya, Ma."

Benar saja dugaan Citra. Anggie dan Syifa yang datang. Citra yang telah lama tak bertemu sahabatnya sejak SMA itu sampai lupa ada dua anak muda yang tengah saling diam.

"Oh ya, sampai lupa. Uki, kamu ajak Syifa jalan-jalan ya. Dia kan baru balik dari London, cari suasana enaklah buat kalian ngobrol. Ayo, sana!" suruh Citra.

"Ayo!"

Uki dan Syifa akhirnya naik ke mobil putih Pajero milik Uki. Mobil mewah yang sebenarnya telah ia siapkan untuk menikmati hidup barunya dengan Zahra. Sayangnya, Allah punya kehendak lain.

Di dalam perjalanan, Uki lebih banyak diam dan hanya fokus membawa kendaraannya di tengah jalanan ibukota yang sedang lengang.

"Mas, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Syifa.

Bukan tanpa sebab ia mempertanyakan hal itu. Karena Syifa melihat sikap Uki yang begitu dingin dengannya. Timbul sebuah pertanyaan. Mungkinkah Uki telah memiliki hubungan dengan wanita lain dan tidak menerima perjodohan dengannya.

"Iya, aku sudah punya pacar." Uki pun menjawab pertanyaan itu dengan jujur. Walau sakit, Syifa mencoba menerimanya.

Wajah Syifa pun berubah. Ada rasa kecewa. Tapi, Syifa pun mempertanyakan kembali apa alasannya mau menerima perjodohan ini.

"Aku sangat mencintai Zahra. Tapi, entah kenapa tiba-tiba Mama dan Ayah Zahra tidak merestui kami. Padahal kami sudah merencanakan pernikahan. Aku terpaksa menerima perjodohan ini karena aku hanya ingin membahagiakan Mamaku!" jawab Uki tegas. Syifa pun kecewa.

Rasa kecewa itu ditelan Syifa. Ia pun memutuskan melepaskan Uki dan mengubur impiannya untuk menikah dengan pria tampan di sampingnya itu.

"Aku nggak bisa berhubungan sama orang yang belum selesai masalalunya. Turunkan aku di sini!" pekik Syifa.

Uki pun terpaksa menghentikan mobilnya karena Syifa mengancam akan melompat. Uki pun tidak ingin mengambil resiko. Ia pun tidak bisa mencegah kepergian dokter muda itu.

"Aku pulang aja deh!" gumam Uki. Uki pun langsung membawa kendaraannya kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Citra dan Anggie dikejutkan dengan kepulangan Uki seorang diri tanpa ada Syifa. Anggie pun mempertanyakan keberadaan sang putri.

"Syifa ke mana?"

"Maaf, Ma, Tante. Syifa tadi minta pulang. Dia nggak mau aku antar. Tadi kami ...." jawab Uki.

Anggie yang kecewa dan marah pada Uki dan Citra langsung memilih pergi begitu saja meninggalkan kediaman Citra.

"Uki, kamu ini gimana sih? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Citra.

"Enggak ada apa-apa, Ma. Aku hanya menjawab pertanyaan Syifa apa adanya," dalih Uki.

"Soal apa?"

"Uki, jawab Mama!"

Setelah Uki menghela napas panjang, akhirnya Uki pun menjelaskan apa yang sudah terjadi. Dan Citra pun murka.

"Uki, jangan bilang kamu masih mencintai Zahra dan berharap hubungan kalian bisa Mama restui. Enggak akan pernah!" jawab Citra. Uki pun kembali mempertanyakan apa alasannya.

"Ma, apa sih sebenarnya yang membuat Mama dan Pak Dirga tidak lagi merestui kami. Apa salah aku dan Zahra?"

"Jawab aku, Ma!"

"Ma, apa alasannya?"

bersambung ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    AKU KEHILANGANMU

    Hati Andri dalam dilema. Entah keputusan apa yang harus diambilnya sekarang. Desakan Citra kian hari kian besar. Membuatnya pusing, beberapa kerjaannya pun mulai kacau."Andri, kamu harus memilih. Tidak mungkin kamu terus menjalani keduanya. Itu sama saja kamu memberi harapan sama Tiara dan Citra. Kamu harus memilih!" ucap Teguh, sahabat lama Andri."Entahlah, Guh. Aku masih bingung. Aku juga tidak bisa meninggalkan Tiara. Dia sedang butuh aku. Aku nggak mungkin meninggalkan dia saat ini!" ucap Andri."Kalau gitu, tinggalkan Citra. Biarkan dia mencari pendamping hidup yang lain. Yang lebih mapan dan siap!" seru Teguh."Enggak. Tapi aku juga tidak bisa kehilangan Citra.Kamu tahu kan, kalau aku ...." ucap Andri terhenti."Kamu egois!"Dilema dua hati melanda Andri. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Teguh, tapi sepertinya ia juga belum siap memilih."Apa ini saatnya aku memilih?"....Citra akhirnya menerima permintaan paman dan tantenya untuk berkenalan dengan Hasyim. Seorang peng

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    TERJEBAK CINTA MANTAN

    Pada akhirnya Andri ingin membantu Tiara menemukan keluarga aslinya. Keluarga yang selama ini ia cari dan belum juga menemukan hasilnya. Tiara pun tidak tahu lagi, apa yang harus dilakukannya untuk menemukan mereka. Tiara mulai merasa bersalah. Setelah semua kejahatan yang dilakukannya, bahkan Andri masih mau membantunya."Andri, kenapa kamu masih mau membantuku?" tanya Tiara.Andri pun menatap mantan suaminya dengan tersenyum."Tiara, aku juga punya masalalu yang kelam. Aku bukan hadir dari keluarga yang baik. Orangtua yang kamu kenal selama ini, bukanlah orangtua kandungku, Tiara!" ucap Andri lantang."Hah???"Andri dan Tiara sama-sama menarik nafas panjang. Mereka memiliki pemikirannya masing-masing. Andri kembali mengenang masa-masa di mana ia akhirnya tahu, siapa dirinya yang sebenarnya."Apa kamu mau bercerita sedikit saja padaku?" tanya Tiara hati-hati. Andri pun tersenyum tipis.Andri pun mengajak Tiara duduk. Tepat di depan jendela. Menatap langit malam yang dipenuhi cahaya

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    KECURIGAAN

    Tia dan Affan harus pasrah dengan takdir. Mereka bertemu kembali di saat Affan justru sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Anggia."Sayang, ini gimana?" tanya Anggia."Aku ikut kamu aja," jawab Affan.Affan, hatinya berkecamuk. Di satu sisi ia akan segera melangsungkan pernikahannya. Tapi, di sisi lain ia juga masih sangat mencintai Tia.Pernikahannya dengan Anggia bukanlah keinginannya. Ibu Laksmi yang meminta untuk menikah. Affan pun ingin membahagiakan ibunya, makanya ia tak menolak saat dijodohkan. Andai bisa jujur, ia tak ingin memikirkan soal pernikahan lagi setelah kepergian Tia.Namun, inilah jalannya. Tia justru yang akan menjadi event organizer dalam pernikahannya. Gaun pengantin pun hasil karyanya. Karya wanita yang sangat ia cintai.Anggia masih sibuk dengan gaun pengantinnya. Sedangkan Affan memilih untuk mengobrol dengan Tia di ruang kantor sambil memperhatikan Anggia."A- aku ....""Selamat ya, Van. Akhirnya kamu menikah. Aku doakan semoga kalian bahagia!" ucap Tia

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    PERTEMUAN

    Seminggu berlaluHari ini media sosial dihebohkan dengan berita penemuan mayat seorang wanita berparas cantik di sebuah perkebunan karet yang jauh dari rumah penduduk. Anggota tubuhnya telah terpotong menjadi beberapa bagian.Para warga pun mulai berkerumun ingin melihat mayat wanita cantik tersebut. Tetapi tidak ada satupun warga yang mengenalinya. Tidak ada satupun identitas mayat wanita cantik itu ditemukannya hingga akhirnya polisi menyatakan mayat itu tanpa identitas.Pihak berwajib dan para awak media mulai memberitakan dan menyebarkan wajah wanita itu dan berharap ada pihak keluarga yang melihat dan mengenalinya. Tetapi mereka hanya menyebar wajahnya saja tanpa berani menyebarkan bagian tubuh lainnya yang mulai membusuk. Sedikit lebih beruntung wajah mayat itu masih utuh, tidak ada luka hingga masih jelas untuk dikenali.Dua Minggu sudah berlalu mayat wanita itu berada di kamar jemazah RSUD. Tidak ada satupun orang yang menginformasi mengenali mayat wanita itu adalah anggota ke

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    MASUK PENJARA

    Raymon akhirnya membawa makanannya ke dalam ruang penyekapan. Ia pun melepaskan ikatan tangan ketiganya. Agar mereka bisa makan dengan leluasa."Aku harus bisa mengambil rambut anak ini," batinnya.Rosma, Laksmi dan Tia yang tengah kelaparan pun akhirnya lengah dan tidak tahu ketika Raymon mengambil sampel rambutnya. Karena merasa sudah mendapatkan apa yang diinginkannya, Raymon pun langsung keluar."Kenapa kamu tinggal?""Mereka itu hanya tangannya yang dibuka. Mau lari ke mana? Hanya lewat sini satu-satunya jalan mereka keluar. Diam aja deh!" pekik Raymon.Raymon mulai pecah kongsi dengan istrinya itu. Entah mengapa ia punya keyakinan yang kuat jika hasil tes DNA akan mengatakan jika Reyhan adalah darah dagingnya."Awas kamu, Arumi. Kalau sampai terbukti Reyhan anakku, aku pasti akan membawa dia pergi sejauh mungkin dari kehidupan kamu!" batin Raymon.Setelah cukup lama, Raymon pun kembali ke ruangan penyekapan. Tapi, di luar dugaannya jika ketiga wanita itu menghilang. Lantas, ke m

  • MENGANDUNG BENIH SELINGKUHAN    TES DNA

    Affan dan Uki pergi tanpa tujuan yang jelas. Mencari Ibu Laksmi dan Tia yang entah berada di mana. Kedua wanita penting dalam kehidupan Affan itu tiba-tiba menghilang begitu saja."Ya Allah, bantu aku agar bisa menemukan ibu dan Tia," batin Affan.Sebagai seorang anak, Affan sudah merasa gagal. Tidak bisa menjaga ibunya dengan baik. Bahkan yang ia pikirkan hanya kebahagiaannya sendiri. Hanya kepentingannya sendiri. "Ibu, Affan janji. Kalau ibu ketemu, Affan akan menuruti apapun kemauan ibu. Kalaupun Affan harus melepaskan Tia, Affan ikhlas, Bu ...." batin Affan. Tanpa sadar, airmata itu membasahi wajah Affan. Dia mulai tidak fokus menyetir. Bahkan saat Uki menegurnya agar berhati-hati, Affan pun hanya diam."Mas Affan stop!" teriak Uki."Astaghfirullah!"Affan yang pikirannya sedang kacau, tidak fokus membawa kendaraannya hingga nyaris saja menabrak penyeberang jalan."Mas, biar aku aja ya yang bawa mobilnya. Mas kayaknya lagi nggak fokus. Takut terjadi apa-apa malah nggak bisa cari

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status