Viyone mengelus kepala anaknya dengan lembut, menyampaikan rasa cinta dan pengertian. "Tidak perlu minta maaf, Sayang. Mama tidak menyalahkanmu. Kamu adalah kebanggaan mama," ucap Viyone dengan suara lembut. "Mama, Apakah Mama tidak membenciku?" tanya Chris dengan ekspresi sedih dan khawatir. Tersenyum hangat, Viyone menjawab, "Mama tidak pernah membencimu dan tidak punya alasan untuk membencimu." "Benarkah?" tanya Chris, matanya berbinar dengan harapan. "Iya, kamu adalah kesayangan mama dan harta yang paling berharga," jawab Viyone dengan senyum yang semakin lebar, mengusir kekhawatiran di hati anaknya. "Kalau begitu, Mama harus menghabiskan makanan ini!" kata Chris dengan antusias, seolah ingin membuktikan betapa ia mencintai ibunya. Ia membuka kotak makanan yang dia beli, menampilkan berbagai hidangan lezat di dalamnya. Viyone tersenyum melihat semangat anaknya, ia merasa bahagia dan bangga memiliki anak seperti Chris. "Kita akan makan bersama, ya!" kata Viyone.Chris member
Jeff dan Meliza sedang berbaring di atas ranjang, tubuh mereka memadu dengan penuh hasrat. Meliza menggigil ketika Jeff mencium lehernya, dan Jeff merasa tak pernah cukup dengan Meliza yang begitu menggoda. Mereka berdua seakan melupakan dunia di luar sana, termasuk Viyone, istri Jeff yang tengah berada di rumah sakit. Jeff yang terbuai dalam nikmatnya hubungan gelap dengan Meliza, hanya fokus pada wanita yang tengah ia rangkul saat ini. "Meliza, aku ingin kamu melahirkan banyak anak untukku," bisik Jeff pelan di telinga Meliza yang basah oleh keringat mereka berdua. "Tentu saja! Tapi, kamu harus menikahiku dulu. Setelah itu berapa pun anak yang kamu inginkan. Akan kuberikan," jawab Meliza dengan suara yang terputus-putus karena mendesah. Jeff tersenyum dengan puas, lalu ia menghentikan aksinya sejenak, dan menatap Meliza dalam-dalam."Kenapa kamu tidak usir mereka? Seharusnya jangan membiarkan mereka pulang ke rumahmu," tanya Meliza penasaran. Jeff mengelus pipi Meliza dengan lem
Dengan pipinya yang dibanjiri air mata, Chris berlutut di hadapan pria dingin itu."Untuk apa kau berlutut, apakah kau ingin memohon padaku agar menerimamu? Itu tidak akan terjadi. Melihat wajahmu saja aku sudah jijik dan ingin muntah. Meliza akan melahirkan anak untukku. Bawa pakaianmu dan ibumu pergi dari sini!" ketus Jeff.Sambil mengusap air mata, Chris berkata," Aku tidak memohon agar diterima di sini," ucap Chris sambil menunduk." Aku hanya memohon Papa agar menerima mama. Tolong jangan mengusirnya. Kalau aku adalah penyebabnya, Maka biar aku saja yang pergi. Seperti yang papa katakan...Aku tidak pantas dilahirkan di dunia ini. Aku akan pergi asalkan Papa memberi kesempatan untuk mamaku!" Bukannya merasa simpati, Jeff justru tertawa lucu mendengar permohonan anak itu," Kamu ingin menjadi anak yang berbakti. Tapi, bagiku sudah tidak berguna. aku hanya membutuhkan Meliza bukan ibumu yang sudah cacat dan tidak bisa melahirkan. Kalau bukan karena niat busuknya. Tidak mungkin anak k
Viyone yang menunggu kepulangan putranya semakin cemas, Ia mondar mandir di kamarnya sambil menatap jam dinding yang telah menunjukan pukul 17.00"Kenapa sudah sore Chris belum pulang, Anakku!" ucapnya yang mulai cemas dan mengambil pakaiannya. Setelah menganti pakaian Viyone langsung pergi dari mencari anaknya.Satu jam kemudian.Viyone tiba di rumahnya dan menemukan baju miliknya dan Chris berserakan di luar bersama koper. Sementara Chris tidak terlihat sama sekali."Chris?" gumam Viyone dengan cemas dan melangkah menuju ke rumah itu. Saat pintu depan terkunci ia membuka dengan kunci yang dia bawa. Klek!" Pintu terbuka dan Viyone pun masuk dan mencari keberadaan putranya"Chris! Chris!" teriak Viyone mencari di ruangan tengah hingga ke bagian dapur dan ruang makan. Karena tidak mendapati keberadaan anaknya ia pun sambil berteriak dan berlari ke lantai atas."Chris! Chris!" teriak Viyone yang menuju ke kamar anaknya itu. Wajahnya semakin cemas dan takut karena tidak melihat anaknya d
Suasana di kamar Jeff dan Meliza begitu panas dan bergairah. Keduanya terlarut dalam pesona cinta terlarang yang mereka jalani. Desahan dan erangan mereka menggema di sepanjang lorong, mencapai telinga Viyone yang terpaku di luar kamar. Emosi bercampur aduk dalam hati Viyone, marah, benci, dan kekecewaan. Tangannya semakin erat memegang gagang pisau sayur yang ia bawa. Merasa tak tahan lagi, Viyone membuka pintu kamar dengan perlahan. Ia menemukan pemandangan yang tak pernah ia bayangkan seumur hidupnya. Di hadapannya, suaminya, Jeff, tengah menikmati tubuh Meliza yang mempesona. Hatinya hancur, namun kemarahan yang membara mendorongnya untuk bertindak. Terutama putranya yang dikatakan telah meninggal. Membuat Viyone tidak bisa menahan emosinya lagi. Dengan langkah pasti, Viyone mendekati Jeff dan menepuk pundaknya. Kedua pasangan yang tengah bersenang-senang itu langsung terkejut, Meliza menjerit ketakutan saat melihat pisau yang dipegang Viyone. "Apa yang kau lakukan?" tanya Jef
Para pejalan kaki yang di sana segera berlari menghampirinya. "Di mana keluarga anak ini?" tanya salah satu pejalan kaki."Anak ini mengalami luka-luka fisik, lebih baik kita bawa ke rumah sakit dulu!" jawab seorang pria berpostur besar.Di sisi lain Wilson telah mengetahui berita tersebut, Ia berada di mansion dan ditemani oleh Nick dan Elvis."Apa yang terjadi? Bukankah wanita itu masih dirawat di rumah sakit." ujar Elvis.Wilson langsung bangkit dan memberi perintah kepada pengawalnya," Nick, datangi lokasi kejadian dan rumahnya. Cari bukti sebelum polisi!" "Baik, Bos," jawab Nick yang beranjak dari sana. Begitu juga Wilson langsung menuju ke rumah sakit menemui Chris.Di saat yang sama Wilson yang dan anggotanya ingin melangkah menuju ke pintu utama, Langkah mereka dihentikan oleh Vic yang juga berada di ruang tamu dengan ditemani pengawal pribadinya, Luis."Papa, mau ke mana?" tanya Vic yang duduk di lantai sedang bermain dengan berbagai macam mainannya."Papa ada urusan sebent
Malam itu, Nick menyelinap masuk ke rumah keluarga Hamilton, dengan hati-hati ia berjalan di lorong gelap. Ia tahu betul, tugas ini merupakan langkah krusial untuk mengungkap kebenaran tentang apa yang terjadi pada Chris. Nick menemukan ruangan pribadi Jeff dan masuk ke dalamnya. Di dalam ruangan itu, ia menemukan laptop Jeff yang tergeletak di atas meja kerja. Dengan sigap, ia menyalakannya dan mulai mencari bukti yang dibutuhkan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan adegan kekerasan yang dilakukan Jeff terhadap Chris. Mata Nick membelalak, penuh kemarahan, ketika menyaksikan betapa kejamnya Jeff berlaku. "Sungguh keterlaluan, sepertinya aku harus mencari cara membalasmu," gumam Nick dengan suara lirih, namun penuh niat balas dendam. Tangannya mengepal erat, seolah ingin menghajar Jeff di tempat itu juga. Namun, ia tahu bahwa sekarang bukan waktunya untuk bertindak gegabah.Dengan hati-hati, Nick menyalin bukti tersebut ke dalam flashdisk yan
"Kau sudah salah menyakiti orang," jawab Nick dengan suara yang dingin dan tajam. "Apa yang aku lakukan malam ini hanya peringatan untukmu. Pembalasan untuk seseorang yang telah kau sakiti." Dalam sekejap, Nick melangkah mendekati Jeff dan menikam bagian pusaka Jeff dengan pisau yang digenggamnya. Jeff merasakan nyeri yang luar biasa, namun sebelum dia bisa berteriak, Nick segera membekap mulutnya. Darah mengalir deras dari luka Jeff, mengotori sprei ranjang dengan warna merah pekat. Wajah Jeff memerah karena menahan rasa sakit yang amat sangat, sementara Nick terus menatapnya dengan tatapan dingin dan penuh kebencian. "Pria brengsek seperti kamu, harus hancur secara perlahan," bisik Nick dengan nada mengancam, sambil menikam berulang kali pada pusaka Jeff yang baru dijahit.Jeff menahan sakit dan mengenggam erat sprei dengan kedua tangannya. Sakit yang dia rasakan tak bisa dibayangkan lagi. Sesaat kemudian ia tidak sadarkan diri. Nick melepaskan tangannya dan meninggalkan kamar it