Share

KEMARAHAN SANG KAKAK

"Mau apa pulang, Mas?" ketus wanita itu. Amarahnya rupanya belum hilang sepenuhnya.

Hanif sudah menduga, kemarahan Santi kali ini memang tidak main-main. Maka dia pun sudah siap dengan apa yang akan ditemuinya di rumah hari ini.

"San, jangan bicara begitu. Hanif kan masih suami kamu. Nggak apa apa kan dia pulang." Bu Ranti tiba-tiba muncul dari ruang tengah sebelum Hanif sempat menanggapi perkataan istrinya.

Tanpa ingin berkata-kata lagi, Santi segera pergi meninggalkan ruang tamu untuk masuk ke dalam kamarnya. Wajahnya terlihat masih begitu kesal.

"Baru pulang, Nif?" tanya bu Ranti sedikit kaku.

"Iya, Bu. Hanif dan Dinda sudah tahu siapa pelakunya."

Terdengar helaan nafas berat bu Ranti mendengar informasi dari menantunya.

"Duduklah dulu, Nif. Ibu bikinkan minum untuk kamu," kata ibu mertuanya, merasa kasihan melihat menantunya pulang tanpa sambutan baik dari sang istri.

"Tidak usah, Bu. Biar nanti Hanif bikin sendiri saja," tolak Hanif halus

"Nggak apa-apa. Duduklah du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status