Home / All / Bangkitnya Sang Ahli Pedang / Anak yang Tersadar

Share

Bangkitnya Sang Ahli Pedang
Bangkitnya Sang Ahli Pedang
Author: Viens Aisling

Anak yang Tersadar

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2021-09-28 10:41:54

“Dasar, gembel ini!“ Dia membuka ritsleting celana sekolahnya.

Samar-samar mataku memandang apa yang akan dia lakukan. Tanganku mengepal, siap menerima perlakuan yang dilakukan. Kenapa aku selalu sial, padahal aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Hanya karena aku seorang anak yatim piatu mereka menindasku, bahkan mereka yang melihatku tidak membantu. 

Rasa hangat dari pipis yang dia siramkan padaku serasa membakar diriku, aku hanya bisa mengeram. Akan tetapi, bau dari pipis seorang perokok dan kurang minum ini yang benar-benar membuatku muntah.  Bahkan mereka tidak membiarkanku menyelesaikan muntah. Satu dari mereka menerjang tubuhku dengan kuat. 

“Ugh ....” Aku mengerang kuat, kepalaku berputar-putar, tanpa sadar air mataku mengalir. 

“Hei, kau gembel! Seharusnya bersyukur dengan anugerah yang kuberikan ini.” Dia tertawa kejam. 

Plak! 

Kepalaku ditampar oleh dia lagi. Aku semakin tertunduk. 

“Kalau kau memohon pada kami, kami mungkin akan membebaskanmu.” Mereka berdua tertawa. 

Aku tidak mungkin memohon maaf dengan menjilati sepatu mereka—kedua sampah ini. Bahkan kata maaf dariku saja tidak pantas untuk mereka. 

“A-aku tidak mau.”

Dia menatap tajam, seolah kedua bola matanya akan keluar. Bibirnya membentuk sudut yang mengerikan. 

“Dasar, gembel busuk! Mati!”

“Mati! Mati kau!”

Aku melindungi tubuhku yang diinjak-injak oleh mereka. Kalau begini, aku bisa benar-benar mati. Tubuhku lunglai, napasku berat dan suara pun tidak bisa keluar. Dengan penglihatan samar, aku pun terjatuh dan semuanya menjadi gelap. Hanya terdengar suara-suara pelan dari mereka yang mempertanyakan apakah aku sudah mati? 

**

Katanya, akan ada kehidupan setelah kematian. Kehidupan yang mungkin saja baik atau mungkin saja buruk untukmu. Saat aku membuka mataku untuk kali pertama, aku berpikir kehidupan baik yang akan mulai terjadi padaku. 

Mungkin ini mimpi? Tidak. Minuman yang kupegang ini terasa dingin dan nyata. Bagaimana bisa senyata ini? 

Aku ingat, terakhir kali ketika mataku masih terbuka, aku sedang mereka pukuli dengan brutal. 

Aku meremas gelas tanpa sadar dan gelas itu pecah. Aku tersadar kembali. 

Ini nyata. 

Lihat apa yang telah kuperbuat ini? 

“Di mana aku? Apa ini surga?”

Tepat saat aku mengucapkan itu, seorang pelayanan tua dengan gaya yang sangat klasik masuk. Mukanya terlihat bingung saat memperhatikanku.

Namun, seharusnya yang bingung di sini adalah aku. Apa mereka menculikku? 

“Ada apa, Tuan Muda?” tanyanya sedikit ragu. 

Ah, tuan muda. Aku memang hidup kaya dulu, punya pelayan, tetapi tidak satu pun dari mereka memanggilku tuan muda. 

Tunggu! Bahasa apa ini? Ini bahasa yang sangat baru kudengar. Dan ... dan hebatnya lagi aku memahaminya. Aku mulai takut dengan kewarasanku sendiri. Apa karena benturan di kepalaku, aku menjadi sedikit gila?

“Aku di mana?” Aku dengan ragu bertanya. Ah, aku bisa berbicara bahasa yang sama. Secara spontan aku memegang mulutku.

Wajah pelayanan itu masih terlihat kebingungan.

“Anda ada di ruangan Anda, Tuan Muda.”

Aku lebih bingung dari sebelumnya. Seumur hidupku, aku tidak punya ruangan seklasik ini. Sungguh interior yang bisa membuat kagum, kuno dan elegan. 

Aku melirik ke mana-mana, tepat di sudut kiri bawahku, aku melihat bayangan terpantul. 

Wajah siapa ini!? 

Aku memegang wajahku dengan kasar. 

Ini sungguh aku? 

Bagaimana bisa kulitku semulus ini? Rambut berwarna blonde, bibir tebal yang sexy, serta rahang yang tajam. Sorot mata ini, aku tidak punya. Ini sorot mata seorang predator. 

Aku menelan ludah. 

“Bisa kau ambilkan cermin?”

Aku ingin memastikan lagi. Namun, semua keraguan tadi adalah kenyataan. Ini adalah aku dengan wajah yang tidak kukenal.

“A-ku ... siapa aku?!” teriakku. 

Pelayanan itu dengan panik melihatku yang histeris. Dia memanggil bantuan dengan tergesa-gesa. 

**

 Akion Naal Sanktessy. 

Itu namaku. Seorang anak kedua dari Baron Sanktessy, yang tinggal di wilayah penuh dengan hutan kegelapan. 

Dikenal sebagai swordmaster termuda, mendapatkan gelar itu pada umur enam belas tahun—orang yang ditakuti. 

Nama lainnya adalah monster dari wilayah tandus, dengan tatapannya yang dingin, orang-orang bisa langsung pingsan

“Bagaimana dengan anakku?” 

Lelaki dengan wajah tegang itu pasti ayah dari Akion. Dia bertanya pada sosok berbaju hitam yang tadi mengobatiku. 

“Kondisi Tuan Muda baik-baik saja. Hanya saja, sepertinya dia sedikit mengalami hilang ingatan.”

Dia menelan ludah dan memegang kedua pundakku secepat mungkin. “Bagaimana bisa?”

“Apa kau ingat ini Ayah?”

“Ayah?” 

“Oh, tidak! Sialan!” makinya dengan raut wajah kecewa. 

“Bastian, tolong antarkan Tuan Penyihir pulang. Dan, kau tahu apa yang harus diperbuat, ‘kan?”

Pelayanan tua yang dipanggil Bastian itu mengangguk. 

“Jangan sampai informasi ini bocor ke kekaisaran.”

“Baik, Tuan.” Bastian pamit untuk mengantar Tuan Penyihir. 

Setelah hanya kami berdua yang tinggal, wajah ayahku berubah menjadi wajah penuh frustrasi. 

“Aku akan menghancurkan cermin sialan itu,” omelnya, “karena dia jatuh menimpamu, kau kehilangan ingatan!”

“Bagaimana nasib kita?”

“Ah, apa kita kirim saja Harzem? Ah, tidak, tidak, Harzem itu bodoh.”

“Renia itu perempuan.” Dia mengoceh sendiri. 

Matanya melirik padaku, rasa frustrasinya meluap. 

“Ayah akan memikirkannya. Kau tenanglah di sini. “ Dia menatap dalam mataku kembali. “Jika butuh apa pun, panggil saja Bastian.”

Ayah Akion tersenyum kaku. Kemudian, pergi ke luar meninggalkanku dengan sejuta tanda tanya.

BERSAMBUNG•••

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Moedz
Bagus mantap
goodnovel comment avatar
Agus Sutikno
nama2nya....agak sulit
goodnovel comment avatar
Sastra Bengkut
up ny macet ngga kakak2?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Burung Orang Suci

    Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Sombong

    Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Ketiga

    Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Whits Hole

    Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Eganor

    Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Serangan Kejutan

    Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status