ホーム / 全て / Bangkitnya Sang Ahli Pedang / Aku Seorang Swordmaster

共有

Aku Seorang Swordmaster

作者: Viens Aisling
last update 最終更新日: 2021-09-28 11:12:18

Aku sudah paham. 

Mungkin ini yang disebut isekai.  Aku ini murid SMA kelas dua biasa, seorang yatim piatu baru yang ditipu oleh pamannya sendiri. Alih-alih berperan sebagai wali, dia malah mengambil semua hartaku. Kemudian, anaknya yang sama sampah seperti dirinya, menindasku di sekolah.

Dia yang menyebabkan aku mati. 

Leon Wijayah, namaku sebelumnya  saat di bumi. Berbeda dengan namaku yang terkesan kuat dan berani, aku hanyalah anak dengan tubuh lemah, dan kurus. Membuat mereka gampang sekali menyiksaku

Lantas saat ini, aku masuk ke tubuh seorang anak yang sama denganku, umurnya tujuh belas tahun. Dia tertimpa cermin peninggalan leluhurnya, saat benda itu akan dipindahkan. 

Nama cermin itu Mirror of Dope. 

Akion sudah dikenal sebagai ahli pedang jenius, seorang  swordmaster termuda di seluruh benua. Walaupun wajahnya terlihat kejam, tetapi tidak bisa kupungkiri kalau wajah ini seratus kali lebih tampan dariku di bumi. 

Akion berhasil menjadi swordmaster termuda. Kemampuan yang tidak disangka-sangka terlahir dari keluarga Baron miskin pada umurnya yang ke enam belas tahun

Bahkan, aku sendiri takjub dengan prestasinya itu.

Karena itu kekaisaran dan bangsawan lain menyimpan kekhawatiran pada Keluarga Baron, khususnya Akion. 

Baron adalah gelar bangsawan yang rendah. Apalagi Baron Sanktessy bukanlah Baron dengan wilayah kekuasaan yang makmur, kaya, dan luas. Hanya dipenuhi dengan hutan kegelapan dan penuh monster

Sehingga banyak dari pihak mereka yang awalnya menjauhi keluarga Baron Sanktessy mendekat, bukan hanya untuk berteman, bekerja sama, tetapi juga untuk menghancurkan keluarga ini. 

Aku meminum kopiku seteguk. 

Wah, rasa yang luar biasa enak. Padahal waktu aku di bumi, aku tidak bisa menikmati kopi pahit ini. Mungkin, inilah rasa kejantanan yang hanya orang-orang jantan menyukainya. 

Aku tertawa dalam hati. Akan tetapi, tanpa sadar sudut bibirku terangkat sebelah. 

“Maaf, Tuan Akion. Apa aku melakukan kesalahan?“ Kesatria muda bernama Levian itu khawatir. 

“Hahah, tidak.”

Tubuhnya  merinding. Sepertinya aku tahu kenapa.

Aku melihat ke arah lain, aku lupa wajah ini menakutkan bagi mereka. Wajah yang terlalu serius. 

“Levian, kau sudah bersama denganku berapa lama?”

“Sejak Anda berumur sepuluh tahun, Tuan Akion.” jawabnya dengan tenang. 

Berarti sekarang umurnya 27 tahun. 

“Bagaimana dengan keahlian berpedangku sekarang?”

“Walaupun tetap memesona, masih ada kekurangan di dalamnya.”

Aku mengangguk. 

Baru sebulan aku di sini, aku mempelajari apa pun yang mereka berikan. Tubuh dan otak ini mengingatnya dengan baik. Namun, entah kenapa, aku selalu merasa ada yang kurang. 

“Apa yang kurang itu, Levian?” Sorot mataku berubah tajam kembali. 

Dia menelan ludah selembut mungkin, terlihat sepertinya dia tidak mau aku tahu. Dia sedikit khawatir salah menjawab dan menyebabkan aku tersinggung.

“Ketajaman serangan Anda, Tuan Muda.”

Dia ragu melirikku. 

“Serangan Anda selalu tajam sebelumnya dan kerusakan yang diberikan itu luar biasa. Bahkan, gunung pun bisa terbelah saat Anda mengayunkan pedang .”

Aku mengangkat alis karena kaget. Apa dia memang sekuat itu? 

“Dan, Anda tidak ragu-ragu dalam bertarung. Seperti kemarin ....” Dia berhenti mengatakannya, seolah takut akan responsku. 

Ya, aku tahu. Kemarin, rumah Keluarga Baron diserang oleh penyusup dan aku bahkan ragu-ragu untuk mematahkan tangannya. 

“Tenanglah, Levian! Aku tahu, aku memang ragu kemarin.”

“Tuan Akion, Anda harus ingat, banyak keluarga yang menyerang  keluarga ini. Menghancurkan seorang swordmaster seperti Tuan Muda adalah kesenangan bagi mereka.”

Aku menghela napas pendek dan memberikannya berkas yang telah kubaca. Membaca sejarah kekaisaran dan mengenal semua struktur bangsawan itu melelahkan. 

Aku tidak menyangka, makhluk sempurna sepertimu—Akion, sungguh ada. 

“Tuan Muda Akion, waktu kita hanya  tersisa kurang dari enam bulan lagi. Perwakilan dari masing-masing bangsawan akan berkumpul di kekaisaran. Jika kekuatan Anda masih seperti ini  dan mereka  tahu Anda hilang ingatan, maka serangan yang datang akan lebih parah dari kemarin.”

Aku setuju dengan itu. Bukankah mereka sekelompok sampah yang tidak mau mengakui kehebatan Akion. 

Akion, kau itu berkah. Namun, mereka memperlakukannya seperti penjahat. Sungguh sampah ada di mana-mana. 

Aku mematahkan pena dengan kesal. 

Levian hanya diam. 

**

Baik Levian maupun Bastian, keduanya sudah setuju bahwa sekarang untukku tampil di muka umum kembali. Selama ini, aku menghindari kerumunan. Aku hanya bertemu beberapa pelayan, keluargaku dan Levian. 

Berpura-pura sibuk, tetapi memang nyatanya aku sibuk, sih. 

Akhirnya, tiba waktuku muncul kembali di depan pasukan yang Akion punya. Ya, sebenarnya ini kali pertama untukku. 

Jantungku deg-degan. Bagaimanapun juga mereka adalah kesatria yang terlatih. Apakah mereka tahu aku hanya berpura-pura menjadi Akion? 

Ah, tidak mungkin. 

Aku sudah berdiri di depan mereka. Keringat yang membasahi tubuh kekar mereka sungguh menjelaskan betapa keras mereka berlatih. 

Aku memegang dada bidang Akion, dan mengaguminya tanpa sadar. Aku iri setiap kali melihat tubuh penuh bekas luka dan kekarnya. 

Ini tubuh yang sangat diimpikan di Bumi. 

“Tuan Muda, Anda harus membalas salam mereka.” Levian berbisik. 

Aku bahkan tidak sadar bahwa mereka telah mengucapkan salam padaku. 

“Salam bagi seluruh Prajurit Black Forest terhormat. Semoga dalam kegelapan sekalipun, kita bersinar.”

Mereka mengangkat kepalanya bersamaan. 

Aku sudah diberi tahu bahwa, kebanyakan dari kesatria di sini bukanlah berasal dari keturunan kesatria. Hanya berasal dari masyarakat umumnya, seperti petani, seorang pekerja kasar atau anak yatim piatu. 

Akion tidak pernah menganggap asal usul itu penting. Yang paling utama adalah kerja kerasmu, kemampuanmu, dan loyalitasmu. 

Maka dengan janji yang saling dijaga, Akion mengajar mereka dengan keras. Beberapa menganggapnya neraka. 

Ah, lihat itu! Cara mereka mengayunkan pedangnya, mataku melirik tajam, tubuh dan ingatan ini merespons sebuah kesalahan yang mereka buat. 

Aku mengambil tongkat kayu. Levian hanya memerhatikan. 

“Siapa namamu?” Aku sudah berdiri di hadapannya. 

“Harry dari pasukan kedua, angkatan pertama, Tuan Akion.” Dia menjawab dengan kuat, ada getaran ketakutan yang kurasakan. 

“Harry, apa kau pikir kau bisa mengalahkan monster dengan keahlian berpedang seperti itu?” 

“Saya akan berusaha, Tuan Akion”

Aku sedikit tertawa. Itu menyeramkan. 

“Aku tidak ingin kau mati muda.” 

Sepertinya Akion dan Harry umurnya tidak jauh berbeda. 

“Lebarkan kuda-kudamu, jika fondasi bawahmu serapuh itu, bagaimana kau bisa menahan gerakan pedangmu saat beradu?” Aku memukulkan pelan pedang kayuku ke kedua kaki Harry. 

Harry melakukan apa yang kuperintahkan. 

“Apa kau malu?”

Harry terlihat kebingungan. 

“Angkat tanganmu yang lebar, letakan jari-jarimu pada pegangan pedang. Tekankan bahwa kau akan mati.”

Aku menatap tajam. 

Harry dengan panik mengulangi apa yang kuarahkan. Tidak mudah awalnya baginya untuk menyelaraskan gerakan denganku. 

Hasilnya, dia takjub sendiri dengan kekuatan penghancur yang dia hasilkan. 

Aku tersenyum. Levian yang menghampiriku tadi, terlihat khawatir karena semua pasukan sedang melihat sikap lain dari tuan muda mereka yang mempunyai sisi manis.

BERSAMBUNG••••

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (3)
goodnovel comment avatar
Daniel Silalahi
mantap nih
goodnovel comment avatar
Agus Sutikno
mulai seru nih
goodnovel comment avatar
austinsteve4843
lamanya update bab baru ...
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Burung Orang Suci

    Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Sombong

    Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Ketiga

    Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Whits Hole

    Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Eganor

    Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Serangan Kejutan

    Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Countess

    Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kami Juga Berkembang

    Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kau Diam Saja!

    Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status