Share

Bab 44

Azan maghrib berkumandang, Alif maupun Tiara tengah bersiap-siap menunaikan salat. Tiara yang merasa tubuhnya tiba-tiba lemas, setelah mengambil wudhu memutuskan untuk salat sembari duduk. Tiga Rakaat. Rakaat terakhir, sebelum kemudian ditutup salam. 

"Mbak, aku ke Ibu dulu, ya?" Alif melongok dari celah pintu yang terbuka. 

Tiara tengah melipat mukenah. Dia tak sabar ingin membaringkan badan. Mendadak perutnya mual dan kepalanya pening. Ah, setiap malam datang, penyakit itupun ikut datang.

"Nggak ada titipan lain?" Alif masih di sana.

Sadar Alif masih mengamatinya, buru-buru Tiara menyembunyikan wajah kesakitannya. Seulas senyum dia untai. Jangan sampai Alif curiga jika dia merasa kesakitan. Yang ada Alif akan melapor pada Sri, dan berujung penutupan toko, karena Sri pasti panik dan memilih pulang. 

"Sama teh panas, ya," ujar Tiara.

Alif mengudarakan ibu jari lantas bergegas pergi. Setelah Alif pergi, Tiara tak lagi berpura-p

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status