Masih di kediaman utama Yavuz,Ruang makan,Jelang makan malam."Fuhhhhh," Jessica terlihat menghela pelan dan berat nafas nya untuk beberapa waktu, sungguh rumit rasanya tinggal di tempat asing dan rumah laki-laki yang cukup membuat nya gelisah dan takut.Bukan karena apa tapi kesannya aneh saat dia berpikir tinggal dirumah orang yang baru dikenalnya beberapa minggu ini Sejenak Jessica menatap kearah Yavuz yang terlihat bergerak menuju ke arah dirinya, ini adalah pertama kalinya mereka berdua duduk di kursi pada meja makan bersama.Selama dia tinggal di kediaman laki-laki tersebut, mereka belum pernah melakukan nya dan rasanya agak canggung memang belum lagi karena dia tidak terbiasa bersama laki-laki dari luar untuk menikmati makan malam kecuali didalam keluarga Hillatop. Ahhhh tiba-tiba Jessica merindukan semua orang dari keluarga Hillatop. Entahlah berapa lama waktu berlalu, Seolah-olah waktu berlalu begitu lamban dan lama, seringkali dia merindukan semua orang di keluarga tersebu
Tiba-tiba Jessica merasa sedikit gelisah, menatap Yavuz yang masih berdiri di samping nya, dimana laki-laki tersebut menyerahkan piring makanan ke arah dirinya dan menatap dalam wajah Jessica."Apakah itu genting mister?," Jessica bertanya hati-hati, takut salah bicara, menghadapi laki-laki sekelas kakak angkat nya Khan jelas rumit, laki-laki dengan karakter begitu sangat rumit untuk di pahami, bahkan mereka lebih suka membuat bergidik lawan bicara mereka.Meksipun Khan begitu hangat dan memperlakukan dia dan Tiffany dengan cara yang begitu lembut dan tidak pernah membentak mereka dalam banyak situasi, lebih melindungi ketimbang memaksa mereka agar dewasa, tapi Jessica tetap berusaha untuk tidak bergantung pada Khan, dia sadar lambat hari dia akan berpisah dari semua orang dan tidak mungkin bergantung pada laki-laki tersebut.Dan dia tidak tahu apakah Yavuz memiliki sifat yang sama seperti Khan, dingin diluar tapi begitu hangat didalam, meratukan kaum perempuan dan sangat menghormati
"Gila,' Yavuz mendengus tidak percaya.Mendengar ucapan Jessica dia ingat ingin tertawa terbahak-bahak, haruskah Yavuz membantah?!. Ah sudah lah dia tidak harus membela diri saat ini. Lupakan saja. Itu bagus pikir nya, saat Jessica berpikir yang aneh-aneh maka itu akan semakin mempermudah dirinya untuk menipu gadis tersebut dan mencengkram nya ke dalam genggaman Yavuz.Laki-laki itu membiarkan pemikiran gadis dihadapannya berkelana kemanapun yang gadis tersebut inginkan."Makan lah, setelah itu mari bicara," Yavuz berkata dengan tenang, memilih berdiri dari posisi duduknya dengan cepat, dia pada akhirnya kembali pada kursinya meninggalkan sisa tanda tanya di atas kepala Jessica. mungkinkah benar laki-laki terasa sebenarnya tidak normal? usia yang sangat terlalu matang bagi Jessica jika belum menikah, dia tidak tahu apa pekerjaan laki-laki tersebut tapi dilihat dari ukuran kediamannya yang sama persis seperti milik beberapa keluarga Hillatop dia jelas bisa menebak jika laki-laki itu ka
Yavuz buru-buru bergerak menuju ke arah depan ketika sang pelayan berkata ayahnya datang dan membuat sedikit keributan, Yavuz tahu laki-laki tua itu pasti sedang berusaha untuk mencari apa yang diinginkannya saat ini.Yavuz berpikir ini belum saatnya dan hal ini membuat kepalanya terasa berdenyut-denyut, laki-laki tua tersebut pasti sedang berusaha untuk mendesaknya, dan dia pikir laki-laki tua itu datang tidak dalam waktu yang benar dan baik dan lagi dia belum siap untuk melakukan hal yang Terus menjadi tekanannya belakangan ini."Laki-laki tua egois itu." Batin Yavuz.Begitu dia tiba bagian depan ruang tamu kediamannya, bisa dia lihat laki-laki tua tersebut bergerak di lantai atas dan mencoba untuk mencari apa yang ingin dicarinya, Yavuz dengan gerakan tergesa-gesa mencoba untuk ikut naik ke atas dan menyusul ayahnya.Baru saja dia melangkah beberapa langkah menuju ke lantai atas rupanya sang ayah bergegas turun dari lantai atas menuju ke lantai bawah, sepertinya ayahnya baru saja m
Kembali ke kediaman YavuzDi ruang utama Keluarga.Jessica membulatkan bola matanya mendengar ucapan wanita dihadapan nya tersebut, dia tampak bingung, sedikit gemetaran mendengar nya.Dan Yavuz seketika menegang saat dia mendengar satu suara yang sangat dia kenal memanggil namanya, bola matanya membulat dengan sempurna saat dia menatap sosok wanita yang berdiri di ambang antara pintu bagian ruang tengah menuju ke arah dapur."Mom?," bayangkan bagaimana ekspresi Yavuz ini.Kapan mommy nya masuk ke dalam rumah tersebut? dia pikir tidak melihat wanita itu masuk tadinya karena itu dia berusaha untuk mengejar langkah daddy nya, rupanya siapa sangka sang mommy bergerak dengan cepat menuju ke arah dapur lebih dulu seolah-olah tahu daerah mana saja yang seharusnya dia jelajahi untuk mencari tahu keberadaan seseorang di jam seperti ini.Saat wanita itu berkata Kau menyembunyikan calon istri mu di sini, dia sadar jika perempuan tersebut pasti telah menemukan dan melihat Jessica di belakang san
"Untie-," Jessica berharap wanita paruh baya yang memiliki wajah syahdu dan lembut tersebut tidak lagi memukul Yavuz, dia memohon agar wanita tersebut berhenti memukul Yavuz dengan kemoceng nya.Dan yah ditengah kekacauan yang terjadi cukup lama pada akhirnya mommy Yavuz menghentikan pukulan nya, seperti nya cukup merasa lelah dengan keadaan nya setelah memukul anak nya berkali-kali.Kini pandangan nya berpindah pada perempuan yang mencoba terus memegang lengan nya sejak tadi, dia melihat perempuan tersebut menatap nya dengan tatapan berkaca-kaca."Untie ini kesalahpahaman," Jessica bicara, menggelengkan kepalanya sembari tidak ingin melepaskan pegangannya pada Wanita tersebut.Mommy Yavuz tidak menjawab, dia menatap dalam wajah perempuan yang ada di hadapan nya tersebut untuk beberapa waktu, kemudian pandangan mata nya tertuju pada perut perempuan itu.Dia pikir Wajah gadis tersebut cantik dan terlihat pucat, mungkin karena kehamilan, tidak ada polesan apapun di wajah nya dengan paka
"Ada apa ini?," Jesica nyaris terkena serangan jantung saat mendengar apa yang diucapkan Yavuz barusan."Me..nikah?,' bibirnya bergetar, menatap Yayuz dan wanita dihadapan nya secara bergantian.Bisakah membayangkan bagaimana perasaan Jessica saat mendengar Yavuz berkata baiklah tadi, dia agak kehilangan kata-kata nya saat ini, mencoba mengerjap kan bola matanya berkali-kali.Tunggu dulu, kenapa jadi begini?!."Tapi...mis-," dia ingin berkata tapi mister namun Yavuz secepat kilat menutup mulutnya dan menarik diri nya agar menjauh dari sana, Jessica jelas saja terkejut dan mommy yavuz serta daddy nya langsung mengerutkan keningnya."Mom biarkan aku dan Jessica bicara sejenak," laki-laki tersebut bicara, mencoba meminta waktu pada mommy nya.Mendengar ucapan putra nya menbuat mommy Yavuz menaikkan ujung alisnya."Biarkan saja, kamu bisa berunding dengan nya soal tanggal pernikahan, jangan coba-coba membawa dia melarikan diri atau kabur," daddy Yavuz pada akhirnya bicara."Kali ini daddy
"Issi?," suara Yavuz kembali memecah keadaan.Pemikiran Jessica buyar, mereka kembali saling menatap antara satu dengan yang lainnya. Tiba-tiba saja laki-laki tersebut turun kebawah, membuat Jessica terkejut dimana Yavuz membiarkan telinga nya merapat pada perut Jessica, membuat gadis tersebut kembali menegang saat dia merasakan sentuhan diperut nya.Demi apapun tiba-tiba dia merasakan bayi didalam sana bergerak, menendang halus tapi cukup membuat kejutan luar biasa. Seolah-olah bayi nya menyambut kehadiran dan kehangatan yang diberikan Yavuz."Dia bergerak lagi, Issi," Yavuz bicara riang, merasakan sambutan dari anak nya didalam sana, terlalu bahagia, seolah-olah ingin sekali dia mencium perut Jessica saat ini tapi dia tidak mungkin melakukan nya dengan gegabah bukan?.Jessica mengangguk pelan, menundukkan kepalanya secara perlahan, entahlah kenapa rasanya begitu sedih, seolah-olah ini kali pertama dia diperlakukan dengan baik dalam kehamilan nya, dia memang butuh seseorang yang mema