Share

Caption I*

Mungkin emang takdir gue yang harus selalu sabar menghadapi sifat nggak peka lo itu.

Di atas motor yang sedang melaju dengan kencang, Naya memejamkan matanya sesekali menahan deru napas serta bunyi detak jantung yang sudah tidak pada keadaan normal. Tiba-tiba saja motor yang dikendarai oleh Fano mengerem mendadak hingga membuat tangan Naya refleks melingkar di pinggang Fano menahan diri agar tidak jatuh.

"Ngerem itu bilang-bilang dong." Ucap Naya yang langsung menarik tangannya di pinggang Fano. Sejak tadi itu adalah obrolan pertama mereka, mungkin Fano masih marah padanya tentang kejadian di sekolah itu.

Fano membuka kaca helm full face nya, "Salahin lampu merahnya lah kenapa datang tiba-tiba kayak hantu." Ketus Fano.

Naya mengangkat kepalanya dan melihat lampu merah yang membuat banyak orang terhenti dari perjalanannya.

"Sebenarnya untuk apa sih kita nungguin lampu merah Fan?"<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status