Share

Di Ambang Kematian

last update Last Updated: 2025-04-03 13:09:44

Hangat mentari dan suara bunyi burung di pagi hari membuat Rigel memejamkan kedua matanya sejenak. Saat ini ia berjalan di trotoar. Jalanan dan kota sangat sepi. Ia ingat jalan pinggiran kota Sariya tempatnya pernah berkerja ini.

"Aku kini melompat ke ingatan lamaku, saat setelah aku tiba di sini," ucap Rigel masih terjebak di alam bawah sadarnya.

Rigel berjalan sampai tiba di Klinik. Cuaca hari ini sangat bagus, Rigel ingat jika mentari hangat menyertainya. Saat itu Rigel baru saja pindah ke Klinik. Saat itu juga ia bertemu dengan Adriel, semula kedatangannya hanya membawa surat-surat dari pusat. Motor yang ia kendarai dibekali sebuah box besar yang berguna untuk menyimpan barang-barang antarannya. Rigel terpana dengan Adriel yang mau bekerja keras seperti itu padahal wajah dan bentuk fisiknya seperti Pangeran.

Ingatan ini membuat Rigel tersenyum dengan sipu merah pada kedua pipinya. Rigel yang baru tiba di klinik memilik duduk di anak tangga depan pintu kemudian memerhatikan Adrie
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Si Pesaing Cinta Berulah

    Kendrick dan Anna langsung merunduk. Mereka langsung merasakan seperti hantaman bom dahsyat yang mengenai kerumunan orang-orang terinfeksi itu dan Rigel terdiam melihat kekuatan dari suaminya."Ah aku berlebihan," ucap Adriel sembari menatap Rigel. "Ya kurasa itu cukup untuk menghabiskan sisa-sisa mereka," sahut Rigel karena pada nyatanya semuanya sudah sirna karena bantuan dari kekuatan Adriel. Rigel kini menghela napas. "Kini yang jadi masalah adalah mengapa mereka, bisa memasuki Zona Aman ini?" Rigel pun beranjak berjalan memasuki mobil.Adriel langsung meraih tangan Rigel. " Jadi bagaimana? kau mau kemana?" tanya Adriel."Tyre..." Rigel menjawab singkat sambil beranjak pergi. Adriel itu tahu jika Istri kesayangannya murka. Ia langsung ikut masuk ke dalam mobil. "Rig, aku tahu kau marah karena yang terinfeksi paling parah itu menyerang markas anak-anak tapi kau tidak bisa langsung murka pada mereka," ucap Adriel."Siapa lagi yang patut aku curigai jika bukan Harlan?" ketus Rigel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pilihan Resiko

    Rigel menguarkan energinya sendiri. Ia bersinar redam seperti bulan itu sendiri bersamaan dengan itu Pria itu mulai panik. "Tidak jangan lakukan itu!" teriak Si Pria. "Kenapa? Adriel bahkan sudah memberi izin untuk menghancurkan kenangan ini," celetuk Rigel. "Kau gila!" bentak Pria itu."Maafkan aku Ayah tapi ini adalah hidup kami," ucap Rigel dengan sendu senyumannya. Ia melakukan hal itu, dengan sengaja memurnikan kenangan Adriel atau menghapusnya. Saat Rigel membuka kedua matanya. Ia mendapati Adriel tidur diatas pangkuannya bahkan mereka masih didalam mobil. Rigel mengarahkan tangannya untuk membelai rambut pirang Adriel. Kini ia tahu semua masa lalu Adriel. Pria itu terbentuk dingin karena beban dan trauma masa kecilnya. Lamunan Rigel melayang jauh. Hari yang sudah berganti pagi. Berkas sinar mentari menelisik masuk dari jendela kaca. Saat itu Rigel merasakan jika tangannya digenggam oleh Adriel."Kau memiliki kebiasaan baru ya?" Adriel berucap sambil beranjak bangun. Ia memen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Merah Sesungguhnya

    "Kau gila!" bentak Rigel sambil menoleh ke arah suaminya itu. "Dia mencuci otakmu dari kecil, Void yang terbentuk itu adalah luka, dan ... wajar saja kau tak bisa mengendalikannya, jika saja kau tidak dicuci otaknya maka ruang hampa yang terus menyedot segala hal itu akan jadi sebaliknya," ucap Rigel menderu."Aku tidak mengerti," sahut Adriel."Kau, bilang pada Adriel jika kaulah orang yang selalu mendukung Adriel untuk membalas perbuatan orang tuanya sendiri," ucap Rigel. Pria itu tertawa cukup keras. Ia bahkan menggelengkan kepalanya. "Kau ... sungguh sesuatu, mengapa kau bisa tahu kejadian masa lalu dari kekasihmu itu, huh?" tawa Pria itu menggelegar.Rigel mengepalkan tangan kanannya. Tatapannya menajam dan murka. Saat tangannya melayang hendak melayangkan sebuah pukulan. Rigel sempat terdiam sejenak. "Sejak awal, kau ... sumber kemalangan dari setiap jiwa yang sudah tiada berkatmu," ucap Rigel.Adriel mendengar semua ucapan Rigel, kini ia sendiri mulai menyadari sesuatu. Adriel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Putri dari Sang Kemalangan

    "Dia seperti ayahku sendiri," sahut Adriel singkat. Kini Adriel jadi dingin. Kedua pandang mata biru indahnya juga jadi beku. "Selanjutnya, aku serahkan padamu Rigel, seperti yang pernah kukatakan padamu jika aku akan meninggalkanmu untuk beberapa saat kembali ke New Neoma," ucap Adriel hendak beranjak pergi. Rigel hanya bisa mematung. "Adriel!" pekik Rigel yang hanya bisa terdiam menatap Adriel yang tergesa-gesa langsung beranjak pergi meninggalkan markas. "Maafkan aku Rig, aku bukan mengabaikanmu hanya saja ... kau mengingatkanku dengan Pria itu," ucap Adriel terdiam didalam mobil. Ia meraba dadanya sendiri yang terasa berdenyut akan lonjakan kekuatannya yang mulai tak terkendali. Pemilik energi Void seperti Adriel bergantung pada kondisi mentalnya yang prima. Kini sekelilingnya mulai bergetar dengan guncangannya sendiri bahkan Adriel kini sudah berpeluh dengan keringat. Tak lama terdengar suara ketukan dari kaca jendela mobil. "Adriel, buka pintunya!" teriak Rigel dengan tatapa

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Awan Mendung, Hujan Sediakala

    "Kalian belum lihat jika dia berbicara dengan Cassiel, itu lebih lucu lagi," ledek Rigel.Adriel memerah. "I-itu karena Cassiel bayi, jadi aku harus bertingkah seperti bayi juga," sahut Adriel. Adriel segera mendeham untuk menjaga martabatnya sebagai Raja. Sebenarnya malu mengakui sikapnya jika bersama istri. "Jadi, kebetulan karena aku juga menjeguk kalian, aku ingin membicarakan sesuatu dengan tim kecil kita ini," ucap Adriel."Kalau begitu, mari kita masuk dulu, Sayang." Rigel menggandeng lengan Adriel sembari membawanya masuk ke dalam markas. Sikap keduanya membuat Anna terkekeh kecil sembari berlari menyusul Adriel dan Rigel. Kendrick semula hendak berjalan masuk juga namun sejenak ia menoleh mendapati Aki yang masih berdiam diri seolah memikirkan sesuatu."Kenapa? apa kau tidak mau masuk?" tanya Kendrick.Aki menggeleng. "Kenapa rumor miring mengenai Permaisuri seperti mencuci otak Master agar menjadi Permaisuri? kupikir dia bukanlah wanita seburuk itu," jawab Aki.Kendrick ter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi yang Terbaik

    Adriel menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa kau tiba-tiba bilang begitu?”“Karena ... kau tanpa sadar juga sudah jadi sosok ayah untuk mereka, melihatmu melindungi mereka dengan caramu bahkan dengan sengaja memmbebaskan Aki dari kebingungannya, merekrut Kendrick dan Anna yang berasal dari satu keluarga bangsawan yang sama, kurasa kau punya alasanmu sendiri,” ucap Rigel sambil tersenyum.Adriel mengangguk. “Jadi kau sudah mulai mengenal mereka,” ucap Adriel sambil senyum-senyum sendiri. Adriel kini menanggah menatap langit malam yang gelap namun perlip-perlip bintang bertaburan cerah. Tatapan kedua mata birunya menyendu tiba-tiba ketika menanggah menatap langit.Rigel menyadari tatapan itu. Ia langsung berdiri disebelah Adriel kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Adriel. "Kau melihat pantulan dirimu pada anak-anak itu, alasanmu menolong mereka adalah hal itu bukan?" terka Rigel. "Seperti biasa instingmu, intuisimu, ketepatan analisamu senantiasa benar," kekeh Adriel. Rigel tak mer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status