Riona mengunjungi Archilles saat sudah memastikan Yuan telah tidur di kamarnya. Kebiasaannya menjadi pengawal membuatnya selalu berhati-hati saat meninggalkan majikannya.
“Tuan Archilles, maaf mengganggu Anda malam-malam. Ini surat dari Yang mulia Raja Yuichi.” Riona menyerahkan sepucuk surat kepada Archilles lalu dia membuka surat itu.
Riona menunggu Archilles membaca sampai selesai surat dari raja Yuichi.
“Jadi kau memang Rosaline, Riona Blackrose nama samaranmu,” ucap Archilles.
“Benar,” jawab Riona.
“Berapa tingkat barrier mu sekarang?”
“Tujuh,” jawab singkat Riona.
Archilles memandang Riona, “Masih semuda ini sudah ti
Terimakasih sudah membaca novel ini, terus dukung penulis dengan meninggalkan jejak komentar dan gems, Selamat membaca.
Pagi hari di istana pangeran dikejutkan oleh utusan dari raja yang meminta pangeran untuk segera menghadap. Pagi yang damai mulai ribut karena hal itu. "Pangeran mau langsung menemui Yang mulia?" Riona bertanya sekaligus membantu menyiapkan pakaian Yuan. "Ya, tidak baik membuat Yang mulia menunggu," jawab Yuan sambil mengenakan mantelnya yang dibantu Riona. "Apa Anda ingin mengurai rambut Anda atau diikat?" Yuan melirik Riona, dia tidak pernah mengikat rambutnya. "Apa terlihat bagus jika diikat?" "Pangeran Yuasa sering mengikat rambutnya karena dia terlihat sangat cantik jika rambutnya diurai. Dia selalu kesal disebut cantik." Senyum merekah dari bibir Riona saat membicaraka
Archilles menemui Riona di kediaman pangeran, untuk membicarakan soal tato miliknya. Riona segera meninggalkan Yuan yang sedang bermain dengan Rocky. Mereka memainkan permainan dengan papan semacam catur. "Bagaimana?" tanya Riona. "Seperti dugaanku, cara ini cukup rumit. Kau harus mendapatkan daun dari pohon kehidupan. Tentunya di Ergions. Dan mereka tidak akan memberikannya dengan cuma-cuma. Itu hal yang sulit. Lalu Pangeran Yuan harus sudah memiliki roh tanah. Jika keduanya sudah ada, maka tato di tanganmu bisa hilang." Archilles menghela napas panjang. "Tapi semuanya tidak mudah, entahlah. Apakah lebih mudah membunuh Xavier atau menggunakan cara ini," lanjut Archilles. Pembicaraan mereka berhenti saat ada pengawal yang masuk ke kediaman pangeran untuk menyampaikan
Kereta kuda melaju dengan kencang, desiran angin terdengar dan udara di sekitar terasa berbeda, mereka telah memasuki kota, ramai kegiatan penduduk kota sangat kentara. lagi-lagi, angin terasa sangat berbeda, rasa nyaman yang menghanyutkan. “Perasaan apa ini, sangat nyaman. Apa seperti ini udara di wilayah bangsa kristal, nyaman,” ucap Raja Edward. dalam hati. Kereta kuda berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar. Raja Edward melihat bangunan itu, dominan warna putih dan pilar-pilar besar menghiasi tempat itu. “Yang mulia Raja Edward, silakan,” ucap seorang pelayan yang mempersilahkan ia untuk masuk. Pintu gerbang masuknya sangat besar, sepertinya monster ukuran raksasa muat masuk ke dalam gedung itu. Di dalam masih didominasi dengan warna putih. Pelayan men
Pintu dibuka dari luar, sosok gadis berambut ungu terlihat tersenyum. Dia membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan beberapa pelayan dengan nampan di tangan mereka. Hidangan berupa kue dan makanan kecil lainnya serta teko dan cangkir teh mulai di tata rapi di meja kedua raja tersebut. Kedua raja itu berhenti berbincang dan hanya memperhatikan saja kegiatan para pelayan. “Yang mulia, silahkan dinikmati makanan ringan untuk teman bersantai. Kalian sudah begitu lama berbincang jadi kurasa sedikit asupan akan membantu,” ucap Alma mempersilahkan keduanya menikmati hidangan yang telah tersedia. “Alma,” panggil Raja Yuichi yang tidak diperhatikan oleh si pemilik nama. “Eh, kenapa ada foto Pangeran Yuasa,” ucap Alma saat melihat pigura yang berisi foto Pangeran Yuas
Raja Yuichi yang tiba-tiba berlari setelah menghancurkan tunas yang melekat di leher Raja Edward dikejar oleh Raja Edward. Ia berlari sangat cepat lalu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. “Kemana?” Raja Edward terkejut dengan menghilangnya Raja Yuichi tepat di hadapannya. “Teleportasi,” jawab Alma, “Yang mulia silahkan masuk,” lanjut Alma mempersilahkan Raja Edward kembali ke ruangan. “Namamu Alma, benar?” “Ya, Yang mulia,” jawab Alma sopan. Raja Edward duduk di kursinya, lalu meminum teh yang ada di meja. masih hangat. “Alma, sepertinya kau mengetahui kisah Raja Yuichi dengan istriku, Erina. Bisakah kau menceritakannya?” Raja Edward memandang gadis berambut ungu terang itu.&n
Raja Yuichi sudah berada di hutan Onyx, tepat di depan Razen yang sudah bersiaga dengan kedatangannya. Mereka saling memandang, menyelidik, mencari celah atau apapun yang mungkin dimiliki lawan. “Jadi anda ayah dari rajaku, menarik sekali.” Razen sudah bersiap dengan tanaman rambatnya yang bergerak perlahan di belakang Raja Yuichi. “Ternyata benar, kau memata-matai Raja Edward.” “Benar sekali, saya sangat penasaran dengan latar belakang Tuan Muda, dia berbeda. Tapi, dari apa yang anda ceritakan akhirnya saya tahu mengapa dia memiliki dua kristal, ini sangat unik. kebangkitan raja kegelapan dengan dua kristal akan membawa kejayaan bagi dunia kami,” ucap Razen penuh pengharapan. “Dia masih terlalu kecil,” sahut Raja Yuichi.
Raja Edward segera memerintahkan pelayannya untuk mengabarkan bahwa perjalanan ke woodcliff direncanakan esok hari. Kabar yang segera tersampaikan kepada Yuan dan pengawalnya membuat mereka sibuk dengan segala persiapan untuk perjalannya. “Bagaimana persiapan?” tanya Archilles memeriksa perbekalan yang disiapkan pengawal Yuan. “Semua sudah siap, Tuan,” jawab pengawal Yuan. Archilles mencari Yuan dan Riona. Dan menemukan mereka sedang berkemas. “Sepertinya perjalanan akan menggunakan jalur darat, dan dilanjutkan melewati lautan. Semoga tidak terlambat sampai disana,” ucap Archilles. Dia sedikit khawatir dengan keberangkatan yang sudah tertunda beberapa hari. meskipun masih ada waktu tapi tidak baik jika sampai terlambat.
Kapal yang dinaiki Yui beserta teman-temannya telah sampai di wilayah kerajaan Woodcliff. Mereka harus melewati daerah Woodcliff untuk mencapai Ergions. tidak ada pelabuhan di Ergions sehingga hanya bisa dengan jalur darat saja untuk mencapai tempat tujuan mereka. “Sampai juga,” ucap Light terlihat senang melihat daratan. Dia berlari dan turun dari kapal segera setelah jangkar diturunkan. “Tunggu Light!” teriak Yui mengikuti Light turun dari kapal. mereka berdua sudah berlarian di dermaga. “Anak-anak memang lincah dan bersemangat ya,” ucap Adrian yang melihat kedua bocah itu. Semua kru kapal telah turun setelah menambatkan kapal, sesuai kesepakatan kapal akan tetap di sini sampai mereka kembali lagi. Yui dan Light berlari menuju pantai, pasir putih yang indah dan deburan ombak suasana yang menyenangkan. “Wah, langitnya cerah. Biru langit dan biru laut indah sekali.” Light memandang panorama di depannya. Yui du