Kota Shanxi juga menjadi pusat perguruan bela diri yang sangat terkenal di dunia persilatan yaitu perguruan Wu Tang dan Shaolin.
Perguruan Wu Tang berada di pusat kota Shanxi dan menempati area yang cukup luas. Kaisar Hong Wu tidak mengusik perguruan ini sama sekali walaupun berada dekat dengan wilayah Kota Kaisar yang berada di tengah Kota Shanxi. Perguruan Wu Tang lebih mengandalkan ilmu pedang daripada ilmu tangan kosong. Beberapa murid perguruan Wu Tang juga turut menjaga perbatasan Kota Shanxi sebagai tanda terima kasih terhadap Kaisar Hong Wu yang tidak mengusir dan merebut wilayah mereka begitu ibukota pindah ke kota ini.
Perguruan Shaolin lebih ke arah pinggiran kota dan menempati wilayah yang lebih luas daripada Perguruan Wu Tang. Wilayah Perguruan Shaolin bahkan menyentuh tembok perbatasan Kota Shanxi dengan Negeri Mongol. Untuk itu para Biksu Shaolin turut menjaga perdamaian di perbatasan Negeri Ming dengan Negeri Mongol ini.
Matahari bersinar dengan teriknya, tapi tampak seorang pemuda berjubah emas sedang menuju ke pintu gerbang perguruan Wu Tang tanpa merasa kepanasan dan berkeringat sama sekali padahal pakaiannya yang berjubah cukup membuat gerah pemakainya,. Penjaga gerbang langsung menghentikan langkah Ryu Zhen, yang membuat aura pembunuh Pendekar Naga Emas ini muncul dan menekan murid perguruan Wu Tang ini.
"BERHENTI!!!" teriak murid senior Perguruan Wu Tang yaang sudah bersiap dengan pedang di tangannya.
Ryu Zhen tersenyum dingin. Hawa pembunuh dan hawa es yang menusuk tulang menyebar ke sekeliling Pendekar Naga Emas ini. Murid senior Perguruan Wu Tang mulai tampak hampir membeku kedinginan oleh energi es Ryu Zhen sebelum sempat maju menyerang Pendekar Naga Emas ini. "Kalian bukan lawanku! Jangan sia-siakan nyawa kalian! Aku mengampuni kalian karena aku memandang suheng kalian yang merupakan sahabat terbaikku! Panggil saja Wu Shian ke sini kalau kalian tidak mau membiarkanku masuk ke dalam perguruan!"
Bukannya menuruti perkataan Ryu Zhen ... murid senior perguruan Wu Tang malahan mengepung Ryu Zhen dengan pedang di tangannya.
"Jangan bilang kalau aku yang cari gara-gara dengan Wu Tang Pay! Aku hanya mampir ke Ahli Pedang Wu Shian untuk menempa pedang baru yang lebih hebat, bukan untuk mencari keributan dengan Perguruan Wu Tang.
Pendekar Naga Emas ini mengeluarkan Pedang Naga Emas yang memancarkan kilau emas yang tajam. Hawa pedang dari kilau pedang ini laangsung memancar ke arah murd senior Wu Tang yang mengepung Ryu Zhen. Beberapa murud senior langsung terluka berat oleh hawa pedang yang seakan hidup ini.
"Ck! Aku tidak menyangka kalau kamu sudah sehebat ini, Pedang Naga Emas!" ujar Ryu Zhen terhadap pedang di tangan kanannya ini.
"Kurang ajar! Beraninya kau melukai murid Perguruan Wu Tang! Kami dilindungi oleh Kaisar ... mengacau di dalam Perguruan Wu Tang sama saja menentang Kaisar!" seru pemimpin murid senior penuh ancaman.
Ryu Zhen yang tidak merasa bersalah karena lemahnya beberapa murid junior Wu Tang ini sehingga terluka cukup parah oleh hawa Pedang Naga Emas. "Dewa saja aku tidak peduli, apalagi Kaisar!" serunya yang semakin membuat murid Wu Tang marah terhadapnya.
"Sombong sekali! Tidak ada yang berani mengacau di dalam Perguruan Wu Tang! Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya pemimpin murid senior Wu Tang.
"Kalian ini tuli atau budek? Sudah kubilang kalau aku ke sini mencari Ahli Pedang bernama Wu Shian yang juga suheng kalian! Panggil saja dia ke sini untuk menjelaskan semuanya maka aku tidak perlu melukai kalian!" sahut Ryu Zhen.
"Suheng Wu Shian tidak mungkin memiliki sahabat seperti dirimu yang kejam. Jadi, jangan bermimpi bisa bertemu suheng!" seru pemimpin murid senior Wu Tang.
"Kepung dia! Jangan berikan dia kesempatan untuk lolos! Hiaaat!"
Beberapa murid senior perguruan Wu Tang mulai maju menyerang Ryu Zhen yang juga memegang pedang.
TRANG!
KRAAK!
Bunyi pedang beradu sekaligus patah menunjukkan betapa kuat dan tajamnya Pedang Naga Emas setelah sekian lama tersimpan di dalam Lembah Naga Emas. Tanpa disadari oleh Zhou Shen dan Xiu Juan, Pedang Naga Emas menyerap hawa murni naga yang banyak tersebar di Lembah Naga Emas yang menambah kekuatan pedang ini.
Hanya dalam waktu sekejab saja, seluruh pedang murid senior Wu Tang patah jadi dua ketika beradu dengan Pedang Naga Emas.
HIAAAT!
Murid senior Wu Tang nekad maju menyerang Ryu Zhen hanya mengandalkan ilmu tinju Wu Tang yang juga terkenal selain ilmu pedangnya.
Tinju yang mengandung energi pedang sehingga tinju yang diarahkan terlihat bagaikan mata pedang yang siap menusuk lawan.
"Wah! Ilmu bela diri yang hebat! Sayangnya kalian bukanlah tandinganku!"
WUUUSSSH!
Hanya dengan kibasan tangan kanannya saja, seluruh murid Wu Tang terpental ke berbagai arah sebelum sempat menyentuhnya.
"Bagaimana, apa kalian masih tidak mau memanggil suheng kalian untuk menemuiku? Kalau begitu, aku akan masuk ke dalam!" kata Pendekar Naga Emas sambil melangkah masuk ke dalam perguruan Wu Tang tanpa mempedulikan apapun. Beberapa murid senior dan junior tidak ada yang berani lagi menghalangi langkah Ryu Zhen sampai dua bayangan dengan cepat melesat ke arahnya dan menghadang jalannya.
"Beraninya kau memasuki Perguruan Wu Tang dan membuat onar! Kamu cari mati telah membuat onar di Perguruan Wu Tang!" teriak salah satu bayangan ini.
Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk
Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek
Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga
Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang
“Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me
Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s