Tujuh belas tahun memendam hinaan dari teman teman sepantarannya karena tidak bisa berkultivasi. Xiao Chen akhirnya bangkit setelah mengalami kejadian yang membuat segel formasi kuat didalam meridiannya hancur. Kejadian ini bermula pada kabar kematian kedua orang tuanya, dan penyerangan terhadap kekaisarannya hingga tidak bersisa. Namun keberkahan, atau musibah yang dia alami? Karena setelah hal itu terjadi, segel yang mengunci meridiannya hancur, artefak yang dicari di seluruh benua Langit ternyata juga berada didalam tubuhnya? Membuktikan bahwa dia bukanlah sampah melainkan monster yang tengah bangkit, dan membawa sebuah jalan takdir dendam. Xiao Chen akhirnya memulai perjalanannya! “Apa itu Aula Langit? Aku tidak perduli apa tempat itu, yang pasti. Dimasa depan nanti akan ku injak tempat itu dengan kekuatanku!” Xiao Chen bersumpah.
View More“Ckckck! Lihatlah sampah itu, setiap hari datang ke altar kebangkitan... Kurasa urat malunya telah hilang!”
“Pelankan suaramu! Meski dia sampah, tapi dia adalah anak tunggal dari Kaisar Phoenix!” “Ciih! Apa gunanya menyandang gelar Pangeran tapi meridiannya telah dinyatakan cacat?!” Semua pemuda yang berada di sekitar altar kebangkitan darah keturunan membicarakan seorang pemuda tampan yang tengah mencoba peruntungannya. Meski kesal mendengar hinaan yang sama setiap hari, tapi Xiao Chen terus mencoba keberuntungannya. Namun, takdir selalu menolak keinginannya menjadi kultivator. Setiap kali dia datang ke altar kebangkitan, pasti dia gagal mengaktifkannya. Hingga saat ini, dia merasakan akan energi kuat melonjak dari dalam tubuhnya. ‘Apa aku akan berhasil?’ Xiao Chen bertanya pada dirinya sendiri. Akan tetapi tiba tiba matanya melotot, tepat dimana meridiannya berada, seakan menerima serangan tinju yang begitu kuat. Peristiwa aneh ini yang terus membuatnya gagal. Dan dari dalam mulutnya, dia harus memuntahkan seteguk darah merahnya. Pasalnya dia gagal membangkitkan darah garis keturunannya. “Uuughhh!” “Hahahaha! Lihat bukan? Dia memang sampah! Kurasa lebih ratusan kali dia datang kemari! Tapi hasilnya sama!” “Ya kau benar! Sampah tetaplah sampah!” Ditengah keramaian para pemuda yang membicarakaan Xiao Chen. Seuliet bayangan hitam, yang tengah memakai topeng muncul disamping Xiao Chen. Sontak semua pemuda berhenti membicarakan Xiao Chen. Hingga dia berpikir bahwa pamannya menjemputnya karena ingin menghiburnya. Namun jelas terlihat dari sorot mata pria paruh baya itu menunjukan kesedihan yang tidak bisa dijelaskan. “Paman apa kamu datang hanya untuk menghiburku?” Pria bertopeng itu menggelengkan kepalanya, dengan suara yang gemetar dia hanya bisa berkata, “I-ibu dan a-ayahmu telah terbunuh...” Deeeeeeg! Jantungnya seakan berhenti berdetak, tanpa sadar tubuhnya gemetar. Karena ingin memastikan kabar ini, Xiao Chen segera berlari kembali ke arah keistana utama kekaisaran Phoenix. Lima belas menit kemudian, tepat di istana utama Kekaisaran Phoenix. Puluhan petinggi Kekaisaran telah berkumpul, dan mereka menatap kehadiran Xiao Chen dengan tatapan kesedihan yang sama! Tanpa memperdulikan reaksi para petinggi, dia berlari lalu melihat seorang wanita cantik, dengan gaun putih tergeletak tak berdaya dihadapannya. “I-ibu... Ibu!” Xiao Chen menangis hebat, sekilas melihat jasad ibunya, namun dia juga mencari jasad tubuh ayahnya. “Di-dimana jasad ayahku? Dimana?!” teriak menggila Xiao Chen. Swuuuuuush! Pamannya muncul disamping Xiao Chen sembari memeluk tubuhnya dengan erat. Dengan suara yang parau dia berkata, “jasad ayahmu masih berada di Aula Langit... Para petinggi disana menghentikanku membawa jasad kedua orang tuamu. Jadi aku hanya berhasil membawa jasad ibumu saja. Chen'er maafkan paman...” “Aula langit... Sebenarnya tempat apa itu?” Suara Xiao Chen berubah seratus delapan puluh derajat menjadi dingin. Wajahnya berubah menjadi datar, keinginan balas dendam kini muncul di kedua sorot matanya. “Chen’er Aula Langit bukan sembarangan tempat... Disana tempatnya orang orang berkuasa berkumpul, jadi urungkan niatmu... Bahkan paman saja... Uhuuuk!” Xiao Yan memuntahkan seteguk darah merah dari dalam mulutnya. Meski keadaannya terlihat baik baik saja, nyatanya pamannya mengalami luka dalam yang sangat parah ketika membawa kabur jasad ibu Xiao Chen dari para tangan penguasa Aula Langit. Melihat hal ini, tentu Xiao Chen semakin panik hingga dia akhirnya tak sadarkan diri. Di sisi lain, kabar kematian Kaisar Phoenix dan ratu Phoenix juga telah menyebar begitu pesat diseluruh wilayah benua Langit. Beberapa pihak merasa senang, namun ada yang mengalami duka mendalam. Pasalnya. Kaisar Phoenix dikenal baik oleh semua orang. Satu jam kemudian, Xiao Chen telah tersadar, disisinya terdapat pamannya yang menyapanya dengan hangat. “Chen'er...” “Paman sebenarnya apa yang terjadi?” Xiao Yan ingin menjelaskan sesuatu yang telah terjadi di aula Langit. Namun kejutan terlihat dikedua bola matanya ketika merasakan ribuan aura spiritual mengepung wilayah Kekaisaran Phoenix. Bahkan serangan yang memicu ledakan menggema diseluruh Kekaisaran. Dhuaaar! “Chen'er sepertinya mereka datang untuk meminta sesuatu yang disimpan oleh orang tuamu? Apa kamu tahu artefak apa yang disimpan oleh orang tuamu?” “Artefak? Paman aku tidak mengerti...” “Chen'er coba kamu ingat akan barang pemberian kedua orang tuamu, mungkin jika kamu menyerahkannya maka mereka akan pergi?” Xiao Chen terdiam hingga dia menunjukan kalung pemberian ibunya. Melihat kalung itu sejenak, mata Xiao Yan menyipit dan menganalisis kalung tersebut. ‘Apa benar giok kalung ini adalah energi bintang...’ bergumam pada dirinya sendiri, Xiao Yan kembali berkata, “Chen'er tetap dikamar!” “Baik paman!” Swuuuuush! Xiao Yan lenyap dari pandangan ketika sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Namun hal ini juga membuat Xiao Chen merasa khawatir. Pasalnya setelah kedua orang tuanya tewas, hanya ada satu orang yang benar benar tulus padanya. “Tidak... Aku gak mungkin berdiam diri terus.” Tidak mengindahkan kata kata pamannya, Xiao Chen keluar dari kediamannya. Namun saat melihat ratusan pria melayang diatas langit, matanya melotot. Bukan karena melihat hantu, melainkan pamannya telah terkapar lemas setelah menerima serangan telak tepat dijantungnya. “Pa-paman...” “Chen'er pergilah... Paman tidak bisa melindungimu la...” ucapan Xiao Yan terhenti. “Di-dimana pasukan Phoenix? Dimana mereka semua? Kenapa pasukan Phoenix tidak datang membantu? Apa mereka buta!” teriaknya kesal, namun salah satu pria yang mendengar teriakan Xiao Chen tersenyum tipis ketika menyadari pemuda yang berteriak itu adalah anak tunggal pewaris tahta Kekaisaran Phoenix. “Bukankah kamu Xiao Chen? Pemuda cacat yang tidak bisa berkultivasi? Apa kamu merindukan paman, dan kedua orang tuamu?” “Ka-kamu?!” Xiao Chen mengeraskan rahangnya, namun seketika pria itu menghilang dari tempatnya berada, dan hanya sekedipan mata muncul dibelakang tubuhnya. “Jika kamu merindukan mereka, temuilah raja neraka!” teriak pria itu kemudian memberikan serangan telapak tangannya tepat di punggung Xiao Chen. Boooooom! Xiao Chen yang tidak memiliki basic bela diri hanya bisa membiarkan tubuhnya terlempar, lalu menabrak dinding bangunan besar dibelakangnya. "Kalian tunggu apa? Hancurkan Kekaisaran ini, dan cari jiwa bintang!" Swuuuuuuush! Boooooom! Boooooom! Bagaikan hujan petaka, ribuan serangan yang terbentuk dari energi Qi bergema, membumi hanguskan seluruh wilayah Kekaisaran Phoenix. Hal ini tentu membuat Xiao Chen merasa kesal, meski tulangnya serasa hancur setelah menerima serangan telapak tangan. Kini dia mulai bangkit, lalu mencoba menyerang pria bercadar yang ada didepan matanya. Namun lagi dan lagi, pria itu dengan mudah mematahkan tinjunya. Dan memberikan serangan telak tepat di dada kanan Xiao Chen. Boooooom! "Uuugh!" Xiao Chen muntah darah, dia tidak bisa berbuat apapun saat ini. Hingga kesadarannya perlahan memudar.Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments