Tujuh belas tahun memendam hinaan dari teman teman sepantarannya karena tidak bisa berkultivasi. Xiao Chen akhirnya bangkit setelah mengalami kejadian yang membuat segel formasi kuat didalam meridiannya hancur. Kejadian ini bermula pada kabar kematian kedua orang tuanya, dan penyerangan terhadap kekaisarannya hingga tidak bersisa. Namun keberkahan, atau musibah yang dia alami? Karena setelah hal itu terjadi, segel yang mengunci meridiannya hancur, artefak yang dicari di seluruh benua Langit ternyata juga berada didalam tubuhnya? Membuktikan bahwa dia bukanlah sampah melainkan monster yang tengah bangkit, dan membawa sebuah jalan takdir dendam. Xiao Chen akhirnya memulai perjalanannya! “Apa itu Aula Langit? Aku tidak perduli apa tempat itu, yang pasti. Dimasa depan nanti akan ku injak tempat itu dengan kekuatanku!” Xiao Chen bersumpah.
Lihat lebih banyak" Nan Shi apa maksudmu...," suaranya terdengar sangat berat, namun juga terdengar begitu dingin. "Meski kakak dan guru membutuhkan api Surgawi untuk membangkitkan Raja Iblis, tapi bisakah cari yang lain? A-aku..." dia menundukan kepalanya. "Mencari yang lain? Di daratan Tian Zhou, eksistensi api Surgawi begitu sulit ditemukan.. Melihatmu ingin melindunginya, apa kamu jatuh hati padanya?" "Ti-tidak kakak, sebelumnya dia melindungiku, bahkan tanpa ada dia kini aku pasti sudah mati?!" "Jika begitu... Aku akan menyisakan jasadnya secara utuh... Shi'er, jangan menghalangi ku!" Bwooooooong! Secara perlahan, transformasi iblis yang dilakukan Nan Xue meningkatkan energi kultivasinya. Meski tidak signifikan, namun sedikit peningkatan energi ini sudah melampui batasan yang dapat dihadapi oleh Xiao Chen. 'Inikah yang dikatakan ayahku soal keberadaan iblis? Menggunakan transformasi, energinya meningkat lebih kuat dari sebelumnya... Para iblis benar benar tidak bisa diremehkan sa
"Xiao Chen lama tidak berjumpa." "Kan dia mencarimu! Sial kenapa setelah keluar dari klan Rubah aku harus menemui orang pembawa masalah sepertimu!" gadis rubah memaki, namun dia masih menggunakan wujud rubahnya. Nan Xue pemimpin empat rekannya itu tersenyum tipis mendengar perkataan gadis rubah. Tentunya dia tidak hanya mengincar Xiao Chen saja. "Gadis rubah, permata suci didalam tubuh mu sangat berguna bagiku... Jadi apa aku harus melepaskanmu?" "Ka-kamu..." "Nan Xue tunggu apa lagi, mari kita bunuh dua ekor ikan besar ini?!" Nan Xue mengangguk, dia mengulurkan tangan keatas langit. Seketika formasi pengurung yang mencakup area satu kilometer bergetar hebat. Hanya hitungan detik, muncul puluhan pedang dari atas langit. Pedang pedang itu bergetar, lalu mulai bergerak mengarah ke tubuh Xiao Chen dan gadis rubah. "Ingin membunuhku? Memang kalian memiliki kemampuan itu?" "Gadis rubah, minggir?! Langkah Sembilan Pedang Phoenix?! Langkah keempat?!" Memutarkan pedang
Tiga hari kemudian, Xiao Chen yang tidak dapat menghubungi gurunya semakin panik. Hal ini sempat di sedari oleh pria paruh baya yang merawatnya selama beberapa hari.. "Kenapa? Apa ada masalah? Bukankah kamu sudah bisa menggerakan tubuh?" "Tidak ada masalah senior," ucap Xiao Chen ramah. Pria itu menganggukan kepalanya, "kamu sudah pulih dalam waktu secepat ini... Nak, jika kamu menaiki gunung ini berhati hatilah," "Memang kenapa senior?" "Kolam darah sepiritual sangat bermanfaat bagi kultivator yang bisa menemukannya. Namun bukan bearti lawanmu adalah mereka, jika tidak salah di gunung Abadi terdapat banyak hewan iblis tingkat empat yang menjaga kolam darah itu..." Terdiam, Xiao Chen mengangguk kemudian berterimakasih atas peringatan pria itu. "Senior sudah enam hari kita bersama, sebenarnya siapa nama senior?" "Zhou Qin..." "Senior Zhou Qin, Xiao Chen kembali berterimakasih..." "Hahaha! Baiklah, sekarang aku juga ada urusan... Berhati hatilah nak!" Pria itu t
"Apa kamu takut?" saat mencoba meningkatkan kecepatan terbangnya, Xiao Chen merasa usahanya sia sia. Bagaimanapun, daya hisap dari energi diluar penghalang mencoba terus menarik tubuhnya kedalam angin kekacauan. "Ti-tidak... Bahkan saat ini, aku tidak ada pilihan lain selain mengandalkan mu?!" gadis itu mencoba untuk tenang. Namun daya hisap semakin kuat, dan retakan yang ada di belakang tubuhnya terus meluas. Hal ini membuat daya serap menjadi lebih gila dari sebelumnya. 'Chen'er untuk apa terus mempertahankannya?! Jika kamu masih keras kepala, kalian berdua akan mati?!' 'Guru, jika boleh turunkan beban berat pada gelang bintang.. A-aku pasti dapat melewati rintangan ini...' Yao Yi mengangguk, dia tidak menurunkan beban berat gelang bintang. Melainkan dia menghapus beban beratnya, hingga Xiao Chen merasa tubuhnya sangat ringan bagaikan kipas. 'Terima kasih guru...' saat akan terbang ke ujung titik cahaya, tiba tiba Xiao Chen memelototkan kedua matanya. Nyatanya, meski
"Aku ingin menggunakan altar teleportasi untuk menuju ke gunung Abadi..." Xiao Chen tersenyum tipis, "kebetulan tujuan kita sama... Nona bagaimana jika aku ikut bersama rombongan mu? Jika di pahami, maka hutang mu kepadaku lunas lo?" Gadis itu terdiam, hingga tak berselang lama dia menganggukan kepalanya dan berkata, "baiklah kamu bisa ikut dengan kami... Setelah ini, kita berdua tidak memiliki hubungan sedikitpun mengerti?" Xiao Chen menganggukan kepala untuk tidak mempersalahkannya, hingga dia memanggil Xie Lang Yan. Dan kini mereka semua menuju ke kediaman wali kota secara bersamaan. Setelah tiba. "Li Na, keluarlah..." Seorang wanita dengan rambut panjang memutih keluar dari kediamannya. Melihat sosok yang dikenali dia segera berlutut, lalu berkata dengan hormat, "tuan putri..." "Bisakah kamu memberi tumpangan untuk menggunakan altar teleportasi milikmu?" "Li Na tentu tidak akan menolak, tapi sebelumnya altar teleportasi memiliki sedikit masalah. Membawa banyak orang sepert
Paginya setelah terbangun dari peristirahatan singkat untuk memulihkan tenaga fisiknya. Xiao Chen perlahan membuka mata. "Guru? Bisa bisanya kamu tertidur di samping ranjang ku?" berkata dalam hati, Xiao Chen yang tidak tega membangunkan guru dari tidurnya hanya diam memandangi wajah cantik itu dengan seksama. 'Xiao Chen, Xiao Chen dia itu gurumu kenapa kamu malah tertarik padanya?!' berkata terus dalam hati, hingga tiba tiba Yao Yi terbangun, sekilas dia terkejut karena dia telah tertidur disamping ranjang muridnya. "Chen'er..." "Guru tetaplah diam... Ku lihat..." Xiao Chen memelototkan matanya, dia hampir saja mengatakan hal yang tidak semestinya dia katakan. "Apa yang kamu katakan?" Yao Yi terbangun, dan kemudian menyentil kening Xiao Chen. "Hari sudah pagi... Sudah saatnya kamu melanjutkan perjalananmu!" kembali berkata dengan cepat. Xiao Chen mengangguk mengerti, setelah menyiapkan diri, dia segera menemui Xie Lang Yan diruangan yang berbeda. "Tuan muda... Mari kit
Dengan cepat, patriak klan She Yang keluar dari kediaman, lalu terbang dengan sayap Qi menuju kearah tempat pertempuran berada. Setelah tiba. "Patriak She Yang..." semua orang menyapa dengan hormat, wajah mereka terlihat ketakutan karena tidak dapat menjaga ketenangan, serta kedamaian klan. "Yaa, sebenarnya apa yang terjadi?" She Yang sesekali melihat pertempuran, lalu melihat prajurit yang ada di bawahnya. Mereka semua menggelengkan kepala, namun hanya berani menunjuk kearah tiga tetua yang tergeletak di atas meja yang penuh dengan guci arak. "Sial... Bisa bisanya mereka malah mabuk?!"Swuuuuuush! Plaaaaak! Plaaaaak! Plaaaaak! Menampar tiga tetua kepercayaannya, She Yang yang ingin mengetahui kejadian pertempuran saat ini membuat ketiganya terbangun. Ketiganya terlihat ling lung, namun saat melihat pemuda tergeletak bersama pria paruh baya, dan kearah pertempuran, She Lai membelalakan matanya. "Ba-bagaimana ada dua Xiao Chen?!""Xiao Chen? Klan Xiao? Bukankah Kekaisaran Phoe
She Lai menaikan salah satu alisnya, dia yang masih belum mengerti bahwa Xiao Chen ingin menangkap dalang pembunuh She An yang sebenarnya hanya terdiam. Hingga enam guci arak telah ada di atas meja. Saat para tetua klan She menuangkan arak pada gelas masing masing. Xiao Chen menatap kearah ruangan didalam kedai secara diam diam. 'Chen'er kamu memang pemuda yang sangat pintar... Bisa bisanya kamu berpikir pembunuh itu berada di dalam kedai arak ini?' Yao Yi yang sejak awal diam mulai memuji. 'Guru ini hanya hal sepele. Selagi kabar tentang pembunuh terungkap, dan aku tidak terkena masalah. Pasti sang pembunuh akan kembali menunjukan taringnya, dan karena ketidak puasannya, dia pasti akan bertindak lebih gila...' membalas pujian gurunya, Xiao Chen mulai menuangkan arak yang ada di salah satu guci diatas meja. "Mari kita bersulang?!" Xiao Chen mengangguk, dan saat mereka meneguk arak kedalam mulut. Secara diam diam, Xiao Chen membuangnya kearah samping. Dan apa yang dilaku
Gadis itu memutarkan tubuh untuk menghindari setiap serangan yang dimiliki oleh Xiao Chen. Namun yang membuatnya heran adalah kecepatan yang ditunjukan. 'Kakak memang benar... Bocah ini tidak bisa di remehkan sama sekali?!' berkata dalam hati, dia akhirnya mengeluarkan sebuah kipas dari dalam cincin ruangnya. Awal yang tertekan, kini membuat kondisi pertempuran berubah menjadi sangat sengit. Kipas ditangan wanita itu berputar putar, lalu bergerak memberi serangan balasan kearah Xiao Chen. 'Guru... Dia bukan pembunuhnya, tapi mengapa dia mengintai ku sedemikian jauh?' berkata didalam pikirannya, Roh Jiwa Bintang hanya diam tidak membalas. Hal ini tentu membuat Xiao Chen menurunkan tempo serangannya. Meski dia penasaran kenapa gadis pengguna kipas mengintainya, tapi dia tidak memiliki permusuhan sama sekali. Hingga gadis itu yang menyadari mulai mundur dari pertempuran. "Kenapa menurunkan tempo serangan mu? Apa kamu berniat mengasihani aku?" Xiao Chen tersenyum tipis, "aku t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.