"Loh Gina, Alexnya mana?" tanya Diana yang melihat Gina berdiri di depan pintu kamar putranya tersebut.
"Ini Nyah, saya panggil-panggil tapi tidak ada sahutan dari Mas Alexnya." Gina mundur memberikan tempat kepada Diana. Ia bersyukur karena masih sempat keluar dari kamar tersebut."Alex!" panggil Diana, hening tidak ada sahutan sama sekali. Diana memutar handle pintu, dan menemukan Alex sedang bersandar pada tempat tidurnya sembari fokus kepada gadgetnya.Ia menghela nafas, ketika melihat Alex yang hanya menoleh sesaat saja kepadanya."Tadi Gina manggil kamu, kamu gak dengar?" tanya Diana menyelidik.Alex bangkit dari duduknya dan menatap ke arah Gina, "Ada apa memangnya?" tanyanya."Saya pamit kembali ke dapur Nyah," pamit Gina, yang diiyakan Diana dengan anggukan."Ayo keluar, Angel dan orang tuanya sudah datang!" ajaknya kepada Alex yang hanya diam menatap kepergian Gina, yang sepertinya takut kepadanya. Alex pun bingung dan merutuki sikap bar-barny"Pacarnya Bos Alex cantik sekali, bule lagi!" ucap seseorang di area gudang yang didengar Gina sangat jelas."Eh lo tau gak, Bos kita itu juga keturunan bule?""Iya gue tau kok, bapaknya dia itu orang Jerman!""Wajar sih kalau dia cari pendamping yang sama, dan setara sama dia!" "Iya!" Pembicaraan para laki-laki itu kembali menggelitik relung hati Gina, ia kembali lagi tertampar oleh keadaan.Setengah jam berlalu, Rian masih sibuk mengangkat karung semen karena bahan bangunan itu baru datang satu truck penuh. Handphone yang ada di dalam tas kecil yang ia bawa berbunyi.Dari nomor tak dikenal, dengan rasa penasaran yang tinggi, Gina pun mengangkat telepon tersebut."Hallo...""Gina, ini saya Komariah." mendengar ibu Komariah yang menelponnya hati Gina jadi tak karuan."Iya ada apa bu?, apa terjadi sesuatu dengan Mama saya?" tanyanya khawatir."Mama kamu tidak apa-apa, tapi...""Tapi apa Bu?" potong Gina tak sabar."Dari tadi ada
Gina menatap hotel bintang 5 yang berdiri megah di hadapannya. Hari ini dia ada janji akan bertemu dengan Alex, Bosnya di tempat bekerja.Kemaren setelah menyelesaikan urusan Adam dengan dept colektor, Alex meminta agar dirinya segera mencicil hutang tersebut karena uang yang digelontorkan Alex tidaklah sedikit. Mau tidak mau Gina hanya bisa mengiyakan apa yang di pinta oleh Alex, karena bagaimanapun Alex sudah sangatlau berjasa dalam kehidupan ibunya. Berkat Alex lah Maria bisa dioperasi, dan berkat Alex juga lah urusan mengenai hutang-piutang Adam yang harus ditanggung oleh Gina dapat terselesaikan. Karena jika tidak, bisa-bisa dua orang itu bertindak nekat masuk dan mengambil barang-barang di rumahnya, lagi-lagi yang dikhawatirkan oleh Gina adalah kondisi ibunya yang masih dalam masa penyembuhan.Langkah kaki itu ia rasakan begitu berat melangkah ke arah sebuah kamar yang telah dipesan Alex untuk mereka. 'Kamar nomor 021,' batin Gina sembari mencari nomor kamar tersebut.
Dua minggu sudah berlalu... Meski sudah beberapa kali menghabiskan waktu berdua dan bertukar keringat, Gina tidak ingin melibatkan perasaannya. Ia mencoba bersikap seperti biasa saja kepada Alex, layaknya antara bawahan dan atasan saja, apalagi ketika di hadapan orang lain.Sebuah panggilan terdengar dari handpone yang berada di dalam tas Gina yang digantung di salah satu paku yang tertancap di dinding."Mama..." alis Gina mengernyit, karena tidak biasanya mamanya tersebut menelpon."Haloo... Iya Ma ada apa?" tanya Gina mengangkat telepon tersebut."Gina, Adam pulang!"Duaaar...!Bagai tersambar petir di siang bolong, Gina terkejut luar biasa, bahkan ia tidak bisa berkata-kata."Gina, kamu pulang dulu ya!" pinta Maria."Iya Ma," hanya dua kata itu yang bisa Gina ucapkan.Ia pun pamit kepada Bi Imah, dan perempuan tersebut menyuruhnya untuk minta ijin kepada majikan mereka. Gina mengangguk dan berjalan ke tempat dimana majikannya tersebut bera
Ckiiiiit... Suara decit ban dari mobil yang di rem mendadak membuat siapapun yang mendengarnya merasa ngilu, bahkan gesekan antara aspal dan ban yang terbuat dari bahan karet itu mengeluarkan asap putih serta bau hangus terbakar.Karena tidak konsentrasi pada jalan yang ada di depannya, hampir saja Alex menabrak pengguna jalan lainnya. Untung ia masih bisa menginjak rem sekuat tenaga, membanting setir sehingga mobil itu berbelok kearah kanan dan bisa menghindari kecelakaan.Tok... tok... tok...Seseorang mengetuk pintu mobilnya, Alex yang masih menenangkan diri membuka pintu."Apa Bapak baik-baik saja?" tanya seorang berseragam orange yang merupakan petugas yang menjaga kebersihan area tersebut."Saya tidak apa-apa Pak, cuma sedikit kaget!" ucap Alex."Minum dulu Mas!" ucap lelaki paruh baya itu lagi, ketika melihat orang yang keluar dari mobil seseorang yang lebih muda darinya, ia menyerahkan sebotol air mineral kepada Alex yang menerimanya."Terima
Keesokan harinya, dengan menggunakan motor bututnya yang ada di tempat temannya Adam pergi bersama dengan Gina ke rumah Alex.Alex yang menemui Gina bersama Adam kembali merasa marah dan cemburu karena melihat kedekatan mereka berdua. Tanpa banyak kata ia memperbolehkan Adam untuk kembali bekerja sebagai kuli di gudang bahan bangunannya. Sementara Gina pun tetap akan bekerja di rumah tersebut."Apa kau tidur dengannya tadi malam?" tanya Alex menyelidik sembari mencengkram erat lengan Gina, Gina diam, entah mengapa pertanyaan Alex seakan memojokkannya seolah-olah ia menjadi seorang penghianat di antara mereka berdua. Diamnya Gina menjadi jawaban akan kecurigaan Alex."Kau harus segera menceraikan suamimu itu!" ucap Alex protektif, Ia tidak rela jika Gina disentuh oleh orang lain ia ingin hanya dialah orang yang boleh menyentuh Gina"Aku akan memikirkannya Mas tapi tidak secepat ini Mas Adam berjanji akan berubah." Mendengar jawaban dari Gina Alex meraup wajahnya kasar
Seperti inikah rasanya merindu seseorang yang tak bisa kita miliki seutuhnya? Sebuah pertanyaan mengisi otak Alex yang sedari tadi termenung di atas sebuah gedung alpartemen milik temannya.Sudah beberapa hari ia berada di luar kota untuk melihat pembuatan batu bata apung, dan menguji seberapa kuat bahan tersebut yang merupakan komponen penting dalam proses pembangunan."Eh bro, lu ngapain di situ mau terjun bebas lu?" tanya Edi, temannya Alex."Cari angin!" jawab Alex beralasan."Jadi pulang esok?" tanya Edi lagi. Alex mengangguk."Gak kecepatan?, santai dulu lah di sini. Kita belum ke pantai loh!" ucap Edi lagi.Alex hanya tersenyum kecut, tidak ingin menanggapi ocehan temannya tersebut, karena temennya itu tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini yang rasanya ingin sekali bertemu dengan Gina.Di tempat lain seorang laki-laki sedang memadu kasih dengan wanita simpanannya tanpa memikirkan perasaan istrinya. Benar kata orang, selingkuh itu adalah se
"Mas, bagaimana jika suamiku melihat apa yang kamu lakukan?" tanya Gina setelah masuk ke dalam mobil."Tenang, dia tidak akan melihatnya!" jawab Alex santai sembari menyalakan mesin mobil, merekapun meninggalkan kawasan pemukiman tersebut."Mas kita mau kemana?" tanya Gina karena menyadari bahwa tujuan mereka saat ini bukanlah jalan menuju rumah Alex."Jalan-jalan!" jawab Alex datar."Tidak, aku tidak mau!""Hey, apa kau sadar disini bosnya siapa?" Alex menatap Gina, kemudian tersenyum menyeringai."Tapo bagaimana jika nanti...""Sssstttt... sudah, jangan bicara lagi nikmati saja perjalanan kita ini!"Gina pun diam, ia mengambil hp-nya yang ada di dalam tas yang ia bawa. Mencoba menghubungi Adam kembali, namun nomor itu masih saja tidak aktif seperti satu jam yang lalu."Bilang sama Bi Imah, kamu gak masuk kerja hari ini!" titah Alex."Kenapa aku harus menurutimu?" tanya Gina sanksi, ia menjadi kesal kepada Alex."Terserah saja jika kamu t
"Kamu sendirian Imah?" tanya Diana saat melihat Imah hanya sendirian di dapur."Iya Nyah, tadi Gina nelpon katanya ijin tidak masuk, dia lagi gak enak badan!""Ooh ya Sudah, gak apa-apa. Lagi pula Alex juga belum datang. Kamu gak usah masak banyak-banyak. Mas Anton juga di luar seharian ini!" ucap Diana kepada Imah."Iya Nyah." "Oh Iya, Mah. Gina sering cerita tentang suaminya gak sih sama kamu?" tanya Diana lagi."Jarang sih Nyah, kalau urusan rumah tangganya Gina tertutup.""Aku khawatir dengan perilaku Alex Bi, sepertinya dia tertarik sama Gina, padahalkan dia itu sudah bersuami!" curhat Diana lagi.Bi Imah terdiam, beberapa kali ia memang mendapati anak dari majikannya itu memandangi dan memperhatikan Gina, bahkan pernah sekali ia mendapati Alex menarik Gina masuk ke dalam kamarnya, dan ketika Gina keluar wanita itu nampak merapikan penampilannya."Bi, Bibi!" panggil Diana kepada Imah yang melamun."Ehh, iya ada apa Nyah?""Kamu ini ngela