DARI BENCI JADI PASUTRI

DARI BENCI JADI PASUTRI

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-04
Oleh:  brokolyingOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
10Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Casa hanya ingin hidup panjang, bahagia dan bergelimang harta, Tapi siapa sangka takdir datang dalam bentuk pernikahan dadakan dengan pria yang tidak sepenuhnya gadis itu pahami. Lebih muda, judgemental, dan gosipnya menyukai pria. Wintere Casa Bagaskara. 30 tahun, tidak pernah berharap banyak dari pernikahannya dengan Utara Darmawan, 25 tahun. Tidak ada cinta, tidak ada janji suci. Baginya yang seorang wanita dewasa itu, pernikahan ini hanya perihal kontrak semata. Hubungan yang bisa dinegosiasikan. Masalahnya, Casa punya satu kelemahan. Dia mudah jatuh cinta. Tidak butuh waktu lama bagi visual Utara membuat perasaannya kerepotan. Meski dia sadar betul, mencintai Utara berarti siap terluka diam-diam. Sebab di satu hari, ketika masa lalu suaminya kembali, akhirnya Casa sadar kalau Utara tidak akan pernah bisa mencintainya. Maukah Casa bertahan di pernikahan yang tidak pernah berpihak padanya itu, atau justru memberi kesempatan pada pria yang selama ini ternyata mengiginkannya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

SATU

“Kalaupun bisa memilih, saya juga nggak bakal mau menikah dengan perempuan yang tidak bisa menghargai dan menjaga harga dirinya sendiri.”

Mendengar kalimat yang terdengar barusan, mulut Casa reflek menganga, hampir menyentuh meja makan di hadapannya. Matanya melotot lurus menatap seorang pria yang masih menikmati irisan wagyu ribeye yang baru saja dia suapkan ke dalam bibirnya yang hampir dia lempari gelas itu.

“Untuk ukuran manusia yang nggak bisa jaga omongannya sendiri, kamu lumayan berani buat komentarin orang lain ya?” balas Casa penuh emosi.

“Loh memangnya ada yang salah dari kalimat saya tadi? Saya hanya ngomongin fakta kok,” sanggahnya tidak merasa terancam sedikitpun.

“Manusia jelek sok tahu!” crocos mulut Casa tanpa ampun. Dia tiba-tiba kehilangan selera makan. Padahal beberapa menit yang lalu, dia lapar selapar-laparnya. Di kepalanya sudah dipenuhi dengan visual Farfalle alla Rose yang hangat, gurih dan creamy.

“Memangnya kamu cantik, berani ngatain saya jelek?”

“BANGET. Cantik BANGET. Buta kamu?” jawab Casa sambil berdiri, mengibaskan rambutnya,  lalu meninggalkan meja itu dengan rasa percaya diri yang jauh melampaui tinggi Shaquille O’Neal. Pemain basket kebanggaan LA Lakers. Tahu kan?

“Eh mau kemana? Habisin dulu makanannya! CASA!”

Tidak ada jawaban. Gadis itu bergeming. Langkahnya kokoh tapi anggun meninggalkan Utara sendiri di meja yang berhias lilin juga sebatang bunga Lily itu, penuh kekesalan. Bagi wanita tiga puluh tahun tersebut, dandanannya malam ini tidak layak untuk mendengar kalimat kasar apapun dari pria yang mendadak dijodohkan dengannya secara sepihak dan mendadak itu.

Sebenaranya bukan tanpa alasan kenapa Utara ngomong seperti tadi. Kesalahpahaman yang terjadi beberapa bulan sebelum mereka menikah menjadi alasan mengapa Utara memandangnya dengan begitu buruk. Separah itu. Sekotor itu.

Apa Casa peduli? No. Casa tidak peduli. Tidak sedikitpun. Justru pandangan yang seperti itu bisa sangat membantunya untuk mengakhiri hubungan yang tidak ia inginkan ini secepat mungkin. Makanya dia tidak mau repot-repot meluruskan kesalahpahaman Utara. Utara bisa menilainya bagaimanapun, dan bisa menganggapnya apapun.

*

Semuanya berawal di satu pulau kecil di tengah Indonesia. Di malam yang dingin di zona tropis.

Utara sampai di club malam yang tergolong lumayan terkenal di kawasan Legian itu dengan setelan yang sesantai mungkin yang ia bisa, namun tetap kasual. Ketika mendapatkan undangan pernikahan salah satu sahabatnya yang ternyata diselenggarakan di pulau eksotis itu, Utara sempat menolak untuk hadir. Dia bahkan repot-repot membuat alasan kalau kakinya cedera, yang tentu saja tidak satupun sahabatnya percaya. Jadi, disitulah dia. Terjebak di after party nikahan Damian. Manusia yang berhasil memaksa seorang Utara meninggalkan pekerjaannya  sejenak. Temannya sejak berpuluh tahun lalu. Entahlah. Dua puluh? Ya, dua puluhan tahun lah.

“Senyum Bro. Tuh lihat banyak cewek cantik. Seksi. Lo mau yang mana? Biar gue kenalin,” bisik Damian di tengah kebisingan musik EDM. Suaranya mengarahkan mata Utara pada sekelompok cewek yang berpakaian ketat, minim dan terbuka di salah satu sisi ruangan.

“Lo tahu gue paling anti dikenal-kenalin gitu,”

“Bukan. Bukan kenalin yang seperti di kepala lo. Itu cewek-cewek yang emang sengaja gue sewa buat nemenin lo sama anak-anak selama di sini. Masa gue doang yang happy? Kalian juga harus gue bikin seneng lah,” bisik Damian sekali lagi.

“Kalau soal beginan lo lincah banget emang ya,” sindir Utara percuma.

“Yoi. Ikut gue sini,” ucap mempelai pria itu sambil menarik lengan Utara keras. Mereka berjalan membelah ruangan. Menuju salah satu meja yang sudah ramai dengan beberapa wanita juga kedua sahabat mereka yang lain. Yang sudah lebih dahulu bernakal ria dengan hadiah suguhan mempelai pria.

Utara berdiri tegak. Sesampainya di meja itu, matanya fokus melihat kelakuan kedua sahabatnya yang lain kini tengah dempet-dempetan dengan cewek-cewek yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Dia menggeleng sebelum akhirnya sibuk menepis tangan beberapa perempuan yang berusaha mendekatinya, sesuai perintah Damian.

“SAAAA!” teriak salah satu cewek yang sejak tadi sentuhannya kerap ditangkis oleh Utara. Berteriak melambai pada seseorang. “SINIIII!” lanjutnya sambil melambai.

Mau tidak mau, mata Utara juga mengikuti arah suara itu tertuju. Tidak susah. Karena ketika berbalik, wanita yang dipanggil ‘Saaaa’ itu sudah berdiri di sampingnya, sebelum maju dan bercipika-cipiki dengan wanita yang sejak tadi dia tolak mentah-mentah. Utara sempat melihat keduanya berbisik sebelum akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

Sesampainya di teras lobby, dia mengeluarkan vape dari dalam kantung celana Chinos gelapnya. Mengisapnya sekali, dua kali, sebelum menyemburkan asapnya ke udara.

“Eew! Tolong asepnya diperhatiin Mas! Tempat umum nih! Gimana sih!”

Utara yang kaget dengan suara itu, reflek langsung meminta maaf bahkan sebelum ia berbalik untuk menatap.

“Kamu?” ucap Utara sambil mengibas sisa asap yang takutnya masih mengganggu orang di sampingnya. Wanita yang beberapa menit lalu dia lihat di dalam. Mata Utara menyusuri cewek itu dari ujung kepala hingga kaki, sebelum kembali lagi ke kepala. Menatap matanya. Dia memakai fitted dress berwarna maroon, dengan rambut wavy yang dibiarkan terurai begitu saja. Makeupnya tidak semenor beberapa temannya tadi.

“Hm? Emangnya kita kenal?”

“Nggak. Saya nggak minat punya kenalan wanita sewaan,” tuding Utara pedis, tidak peduli. Sekali lagi dia hisap vapenya dalam-dalam, dan menghembuskan asapnya yang kali ini ke ruang kosong di atasnya berpijak.

“Hah? Sewaan?”

“Kenapa kamu ngikutin saya ke sini?”

“Ngikutin?”

“Dibayar berapa kamu sama Damian buat deketin saya?”

“Dibayar?”

“Stop ikutin saya, dan saya akan bayar kamu dua kali lipat dari yang Damian kasih. Kalau dia tanya, bilang saja kamu udah puasin saya,” kini Utara bahkan menawarkan penawaran yang menurutnya sangat menggiurkan untuk wanita di hadapannya itu.

“Puasin?”

“Ini kartu nama saya. Disitu ada kontak yang bisa kamu hubungi. Kirim nomor rekening kamu, dan saya akan transfer uangnya ke kamu langsung. Permisi,” tutup Utara berlalu. Kembali ke hotel. Meninggalkan wanita itu berdiri speechless nggak habis pikir.

Casa menatapnya tanpa berkedip. Kesal bukan main. Dia bahkan belum sempat memaki pria itu atas kata-kata tidak senonohnya barusan.

“Wah gila tu orang!” umpat Casa dengan suara tertahan. Nyaris seperti berbisik, tapi emosi jelas terdengar di pita suaranya. Dengan rahang mengatup, dia melanjutkan makiannya yang belum tuntas. Lirih. Berusaha agar tidak terdengar oleh telinga orang lain di sekelilingnya.

Setelah lega, dia meneguk habis soda di kaleng yang sedari tadi dia pegang nyaris teremas. Matanya masih menatap lurus ke arah pria aneh tadi berjalan dan hilang di balik tikungan depan sana.

“Cowok sinting!” tutupnya melempar kaleng kosong ke tong sampah yang tidak jauh darinya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status