Mafida Indayani adalah wanita berparas cantik, mandiri dan sholehah, hanya saja sejak kecil ia sering mendapatkan perlakuan kurang adil dari ibunya. Ibunya seakan pilih kasih antara dirinya dan adiknya. Ayahnya selama ini yang selalu membelanya telah meninggal saat ia berusia 18 tahun. Ia pun menikah dengan Imam, sosok laki-laki yang begitu baik. Walaupun ia dan suaminya tinggal jauh dari keluarganya tapi bayang-bayang tekanan Ibunya seakan sulit ia hindari. Rumah tangga yang awalnya harmonis berubah secara perlahan semenjak kehadiran adiknya. Akankah Mafida mampu menyelamatkan rumah tangganya dan bagaimana hubungan nya dengan Ibunya ?
View MoreDikediaman Fida.
"Fida titip adekmu Anna, tolong dijaga baik-baik ya disitu," ucap Ibu Vita kepada Mafida, diseberang telepon. "Iya Bu, ini Anna juga baru sampai disini Bu," jawab Fida dengan pasti. " Seng rukun ya sama adekmu, oh iya apa Imam sudah pulang kerja ?" Tanya ibu Vita. "Belum Bu kan, ini masih jam kerjanya Mas Imam Bu," ucap Fida sambil melihat jam ditembok yang ada cicaknya. "Yasudah kalau bagitu, titip salam untuk suamimu ya, " "Walaikumsalam iya Bu, nanti tak sampaikan mas Imam," sambungan telepon pun mati setelah ucapan salam. Lalu Mafida mengalihkan pandangannya kepada adeknya, yaitu Anna yang udah duduk disofa empuk miliknya. "Kalau udah hilang capeknya, bawa kopermu kedalam kamar ya dek, kamar nomer dua," titah Mafida kepada Anna. "Siap Kakak ku yg cantik," ucap Anna dengan wajah semringahnya. Mafida adalah sosok istri yang cantik, Sholehah dan lembut. Dia juga merupakan pemilik dari Rumah makan Saung Wong Deso yang terkenal itu, sebelum dia menikah dengan Imam, ia sudah memiliki dua cabang Rumah makan tersebut. Saat ini usia pernikahan mereka memasuki usia pernikahan yang kedua tahun. Tapi pernikahan mereka belumlah dikaruniai anak. Mereka menetap dikota Balikpapan, kota kelahiran Imam, sang suami. Sedangkan dirinya kelahiran dari kota Bojonegoro. Anna adalah adik kandung Mafida satu-satunya, sosok yang tak kalah cantik, sexy dan energik juga modis. Usianya masih terbilang muda sembilan belas tahun, selisih lima tahun dengan Mafida. Anna ingin kuliah disalah satu Universitas swasta Jaya Wijaya yang terkenal diBalikpapan itu. Karena menurutnya banyak alumni dari Universitas tersebut yang bisa sukses. Sebetulnya Anna ingin ngekos sendiri, tapi Ibunya tidak membolehkannya, Ibunya hanya mengijinkannya jika Anna tinggal dengan kakaknya, toh rumah kakaknya dekat dengan kampus tujuan Anna yang hanya berjarak lima ratus meter. Imam adalah sosok suami yang penyayang kepada keluarga dan pengertian. Dia bekerja di perusahaan PT. Ban Wicaksono, perusahaan yang memproduksi berbagai jenis BAN kendaraan. Imam bekerja sebagai Manager di perusahaan tersebut yang gajinya sekisaran lima belas juta. Tapi Imam dan Mafida adalah sosok sederhana, mereka tidak terlalu menampakkan kekayaan mereka. Mereka tinggal di perumahan yang terbilang sederhana. "Assalamualaikum," ucapan salam terdengar dari luar disertai pintu yang dibuka. "Walaikumsalam," jawab Mafida dan Anna berbarengan saat mereka santai diruang tamu. Mafida pun menghampiri Imam, meraih tangan Imam lalu mencium punggung tangannya. "Loh kapan sampainya Ann," tanya Imam yang melihat sosok adik iparnya itu. " Tadi siang mas," jawab Anna dengan senyum simpul. "Selamat datang dikota Balikpapan ya semoga betah, kalo mau jalan-jalan bisa minta tolong mbakmu atau mas juga bisa," katanya dengan senyum ramah. " Terimakasih mas," jawab Anna singkat. *** Pagi hari Saat mafida menyiapkan sarapan dimeja makan, dan Imam yang baru keluar dari kamar menuju meja makan. Anna dengan PDnya keluar kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk dibadannya. Paha putih mulusnya pun terpampang. Imam yang tidak sengaja melihat penampakan itu segera mengalihkan pandangan matanya, pura-pura sibuk dengan handphonenya. Sedangkan Mafida yang melihat kelakuan adiknya cepat-cepat meraih tangan Anna dan membawanya kekamar Anna. " Haduh dek kalo dari kamar mandi ya jangn pake handuk doang, apa kamu ga malu diliat Mas Imam. Jaga aurat mu dek," ujar Mafida panjang kali lebar. "Ck, iya ya kak. Tadi aku tuh lupa bawa baju ganti," gumam Anna. "Yasudah, selesai ganti baju lekas sarapan," titah Mafida lalu meninggalkan Anna didalam kamar. "Mbak, aku boleh nebeng Mas Imam gak mbak, berangkat ke kampusnya, soalnya aku belum hapal jalan," tanya Anna saat dimeja makan. "Kan ada motor satunya bisa kamu pakai, lagian juga deket sini aja Ann tinggal lurus, belok kanan lalu belok kiri sa," Mafida yang belum selesai ucapannya pun dipotong oleh Imam. "Ya sudah gak papa sayang, toh kalau pagi aja barengnya, toh searah juga," ucap Imam dengan santainya. Bukan Mafida tidak percaya suami dan adiknya, tapi alangkah lebih baik mencegahnya sebelum terjadi hal-hal yang tak semestinya. Sebenarnya pun Mafida ingin menolak Anna tinggal satu rumah dengannya, karena kebanyakan ipar adalah maut. Hanya saja ia tidak mampu menolak keinginan Ibunya. Anna yang mendengar ucapan Imam bersorak bahagia sekali. "Yey, terimakasih Mas," ucapnya dengan senang. Mafida hanya bisa menghela nafas berat. Beberapa saat kemudian. "Aku berangkat kerja dulu ya sayang," pamit Imam saat didepan pintu. " Iya mas hati-hati ya," ucap Mafida meraih tangan Imam lalu mencium punggung tangannya. Imam pun mencium kening istrinya dengan syahdu. "Dih mesra amat gak lihat-lihat, ada orang disini," gerutu Anna dengan bibir dimanyunkan lima centi. Mafida yang mendengar gumaman adiknya hanya bisa tersenyum. "Makanya nikah sana gih, biar ada yang perhatian," cerocos Fida. "Dih, ogah ah, aku masih pengen sendiri aja," jawab Anna dengan pasti. Tak lupa Anna juga ikut pamit untuk berangkat ke kampus, sebelum pergi ia mencium punggung tangan kakaknya dan mengucapkan salam. Saat beberapa meter dari rumah, Anna yang dibonceng Imam, tanpa rasa malu ataupun sungkan, Anna dengan PDnya melingkarkan tangannya ke pinggang Imam. Imam yang mendapat perlakuan seperti itu merasa kaget, jantung Imam seperti mau copot keluar dan jatuh. Tapi tidak bisa Imam pungkiri juga ada benda kenyal yang menempel dipunggungnya, itu yang membuat iya mati-matian menjaga pikirannya supaya tetap waras.Diruangan yang cahayanya temaram, suhu AC uang menyelimuti atmosfer ruangan. Laila melangkah dengan anggun menuju dimana suaminya saat ini berdiri, sedang menatap pemandangan diluar jendela kaca.Tangan Laila melingkar dipinggang suaminya, memeluknya dengan erat lalu membalikkan badan suaminya supaya mengahadapnya.Malam ini Laila dandan begitu cantik dan sexy, ia ingin malam ini menjadi malam indah untuknya dan suaminya.Tatapan mata Laila berkabut."Mas," bisik Laila ditelinga Erik. Lalu mulai mencium bibir Erik lebih dulu. Tapi sayangnya Erik tak ingin bermesraan dengan Laila. Ia seakan tidak berselera ataupun berhasrat untuk bercinta dengan istrinya.Dengan hati-hati Erik melepaskan tangan Laila yang melingkar di lehernya, lalu melepaskan pula tautan bibirnya dengan Laila."Aku harus pergi ada urusan mendesak," elak Erik, lalu mulai beranjak pergi dari hadapan Laila yang menahan malu dan juga hasrat yang telah bangkit. Tangannya mengepal kuat."Kamu mau pergi kemana mas," tanya La
Setelah sukses membuat laporan dikantor polisi, Mafida dan Hanan langsung menuju ke Mall untuk membeli Handphone terbaru.Gedung megah menjulang tinggi, kini terlihat dinetra mata mereka. Dengan langkah santai mereka mulai berjalan masuk kedalam Mall.Hanan selalu berjalan disisi Mafida dengan menaruh kedua tangan nya didalam kantong celananya. Ia takut khilaf menggenggam tangan Mafida."Enaknya beli merk apa ya Nan,""Kamu mau beli yang android atau yang berlogo apel bekas digigit," tanya Hanan balik."Kayak apa aja apel bekas digigit," Mafida terkekeh kecil. Saat dengan Hanan, ia merasa nyaman bisa menjadi dirinya sendiri bahkan ia merasa selalu dilindungi oleh Hanan. Tanpa sadar Mafida memandang wajah Hanan dengan rasa kagum.Seandainya waktu bisa diputar kembali, ia akan lebih memilih Hanan, tapi sayangnya waktu tidak bisa diputar. Toh dulu Hanan masih diLN. Dan gelar barunya saat ini yang baru ia sandang, pasti orang akan menilainya buruk. Dinegara ini gelar janda seakan buruk
Fida sedikit ragu akan rencana Hanan, ia takut jika ini terlalu kejam untuk mereka. Wajahnya kembali sendu, Hanan yang melihat perubahan ekspresi Mafida seakan ikut sedih dengan keadaan Fida saat ini. Tangan Hanan ingin menyentuh tangan Mafida yang ada diatas meja, tapi ia urungkan. Hanan takut, Mafida malah risih dengannya. "Maf, dengarkan aku baik-baik. Jika kamu tidak memberikan mereka pelajaran, aku khawatir nanti akan ada Mafida lain yang mengalaminya. Jika rumah tangga mu tidak bisa terselamatkan setidaknya rumah tangga orang lain bisa terselamatkan," kata Hanan dengan hati-hati dan sorot mata yang tak lepas dari Mafida."Maksudmu,""Aku menyelediki Anna dan saat ini ia sedang menjadi selingkuhan dosennya yang ternyata udah beristri," ujar Hanan dengan menghela nafas berat."Astaghfirullah kenapa Anna jadi seperti itu," Mafida begitu syok, tangannya spontan membekap mulutnya dan matanya yang membulat seketika."Kamu yakin Anna seperti itu Hanan,"Tanpa basa-basi Hanan mengelua
Dihotel Aston, setelah Anna usai mandi dan bersolek. Tak lama Erik datang dengan membawa satu buket bunga untuk Anna."Buket spesial untuk mu yang paling ku cinta," ujar Erik dengan menyerahkan buket mawar tersebut kepada Anna.Dan tentu saja dengan senang hati Anna menerima buket tersebut. Hatinya terenyuh mendapatkan perlakuan yang manis."Terimakasih mas," kata Anna dengan tersenyum lembut lalu meletakkan buket bunga mawar merah ke meja riasnya.Erik terpesona saat melihat penampilan Anna yang begitu cantik, lingerie yang ia belikan ternyata begitu pas ditubuh Anna.Lekuk tubuh indahnya begitu mempesona, siapa aja yang melihatnya saat ini pasti langsung honry.Erik meraih pinggang Anna menempelkannya ditubuhnya begitu erat.Detik berikutnya terjadilah pergumulan panas yang kesekian kalinya. Erik begitu terbuai dengan keindahan diluar, sedangkan Laila semakin mulai curiga dengan tingkah suaminya saat ini. Hanya saja ia belum bisa mendapatkan buktinya.*** Keesokan harinya."Mas in
"Tentu saja aku merindukan mu jalang kecil," ujar Imam dengan senyuman licik.Anna mengambil handuk yang ada didekat bath up nya lalu ia lilitkanke tubuhnya untuk menutupi tubuhnya yang sudah telanj@ng."Kita udah saling tahu tubuh masing-masing, buat apa kamu menutupinya," kata Imam yang semakin mendekatkan langkah nya ke bath up Anna."Pergi dari sini mas, urusan kita udah selesai," ujar Anna lalu ia keluar dari bath up nya dan hendak keluar dari kamar mandi. Sayang nya tangannya dicekal oleh Imam."Mau kemana jalang kecil,""Lepaskan aku mas," Anna berusaha melepaskan tangan nya dari cekalan Imam."Tidak akan sebelum kamu memuaskan ku," sentak Imam, lalu ia mulai mencium Anna dengan paksa dengan rakus. Handuk yang menutupi tubuh Anna, dengan satu tarikan kasar dari Imam handuk tersebut berhasil terlepas dari tubuh Anna.Mata Anna mendelik menyadari tubuhnya sekarang telah telanj@ng. Ia masih berusaha berontak tapi tenaganya tak sebanding dengan lawannya.Imam menyetubuhinya dengan
"Seperti nya teman-teman adikmu perempuan baik-baik kok," sahut Bu Anis yang hendak ke lantai dua. "Kita ga tahu Bu dalam nya hati seseorang. Jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan, bisa jadi kelihatan baik diluar tapi siapa tahu justru sebaliknya," ujar Rohmat dengan tenang. "Iya deh, oh iya tumben kamu pulang sore. biasanya habis magrib baru tiba dirumah," tanya Bu Anis. "Iya Bu, lagi pengen pulang lebih awal aja," jawab Rohmat. "Yasudah ibu mau mandi dulu, keringatan habis ngurusin tanaman," kata Bu Anis dengen berlalu dari hadapan Rohmat. Sepeninggal Bu Anis, Rohmat juga ikut naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Dari jendela kamarnya ia bisa melihat adiknya sedang asik bercanda dengan para sahabatnya. "Yang ku khawatir kan Anna membawa dampak buruk untuk adikku, sepertinya aku harus memisahkan adikku dari Anna, tapi aku bingung harus bagaimana caranya. Masak harus kukasih lihat video Anna yang lagi beradegan panas dengan laki-laki," gumam Rohmat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments