Share

Si Cakep dan Fan(s) Beratnya

"Bodoamat mau dikasih nilai Z, nggak ngaruh," ujar Morgan.

Terlanjur kesal, Morgan memilih kembali ke kost untuk melanjutkan rutinitas utamanya. Apalagi kalau bukan tidur.

Tapi biarpun begitu, angan-angan tidak lulus mata kuliah yang diampu oleh Prof. Robert terus menghantui pikirannya. Meskipun begitu, jiwa bar-barnya menjadi ciri khas seorang tukang ojek yang ternyata cucu konglomerat.

"Besok lagi kalau ada orang mau bunuh diri nggak usah disamperin aja deh. Bikin repot aja," gerutunya sambil memakai helm.

Tangan kanannya bersiap menekan stater motor.

"Morgan! Morgan! Tunggu..,"

Suara yang tak asing di telinganya itu berhasil mengurungkan niatnya untuk pulang.

"Regina," ucapnya begitu kedua matanya melihat seorang wanita berlari menghampirinya.

Ia memutuskan untuk melepas helm, dan turun dari motornya.

"Morgan! Kamu---" Regina berhenti tepat dihadapan Morgan. Itupun dengan keadaan nafasnya terengah-engah. Seperti habis marathon mengelilingi fakultas teknik.

"Atur nafas dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status