Share

14. Tanda merah di leher

Ya Allah apa yang sudah mereka lakukan semalam? Apa mungkin Mas Fikri ke kamar Kartika setelah aku beranjak pergi. Atau apa mungkin suara kecepak kecepok di kamar Kartika tadi malam bukan suara bayi Kartika. Lalu dari jalan mana Mas Fikri masuk ke kamar Kartika.

"Ra, kok malah ngelamun. Sudah selesai nih kuseka badanmu. Sekarang aku bantu kamu wudhu ya."

"Mas, kenapa lehernya kok merah begitu?" tanyaku pura-pura polos, Mas Fikri nampak gelagapan.

"O, ini, tadi malam duduk-duduk di gazebo, e di gigit serangga. Gatel ini rasanya, Ra. Entar deh aku ke apotik beli obat."

"Sama siapa malam-malam di gazebo, Mas?" tanyaku pengin tahu, kebohongan apa yang akan mereka utarakan.

"Sama Kartika." Jawabnya yang membuatku tersentak, ternyata dia menjawab jujur, aku pura-pura bersikap biasa saja.

"O ... sama Kartika."

"Tumben nggak marah. Biasanya kalau aku menyebut nama Kartika kamu langsung marah."

"Sudah biasa!" jawabku datar.

"Nah, gitu dong. Kamu harus membiasakan diri menerima Kartika karen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status