Share

43. POV Fikri 2

Sambil melihat kanan kiri, Ibu meraih tanganku "Fikri, kamu tidak cari Tiara?" tanya Ibu pelan seperti takut kedengeran Kartika yang sedang memandikan si bungsu.

"Tumben, Ibu peduli Tiara," jawabku heran.

"Bukan Tiara yang Ibu peduliin tapi cucu Ibu satu satunya yang ada diperutnya. Cari dia, Fikri. Bawa dia pulang. Tiara harus melahirkan di rumah ini. Kita ambil anaknya setelah itu kau boleh ceraikan dia." Perintah Ibu yang entah aku bisa menjalankannya atau tidak.

Yang jelas aku tidak pernah menginginkan bercerai dengan Tiara. Aku masih sangat mencintainya. Aku masih terus menghubungi Mbak Arum, berharap Tiara mengabari Mbak Arum tentang keberadaannya walaupun sampai saat ini belum ada Khabar.

"Dia belum mengabari Mbak, Fikri. Memangnya ada apa dengan kalian?" tanya Mbak Arum di telepon.

"Tidak ada apa-apa, Mbak Arum. Hanya sedikit salah paham."

"Tidak mungkin Tiara pergi dari rumah sampai 3 bulan kalau cuma sedikit salah paham. Cerita sama Mbak, ada apa?"

"Sudah ya, Mbak. Fikri ma
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status