Share

90. Malam pertama

Tiara memejamkan mata, cengkeramannya semakin kuat di leherku. Kami pun kesulitan bernapas dengan baik, karena harus saling berbagi udara satu sama lain dari bibir.

Gejolak di dada semakin tidak bisa kukendalikan. Tiara benar-benar membuatku mabuk kepayang. Pelan-pelan kuturunkan resleting gaunnya.

"Mas ..."

"Aku menginginkanmu, Ra."

"Masih siang, Mas. Tidak enak sama tamu di bawah. Nanti malam ya."

"Aku mau sekarang!"

.

.

.

Akhirnya yang tertahan selama ini tumpah juga. Dengan nafas yang masih terengah engah dan peluh yang bercucuran kurengkuh tubuh Tiara, menikmati sisa-sisa kenikmatan surga dunia yang baru saja kami rengguk di siang bolong ini.

"Ra, maaf ya tadi aku masih grothal grathul, cenunak cenunuk. Ini pertama untukku. Belum pengalaman."

"Bukannya yang pertama dengan Kartika, Mas?" Dia tampak tercengang menatapku.

"Masih ingat saja kamu, Ra. Kamu percaya ucapanku saat itu? Mana mungkin aku merelakan keperjakaanku untuk perempuan macam Kartika. Terlalu mahal, Ra."

"Jadi Mas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status